007

163K 4.1K 118
                                    

Anya mendongak, memberikan Sean akses lebih untuk menciptakan mahakarya dilehernya. Ia mencengkram bahu Sean dengan kuku-kukunya ketika kejantanan lelaki itu menerobos miliknya.

Sean merasakan itu, robeknya selaput darah Anya juga kuku gadis itu yang tenggelam di bahunya.

"AAAKHH!"

Anya berteriak keras dan terus menancapkan kukunya pada punggung polos Sean ketika penis lelaki itu masuk sepenuhnya. Sangat penuh, rasa sakit mendominasi.

Lelehan air mata sudah keluar dari mata Anya sejak tadi, menandakan bahwa sakit yang ia rasakan tidak main-main. Membuat Sean mengecup kelopak mata itu, disusul lumatannya di bibir Anya agar rasa sakit yang gadis itu rasakan dapat teralihkan.

Dirasa Anya sudah menghentikan tangisannya, ia bergerak pelan. Memaju-mundurkan kejantanannya di liang sempit Anya.

Sangat rapat, dan hangat. Menjepit penis Sean dengan kuat.

Anya merasakan nikmat setelah beberapa waktu. Terlebih ketika pria itu menghentak-hentakkan kejantanannya dengan penuh nafsu.

"Fuck fuck fuck!" Sean tak ada henti-hentinya mengumpat, berusaha menyalurkan rasa nikmat yang ia rasakan.

Kedua payudara Anya tampak bergerak seirama dengan hentakan yang Sean ciptakan. Apalagi ekspresi yang Anya tunjukkan membuat Sean ingin memasukinya lebih lama.

"Ini yang katanya minta putus tadi, hah?" Sean menyelipkan satu kalimat tanya, tanpa memelankan gerakannya. Ia bergerak buas di atas Anya.

Anya tidak mampu menjawab pertanyaan itu, ia hanya mampu mendesah semakin kencang ketika ujung penis Sean menyentuh titik g-spot miliknya. Ia bersumpah, tidak akan pernah ada rasa sakit yang senikmat ini.

"Ulangi ngomong putusnya, sayang." Geram Sean, satu tangannya menampar payudara Anya, menciptakan bekas ruam berwarna kemerahan.

"Ahhh, Fuck me harder, Seanhh.."

Sean menusuk kewanitaan Anya dengan kasar, menimbulkan bunyi perpaduan tubuh keduanya memenuhi ruangan, semakin membuat keduanya bergairah.

"Ahh ahh, a-aku mau.." Anya tak dapat melanjutkan kata-katanya, ia terbuai dengan kenikmatan yang Sean berikan.

"Tahan sebentar, sayanggh, arrghh!" Sean kian mempercepat gerakan pinggulnya, hingga ia merasakan sesuatu ingin keluar dari organ intimnya, begitu pula dengan Anya.

Keduanya mengeluarkan cairan masing-masing, Sean memasukkan batang miliknya hingga mentok ke dalam, tak membiarkan cairan spermanya keluar dari lubang sempit Anya sedikit pun.

Ia tak melepaskan tatapan matanya barang sedetik pun pada Anya yang terlihat lelah dengan mata tertutup dan napas yang masih terengah-engah.

"Nite." Sean mencium dahi Anya perlahan agar perempuan itu tidak merasa terganggu, ia melepaskan penyatuan keduanya dan bergerak mengambil selimut dan berniat menyusul Anya ke alam bawah sadar.

*

Secercah cahaya matahari dengan lancangnya masuk dari arah balkon yang tidak tertutup selambu, membuat seorang gadis mengerjapkan matanya berkali-kali, berusaha mengumpulkan nyawanya. Baru ia sadari bahwa ada sebuah tangan kekar dengan sedikit tattoo berada tepat di bawah payudaranya, memeluknya.

Ia membalikkan badan hingga kini hidungnya menyentuh dada bidang Sean yang tepat didepan matanya, seketika ingatannya kembali pada adegan semalam dimana lelaki itu memasukinya dengan gagah padahal beberapa waktu sebelumnya keduanya terlihat tidak akur. Mungkin pendapat orang benar tentang bercinta adalah penyelesaian sebuah masalah.

BACKSTREETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang