“Wajahmu jelek sekali. Apa terjadi sesuatu?” tanya Seulgi kepada Sehun saat memasuki ruang makan. Seulgi lupa kapan terakhir kali melihat Sehun dengan ekspresi murungnya, seingatnya pria manis itu selalu saja tersenyum dan menampilkan wajahnya yang cerah dan ceria.
Yang lain ikut memperhatikan Sehun ketika mendengar pertanyaan Seulgi. Benar saja Sehun terlihat berbeda mala mini. Dia hanya mengangkat bahunya dan mengatakan ‘tidak apa’ pada Seulgi. Hal itu membuat yang lain menjadi khawatir, terutama Jaehyun.
“Sehun apa kau sakit? Apa semuanya baik-baik saja? Apa ada yang salah?” rentetan pertanyaan keluar dari mulut Jaehyun.
“Baiklah. Kurasa aku merasa sedikit tidak sehat, mungkin karena terlalu lama berada di rooftop. Aku tidak lapar, aku akankembali ke kamarku.” Sehun segera beranjak pergi, membuat yang lain semakin khawatir, dia bahkan menolak Lisa untuk menemani atau sekedar mengantarnya. Satu-satunya yang bisa mereka lakukan sekarang hanyalah menunggu Sehun agar pria itu merasa lebih baik.
Semua ini karena Chanyeol. Saat dia menolak ciumannya, hal itu memberikan efek yang sangat besar kepada Sehun. Rasanya campur aduk, marah, sedih, kecewa, dan merasa terhina menjadi satu. Padahal Sehun sudah merasa senang karena Chanyeol menunjukkan perasaan tidak sukanya akan kedekatan Sehun dengan Jaehyun. Sehun pikir Chanyeol menyukai nya, tapi ciuman tadi berkata lain. Chanyeol menolaknya, sudah jelas bahwa pria itu tidak menyukainya. Chanyeol menghinanya, dia menghina perasaan Sehun.
‘Sialan. Dasar pria brengsek. Lihat saja nanti aku akan menjauhimu.’ umpat Sehun dalam hatinya.
Setelah menghabiskan waktu setengah jam berbicara dengan ibu-nya, Chanyeol segera kembali ke bawah. Waktunya jam makan malan dan dia menuju salah satu ruangan khusus yang disediakan untuk mereka semua makan. Ibu-nya merindukannya lebih dari yang bisa dia bayangkan, wanita itu menghabiskan hampir 90% waktu mereka hanya untuk menangis dan mengatakan betapa dia merindukan Chanyeol. Hal itu menarik rasa bersalah Chanyeol, dia tidak bisa mengucapkan apapun selain kata maaf. Tapi dirinya masih bersikar tidak ingin pulang, dia hanya sudah merasa lebih nyaman dengan kehidupannya disini. Mungkin satu-satunya hak yang berubah bahwa mulai sekarang dia akan lebih sering menghubungi ibunya.
“Dimana Sehun?” Chanyeol bertanya ketika tidak melihat pria manis itu di meja makan. Semua ada disana kecuali Sehun.
“Sehun ada dikamarnya, dia merasa tidak sehat.” jawab Baekhyun sambil mengunyah ayam gorengnya.
Chanyeol terdiam. Sehun baik-baik saja tadi, apa semua ini karenanya?
“Aku akan memeriksanya.”
“Prajurit Park” Jaehyun memanggil, membuat Chanyeol menghentikan langkahnya. “Sehun tidak akan menerima siapapun jika dalam kondisi seperti ini, mood nya juga buruk. Kalau dia tidak menginginkan mu sebaiknya jangan memaksa.”
“Baiklah.” Dan Chanyeol berlalu, dengan rasa tidak nyaman dihatinya karena petuah yang diberikan Jaehyun.
Ini sudah sepuluh menit sejak Chanyeol berdiri didepan pintu kamar Sehun. Dia sudah memencet bell beberapa kali dan juga mengetuk pintu, tapi tidak ada tanggapapan dari dalam. Chanyeol menyerah, tapi pada saat dirinya kan pergi, pintu terbuka. Sehun berdiri dengan bathrobe merah muda, tetesan iar masih jatuh dari rambut hitam lembutnya.
“Apa?” Sehun bertanya dengan nada sinisnya.
“Kau melewatkan makan malam. Apa kau baik-baik saja?”
Sehun mendengus, “Apa tidak ada yang memberitahu mu bahwa aku merasa tidak sehat?" dan tanpa menunggu jawaban Chanyeol, Sehun membanting pintu tepat di depan wajah pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐡𝐫𝐢𝐥𝐥 𝐑𝐢𝐝𝐞
Fanfiction𝘐 𝘮𝘪𝘴𝘴 𝘸𝘩𝘦𝘯 𝘺𝘰𝘶 𝘱𝘶𝘵 𝘺𝘰𝘶𝘳 𝘢𝘳𝘮𝘴 𝘢𝘳𝘰𝘶𝘯𝘥 𝘮𝘦, 𝘢𝘯𝘥 𝘸𝘩𝘪𝘴𝘱𝘦𝘳 "𝘐'𝘮 𝘩𝘰𝘮𝘦"