6

760 129 46
                                    


"Kau tidak pergi ke tempat pengungsian?" Sehun bertanya ketika melihat Lisa masuk ke kamarnya. Gadis itu mengangguk singkat, kemudian mengambil alih handuk yang dipegang Sehun, membantu pria manis itu dengan kegiatannya.

"Chanyeol mana?"

"Dia pergi bersama yang lain. Dia bilang punya urusan mendadak. Jhonny dan Kiyoung yang mengawasi kita." Lisa menjelaskan, fokusnya masih di kaki Sehun yang kemerahan. "Kurasa dia sama sekali tidak mengenalmu, sepertinya dia tidak tau apa-apa tentang perjodohan itu." sambung nya.

"Ayahku bilang dia tentang perjodohan itu. Dia kesini karena menolak perjodohan itu, sepertinya dia tidak sempat melihat siapa yang dijodohkan dengannya." Sehun mendengus, kemudian melanjutkan, "kalau dia melihat ku terlebih dulu pasti dia tidak akan menolak."

"Kau percaya diri sekali, huh. Berbalik." Lisa mengambil handuk yang lain dan merendam nya dalam air sebentar sebelum mulai menggosokkan nya ke punggung Sehun.

"Itu adalah kenyataan, bukan karena aku terlalu percaya diri. Dia membantuku kemarin, dan ereksi nya terlihat jelas. Aku tau dia tergiur dengan tubuhku."

Lisa terdiam sesaat, kemudian tertawa kecil. "Benarkah? Kau memang luar biasa. Tidak kusangka akan secepat itu. Kau hanya perlu menghabiskan sisa waktumu selama disini bersamanya, secepatnya dia akan bertekuk lutut padamu."

"Ya.. kuharap begitu. Aku tidak pernah melakukan apapun untuk keluargaku. Perjodohan ini bisa jadi satu-satunya caraku untuk menyenangkan mereka."







~





Sekarang adalah jam makan siang. Jaehyun dan juga yang lainnya bergabung bersama para pengungsi untuk makan, sementara Chanyeol dan Kyungsoo duduk disalah satu pos yang tersedia.

"Kau menghindari Sehun?" pertanyaan itu keluar dari mulut Kyungsoo. Pria yang lebih pendek dari Chanyeol itu menyadari bahwa pria tinggi dihadapannya bertingkah aneh. Urusan mendadak? Urusan mendadak apa yang bisa terjadi disaat fokus utama mereka adalah disini. Tidak akan urusan atau panggilan mendadak selama masa gencatan senjata dan tidak ada penyerangan.

"Aku tidak menghindarinya. Dia bertingkah aneh, aku perlu istirahat darinya." ujar Chanyeol pelan, pria itu menghela nafasnya berusaha menghilangkan Sehun dari dalam pikirannya.

"Aku tidak bisa dibohongi, kau tau."

Chanyeol mendengus, "aku tidak berbohong" matanya memandang para reporter yang keluar dari tenda terpal besar tempat mereka makan, "aku perlu istirahat darinya. Aku harus mengembalikan akal sehatku."

"Wahh cantik sekali. Thank you!" Seulgi tersenyum manis, ketika keluar dari tenda mereka disambut segerombolan anak kecil. Anak-anak tersebut memegang seikat bunga yang diberikan masing-masing kepada mereka.

Kyungsoo dan Chanyeol segera menghampiri mereka. Kedua prajurit itu juga menerima seikat bunga dari gerombolan anak kecil itu. Seorang gadis kecil menghampiri Chanyeol, memberikan seikat bunga lagi pada Chanyeol dan berbisik malu-malu bahwa bunga tersebut adalah untuk Sehun.

"Ini untuk Sehun." Chanyeol menyerahkan bunga tersebut kepada Seulgi, disambut dengan terimakasih oleh gadis itu kepada anak kecil dihadapan Chanyeol.

"Warnanya cantik." Seulgi berkomentar melihat bunga berwarna ungu yang dipegang-nya.

"Jika warna orange pasti lebih sempurna, Sehun suka warna orange." Jaehyun menambah kan, merain bunga yang berada di tangan Seulgi.

Bukan rahasia umum lagi bahwa pria manis dengan mata bulan sabitnya itu adalah penyuka warna orange. Warna buah jeruk yang telah matang dan warna yang muncul saat matahari terbenam. Walau tidak pernah mengatakan secara gamblang, hal tersebut bisa dilihat dari pernak pernik yang dibelinya, pakaian, dan juga emoticon yang selalu digunakan. Hampir semuanya didominasi oleh warna orange.

𝐓𝐡𝐫𝐢𝐥𝐥 𝐑𝐢𝐝𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang