21

5.7K 382 30
                                    

Happy reading....

















     Sisi menangis histeris sambil memeluk biwa yang berbaring lemah. Beberapa kali sisi mengucapkan puji syukur karena biwa bisa melewati masa kritisnya beberapa menit yang lalu yang sempat membuat sisi down dan pasrah akan keadaan biwa. Namun tuhan berkehendak lain,tuhan masih memberikan biwa kesempatan untuk melihat dunia.

"Pasien harus istirahat sebentar untuk mengumpulkan seluruh kesadaranya,mohon untuk tidak mengganggunya untuk beberapa saat" ucap sang dokter.

"Ayo si,kita harus keluar dulu,biarkan biwa beristirahat agar dia cepat sembuh" ucap gracia.

"Tapi kak_"

"Ini demi kebaikan biwa,nanti kita lihat biwa lagi" ucap gracia membujuk sisi agar membiarkan biwa untuk beristirahat sejenak setelah melewati masa kritisnya yang membuat semua orang panik.

Akhirnya sisi pun mau keluar dari ruangan dan meninggalkan biwa,namun saat ia berdiri dan akan melangkah, tiba-tiba tanganya di genggam oleh biwa,sisi pun langsung menoleh ke arah biwa,ia melihat biwa menggelengkan kepalanya pelan.

"Kenapa biw?" Tanya sisi,biwa tidak menjawabnya melainkan ia semakin erat menggenggam tangan sisi.

"Dok,ini kenapa?" Tanya sisi menatap kearah dokter.

"Sepertinya pasien menginginkan anda untuk tetap disini" ucap sang dokter.

"Tapi biwa butuh istirahat kan dok" ucap sisi menatap kearah biwa.

"Demi kebaikan pasien,anda boleh tetap disini asal tidak menggangu istirahat pasien" ucap dokter.

"Kak ge"

"Yaudah kamu disini aja si,kakak tunggu diluar,sepertinya biwa merindukan kamu" ucap gracia yang mengerti dengan sisi.

"Makasih kak" ucap sisi dan di angguki oleh gracia,lalu gracia pun pergi keluar ruangan.

Sisi dengan perasaan bahagia sekaligus terharu melihat biwa yang kembali membuka matanya,tuhan benar-benar mengabulkan permintaannya. Perawat pun mulai melepaskan beberapa alat medis yang menempel ditubuh biwa dan hanya menyisakan infusan dan selang oksigen yang masih biwa butuhkan.

"Alhamdulillah semuanya sudah normal,mulai dari detak jantung,aliran darah dan juga denyut nadinya,sungguh keajaiban yang luar biasa" ucap sang dokter merasa senang.

"Kalau begitu kami permisi dulu,nanti suster akan datang kesini untuk memberitahukan jam makan dan minum obat pasien" ucap sang dokter.

"Baik dok,makasih" ucap sisi tersenyum

"Sama-sama,nanti kalau ada apa-apa bisa langsung panggil kami atau semua perawat dan dokter lain ya"di ucap dokter.

"Baik dok" dokter dan dua orang perawat pun keluar dari ruangan dan meninggalkan sisi berdua bersama biwa.

Sisi tersenyum menatap biwa yang biwa juga menatap kearahnya,sisi pun menggenggam tangan biwa lalu mengecupnya. Tangan biwa dengan lemah bergerak menghapus air mata sisi yang menetes,biwa menggelengkan kepalanya memberi isyarat untuk sisi agar ia tidak boleh menangis.

"Makasih biw,makasih karena kamu sudah mau bertahan,aku gak tau akan seperti apa kalo kamu ninggalin aku biw,aku hancur banget selama kamu koma biw" lirih sisi.

"M-maaf ud-udah b-bikin kam-kamu nangis" ucap biwa dengan suara pelan namun masih terdengar oleh sisi.

"Sttt,kamu jangan minta maaf biw,harusnya aku yang minta maaf sama kamu karena aku udah bikin kamu begini biw,maafin aku" lagi dan lagi biwa menggelengkan kepalanya,ia sangat tidak setuju dengan ucapan yang sisi lontarkan barusan.

My SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang