4

715 135 36
                                    

"Aku haus, ingin minum." Sehun mengusap peluh yang mengalir dikening nya dengan sapu tangan putih miliknya.

"Satu truk kontainer membawa air mineral mahal disana, dan kau tidak membawa satupun untuk disini?"

"Kau tidak lihat aku hanya membawa ini?" Sehun mengangkat tas kecilnya. Tas kecil itu hanya berisi ponsel, charger, dan juga sunblock miliknya. Tas besar tempat minuman dan pakaian ganti milik mereka ditinggalkan dalam mobil.

Perkataan Chanyeol tentang satu truk kontainer air mineral tidaklah bohong. Beberapa jam setelah mereka sampai, truk kontainer yang berasal dari pusat kota itu juga tiba hotel. Yang Chanyeol dengar, truk yang seluruhnya berisi air mineral Evian itu adalah untuk minuman Sehun selama disini.

Saat ini mereka terpisah jauh dari yang lain, Sehun memutuskan untuk pergi ke daerah ujung pengungsian, tepatnya di pintu masuk daerah pengungsian untuk melihat langsung rumah-rumah yang hancur dan terkena dampak perang disana. Walau Chanyeol sudah melarangnya, pria itu tetap bersikeras.

"Ini." Chanyeol menyodorkan botol minuman miliknya ke arah Sehun, dia tidak sanggup lagi jika harus melihat Sehun mengoceh jika tidak mendapatkan keinginannya. Di ujung daerah pengungsian ini tidak ada banyak orang. Hanya ada mereka berdua dan beberapa penjaga yang menjaga di posko-posko pintu masuk.

"Ah.. leganya. Apa kau sudah meminumnya tadi? Kita telah berciuman secara tidak langsung apa kau tau?" Sehun tersenyum menggoda sambil menaik-turunkan aliasnya.

"Berhentilah bertingkah aneh." Chanyeol menarik dengan sedikit kasar botol air minumnya, kemudian membuang seluruh sisa air yang ada didalamnya dan membuat Sehun terkejut.

"Kalau begitu kau juga berhentilah bertingkah berlebihan. Sejak tadi kau sepertinya kesal sekali padaku, kau punya masalah?"

"Ya. Kau adalah masalahku. Sekarang ayo kita pergi, sebentar lagi gelap."

"Aku lelah." Sehun memanyunkan bibirnya dan kemudian duduk jongkok, membuat Chanyeol semakin kesal.

"Aku akan meninggalkanmu sendiri kalau tetap seperti ini, Oh Sehun."

"Yasudah tinggalkan saja aku. Lalaikan saja tugas yang diberikan padamu. Sana pergi sana... husshh.. husshh..."

"Sebenarnya apa yang kau inginkan? Hari sudah hampir malam, berhentilah bertingkah kekanakan." Chanyeol telah berusaha sebaik mungkin untuk tidak membentak pria manja bermarga Oh ini.

"Aku lelah. Kalau mau kembali kau menggendong ku. Kalau kau tidak mau tunggu saja aku disini sampai selesai beristirahat."

Chanyeol menghela nafas, menjaga Sehun jauh lebih sulit daripada menjadi seorang pejuang garis depan. Dengan setengah hati Chanyeol memindahkan tas punggungnya ke untuk digendong ke depan, lalu kemudian dia berjongkok didepan Sehun, "naiklah. Cepat."

Sehun tersenyum. Dia segera melompat kepundak Chanyeol, melingkarkan tangan nya dileher Chanyeol dan mendaratkan ciuman kilat dipipi Chanyeol, "Terimakasih! Ternyata kau bisa baik juga."

"Kubilang berhenti bertingkah aneh." Chanyeol mendengus, tangannya ingin menggosok bekas ciuman Sehun namun tidak bisa karena kedua tangannya kini sibuk menahan paha Sehun yang ada dalam gendongan pundaknya.

" Chanyeol mendengus, tangannya ingin menggosok bekas ciuman Sehun namun tidak bisa karena kedua tangannya kini sibuk menahan paha Sehun yang ada dalam gendongan pundaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐓𝐡𝐫𝐢𝐥𝐥 𝐑𝐢𝐝𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang