mengunjungi makamnya 21

261 43 5
                                    

Pertama kalinya Anneth merasakan kehidupan asri di pedesaan bukan di Indonesia, di Belanda tempat tinggal orang tua betrand, rasanya begitu sangat menyenangkan.

Seperti hidup di negri dongeng, melihat kincir angin, melihat sapi perah, melihat Padang rumput, dan masih banyak lagi, benar-benar suasana terasa seperti di negri dongeng.

Anneth melihat kereta kencana menghampirinya, dia melihat kereta kencana itu berhenti tepat di hadapannya.

Kret

Pintu kereta kencana terbuka menampakkan pria gagah dengan balutan baju khas Belanda.

"Sudah siap?" Anneth sempat terpaku.

"Kenapa kamu menatap ku seperti itu?" Tanya betrand turun dari kreta kencana.

"Ti..tidak! Aku hanya terpesona pada kereta kencananya." Elak Anneth menunjuk kereta kencana.

Betrand mengulurkan tangannya pada Anneth, memberiknya pegangan agar Anneth naik kedalam kereta kencana dengan mudah.

"Begini bukan?" Tanya betrand karena Anneth menatapnya.

Anneth tersenyum melihat betrand sekarang jauh lebih peka, sampai dia menarik alisnya keatas.

"Senyum dong."

"Sudah ayo naik."

"Senyum Alf. Harus ikhlas." Betrand menghela nafas menarik sudut bibirnya irit.

"Pelit banget, nanti kuburan kamu sempit, ayo senyum yang lebar." Kata Anneth lagi.

"Kaya gini nih, hii...." Ucap Anneth menunjukkan senyumnya di akhir.

"Itu nanya nyengir kuda, bukan senyum." Kata betrand datar.

"Kalau gini?" Brtrand diam terpaku.

Apa Anneth sedang menguji jantungnya saat ini, tidakkah dia menyadari setiap dia tersenyum tulus membuat jantungnya meronta-ronta.

"Ayo senyum."

"Tidak, nanti kamu terpesona."

"Yasudah aku gak mau naik." Kata Anneth melipat kedua tangannya di dada.

"Ayo."

"Baiklah tuan putri, seperti ini?" Ucap betrand mengalah.

Akhirnya betrand tersenyum, meskipun masih terpaksa tapi Anneth cukup senang karena dia ingin melihat betrand tersenyum.

"Bagus bagus ada kemajuan, nanti kita latihan lagi." Ucap Anneth mencubit pipi betrand pelan.

Betrand diam terpaku baru saja Anneth menyentuh pipinya, perlahan tangannya menyentuh pipi yang di cubit pelan oleh Anneth.

"Ayo Alf, kenapa masih berdiri disana?" Ucap Anneth mengejutkan brtrand.

Betrand langsung mengerjap mengalihkan perhatiannya, buru-buru dia naik sebelum Anneth menyadari apa yang dia rasakan.

**

Kereta kencana yang mereka kendarai membawa mereka menelusuri jalanan pedesaan di Belanda, Anneth melihat tanaman gandum yang di tanam dia juga melihat ada sapi yang di ternak disana, ada juga kincir angin besar sebagai pembangkit listrik, sepanjang jalan dia menikmatinya.

"Ini mah pulang kampung rasa liburan." Gumam Anneth menikmati pemandangannya.

"Suka?" Tanya betrand.

Anneth menoleh kearah betrand dia mengangguk, nampak dari wajahnya memang benar dia sangat menyukainya.

"Kenapa kamu milih tinggal di Jakarta? Padahal Belanda enak tahu." Tanya Anneth pada betrand.

"Dua hal yang membuatku bertahan disana, pertama karena harus menyelidiki kematian Chaterine dan kedua karena mencintai orang lain selain keluarga ku."

My Love Nona An (Bodyguard Triplek)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang