010

128K 4.1K 154
                                    

First thing first, aku mau bilang kalian semua keren, WE GOT 100K VIEWS 😍🔥

***

"OH!" Teriak Anya tertahan, terkejut lantaran ketika ia membuka pintu kamar mandi, Sean sudah berdiri didepannya.

"Ngagetin ah kamu," ujarnya seraya mengerucutkan bibir dan berjalan melewati tubuh tegap kekasihnya menuju meja rias.

"Hai." bahkan Sean tidak perlu bersusah-payah untuk merespon perkataannya barusan, laki-laki itu hanya menyapanya. Ia mengikuti Anya yang kini sudah duduk di kursi.

Sean mengambil alih handuk putih yang membungkus rambut Anya, membantu mengeringkan rambut tebal yang menjadi favoritnya itu, ah semua bagian tubuh Anya favoritnya, bukan?

Anya melihat raut wajah Sean yang ada dibelakangnya melalui cermin. Terlihat pemuda itu tampak serius mengeringkan rambut miliknya.

"Udah lihat ig OSIS?" Tanya Sean mengisi keheningan.

"Udaaah, kamu ganteng!" Jawab Anya dengan mata berbinar penuh semangat.

Mendengar itu, Sean tersenyum tipis. Lebih tepatnya menahan senyum, tak ingin Anya mengetahui kesalah-tingkahannya.

"Aku potong rambut aja ngga sih, sayang?" Tanya Anya tiba-tiba, ia merasa bosan dengan rambut sepunggungnya, ingin melihat sesuatu yang baru.

"Jangan." Tolak Sean.

"Kenapa?"

"Nanti ngga bisa dijambak."

"HAH?" Anya tak mengerti, menurutnya jawaban Sean sungguh out of the box.

Sean menghela napasnya, ia menundukkan badan kemudian berbisik tepat di telinga gadis itu seraya menatapnya penuh makna melalui cermin. "Kalau pas doggy style."

Pipi Anya seketika memerah, membuatnya menutup muka menggunakan kedua tangan. Pikirannya otomatis memikirkan adegan itu, dimana-

"Ngga usah dibayangin, Anya."

"SEAAAN!" Anya berteriak seraya menggeleng-gelengkan kepalanya, tentu saja masih dengan wajah yang tertutup kedua telapak tangan.

Sementara lawan bicaranya terkekeh melihat itu, salut dengan sosok Anya yang tidak ada takut-takutnya ketika ia membicarakan hal-hal yang jelas kasar.

Anya membuka telapak tangan yang menutupi wajahnya, terlihat sangat jelas muka gadis itu memerah. Ia memang tidak mudah menyembunyikan rasa kesalah-tingkahannya.

"Lo ngga takut gue kasarin?" Tanya Sean. Kini pertanyaan pemuda itu dapat Anya mengerti kemana arahnya.

Ia mengingat semuanya, dimana Sean mencium bibir sambil mencekik lehernya, Sean yang tak ada lelahnya saat bercinta hingga membuat dirinya pingsan.

Anya menggeleng untuk menjawab pertanyaan Sean, menatap tepat mata lelaki itu yang menyorotnya fokus melalui cermin.

"Kamu wujudin semua fantasi liar aku," jawab Anya pelan namun masih bisa terdengar oleh kekasihnya.

Dapat Sean lihat, mata gadisnya mulai sayu, tatapan yang berkabut gairah, Sean melihatnya di kedua bola mata Anya.

Telapak tangan Sean mencekal rambutnya, masuk ke rambut lebat itu menggunakan sela-sela jarinya. Ia menarik rambut itu hingga reflek membuat Anya mendongak.

Sean membungkukkan tubuhnya, Ia mencium tepat di bibir gadis cantik miliknya itu.

Hingga beberapa detik kemudian, ia melepasnya. "Jangan mancing."

BACKSTREETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang