.
° ° °
Hari ini Eiser telah resmi bergabung dengan tim Erden. Dia melangkah menuju ruang bawah tanah, tempat dimana mereka akan menyusun strategi dari misi yang akan dilakukan. Langkahnya tegap, tatapnya tajam dan serius.
"KAPTEN EISER!"
Seketika ia menghentikan langkahnya. Dia menoleh menatap seseorang yang memanggil namanya.
Bilal berlari-lari kecil mendekatinya. "Ini petanya Kapten," ucapnya seraya menyodorkan segulung kertas kepada Eiser.
Eiser tidak langsung menerimanya. Sejenak ia berdiri di tempat menatap Bilal, dalam. Pria ini mengingatkannya pada seseorang. Ingatannya tiba-tiba berputar ke masa dua tahun lalu saat Riftan memberikan peta untuk misi penyelamatan Pak Aidan.
Cara Bilal memanggil dan memberikan peta pada Eiser sama persis dengan yang dilakukan oleh Riftan waktu itu.
"Kapten, kau baik-baik saja," ujar Bilal membuyarkan lamunan Eiser.
"Mm," gumam Eiser seraya menerima peta. "Bilal, kenapa kau disini? Bukankah kau ada di pihak Helena?"
"Kapten, apa kau pikir aku akan memihak orang yang sudah membunuh rekanku sendiri?" jawab Bilal. "Kau mungkin berpikir aku mengkhianatimu. Tapi asal kau tahu, selama ini aku berusaha mencari cara untuk menghentikan semua ini. Namun ternyata tidak mudah. Tapi setelah Pak Erden membentuk tim ini, aku seperti punya kesempatan."
"Bagaimana dengan Zaki dan Jeff?"
"Zaki ada di pihak kita. Namun ia harus tetap pura-pura berada di pihak Helena untuk menjadi mata-mata demi kelancaran misi ini," jawab Bilal, mengambil jeda sedikit. "Sedangkan Jeff...." Bilal menggeleng pelan, mengisyaratkan bahwa orang yang diceritakannya tidak berpihak pada mereka.
Suara langkah sepatu menghentikan percakapan kedua orang itu. Erden datang bersama Elina.
"Kalian sedang apa?" tanya Erden.
"Kami sudah menyelesaikan petanya," jawab Bilal.
"Bagus. Ayo kita mulai. Adam dan yang lainya sudah menunggu," ucap Erden lalu melangkah menuju ruang bawah tanah diikuti oleh Eiser, Elina dan Bilal.
Kediaman rahasia itu jauh dari hiruk-pikuk pusat kota hingga tersembunyi dari mata-mata yang bisa melaporkan setiap gerak-gerik mereka.
Di ruangan remang-remang yang tersembunyi di bawah tanah itu, Eiser duduk menghadap meja kayu tua, dengan peta kota terbuka lebar di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EISER
AkčníEiser adalah seorang tentara dari pasukan khusus. Namun karena insiden yang menimpanya, ia meninggalkan pekerjaannya dan memilih menjalani kehidupan yang biasa-biasa. Suatu hari Eiser bertemu dengan Elina, sang pewaris yang berusaha kabur dari orang...