seorang prajurit tanpa bintang 4

245 20 0
                                    

Menjadi abdi untuk tahan air merupakan salah satu tugas mulia, menjaga keamanan, memecahkan rekor masalah, menembak orang, bahkan mempertaruhkan nyawa kita sendiri.

Betrand juga saat ini sedang ada di posisi itu, bedanya dia bukan seorang abdi negara yang melindungi segenap bangsa, tetapi dia seorang abdi bagi tuannya untuk memudahkan misi yang selama ini dia rencanakan.

Dulu. Betrand pernah bercita-cita menjadi seorang polisi, melayani orang-orang yang membutuhkan perlindungannya, tapi mimpinya harus dia kubur dalam-dalam karena beberapa hal.

Menjadi tangan kanan kepercayaan Deven tidak pernah betrand sangka, karena sejak dulu dia tidak pernah berpikir untuk menjadi orang sejahat ini, menangkap orang tidak bersalah, membiarkannya menderita, bahkan sekarang dia ikut terlibat dalam pembunuhan berencana.

Mata betrand tertutup rapat mendengar tangisan Anneth, dalam hati kecilnya dia merasa bersalah, jahat sudah membuat seorang anak menanggung semua perbuatan keji orang tuanya.

"Aku mohon Dev."

"Tenangkan diri kamu....jangan."

Tangan betrand terangkat bergetar untuk mengetuk pintu, sebisa mungkin dia mengetuk pintu dengan sangat keras.

Tok....tok...

Tok....tok....

Tidak lama kemudian suara derap langkah dari dalam terdengar, jeritan tangisan Anneth juga mulai berhenti.

Kret

"Ada apa?" Tanya Deven menatap tajam betrand.

"Tuan."

Betrand melihat kedalam, dia menghela nafas lega tanpa terlihat, dalam hatinya dia mengucap syukur.

"Saya ingin menunjukkan sesuatu kepada anda."

"Kita bicara di ruangan ku." Betrand mengangguk.

Lagi-lagi betrand melihat Anneth di tinggal dalam kondisini menangis, dia mengangguk pada Anneth pamit sebelum pergi.

**

Terlihat wajah puas dalam diri Deven saat betrand menunjukkan sesuatu padanya, dilihat saat dia meluncurkan satu kata setelah melihat hasil kerja betrand.

"Bagus."

Deven melebarkan senyumnya, bukan senyum indah yang betrand lihat melainkan senyum maut yang dia tunjukkan mampu mematikan para musuhnya, tetapi tidak untuk betrand.

"Aku tidak sabar ingin bertemu dengan si bajingan itu." Ucap Deven.

"Dan aku ingin melihat wajah takut dari putrinya itu saat aku arahkan pistol ku." Lanjut Deven sambil mempraktekkan.

"Kemudian dar!"

"Dia akan bergetar ketakutan, melihat orang tuanya di bunuh." Lanjut Deven sudah gila akan dendam yang dia rencanakan sejak dulu.

"Dan kau Alf." Deven mendekat.

"Akan ku berikan separuh hartaku untukmu." Lanjut Deven sambil menepuk pundak betrand.

"Kau sangat pintar, persis seperti kakak mu dulu." Betrand tidak menjawab dia hanya memalingkan wajahnya kearah lain.

"Sayangnya, kakakmu malah memilih dia, membiarkanku menderita sendirian." Ucap Deven sambil berbalik membelakangi betrand.

Betrand melihat kearah Deven, dia melihat telinga Deven yang putih memerah, dia juga melihat kepalan kedua tangannya.

Itu artinya Deven sangat terpuruk, terpuruk dengan kisah tragis cintanya bersama Chaterine kakaknya.

My Love Nona An (Bodyguard Triplek)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang