Seyna membulatkan matanya, terkejut melihat amplop coklat yang baru saja disodorkan oleh sang kepala sekolah.
Amplop coklat yang berjudul 'Surat Pernyataan' itu jelas membuatnya membeku, sungguh berbeda dengan Sean yang duduk disebelahnya, dimana pemuda itu tampak mempertahankan raut wajah dengan senyum tipis.
Dibukanya amplop coklat itu dengan isi:
SURAT SKORSING
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SMA N 78 Jekardah memberitahukan bahwa, sehubungan dengan pelanggaran tata tertib sekolah yang dilakukan oleh putra/putri bapak/ibu:
Nama: Seyna Eldila
Kelas: XII MIPA 2
NIS: 7258
Maka dengan ini kami pihak sekolah dengan sangat terpaksa memberikan skorsing kepada nama siswa di atas untuk tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar disekolah selama 7 (Tujuh) hari, terhitung dari tanggal 12 September 2022 sampai dengan tanggal 19 September 2022. Dengan tujuan memberikan sanksi terhadap siswa atas pelanggaran yang di lakukan dan sekaligus memberikan kesempatan kepada orang tua siswa untuk lebih dekat dengan putra putrinya serta memberikan pembinaan di rumah.
Demikian surat ini kami sampaikan atas perhatian dan kerja sama dari bapak/ibu kami ucapkan terima kasih.
Seakan sudah mengetahui isi didalamnya, Sean pamit untuk keluar dari ruang kepala sekolah dan memutuskan untuk menunggu Seyna di luar.
Kedua tangannya masuk ke dalam saku celana abu-abu khas SMA-nya seraya memperhatikan lingkungan disekitarnya yang tampak sepi karena memang kegiatan belajar-mengajar sedang berlangsung, hingga tepat di menit berikutnya, keluarlah Seyna dari ruangan tadi.
"Berapa hari?" Tanya Sean langsung pada intinya tanpa mau berbasa-basi. Ia sungguh tidak ingin bercengkrama lebih lama oleh gadis didepannya yang sudah berbuat tidak senonoh di lingkungan sekolah beberapa hari lalu.
"Seminggu," jawab Seyna.
"Cukup atau kurang banyak?" Tanya Sean seolah mengejek.
Seyna bersumpah, jika lelaki yang ada dihadapannya ini bukan Arsean Bratadikara, ia akan menampar mulut lemes yang berani mengejeknya seperti apa yang telah Sean lakukan.
"Kenapa cuma gue yang dapet SP?" Tanya Seyna tanpa repot-repot menjawab pertanyaan Sean yang tadi.
"Maksud lo?" Jawab Sean tenang.
"Kenapa lo juga ngga dapet SP? Padahal lo nikmatin juga ciuman gue," Seyna memutar bola matanya malas dengan kalimat akhir yang ia ucapkan secara kalem.
Mendengar itu, Sean terkekeh kecil. Ciuman paling nikmat yang pernah ia rasakan adalah ciuman bersama Anya, tak ada yang lain.
"Belajar dulu cara ciuman yang bener gimana." Balas Sean, tak lupa senyum miringnya yang terkesan merendahkan.
Seyna yang mendengar hal itu terkejut bukan main, ia membulatkan matanya. Bukan karena Sean yang mengejeknya, melainkan makna dari ucapan laki-laki itu.
Sean yang ter-cover sebagai lelaki berprestasi, ketua OSIS, anti pelanggaran, menyuruhnya untuk belajar cara berciuman?
'WTF?' teriak Seyna dalam batinnya.
Tak berniat mengobrol lebih lama dengan Seyna, Sean mengambil ancang-ancang untuk pergi namun lengannya segera ditahan oleh Seyna membuat empunya menaikkan satu alis dan melirik lengannya yang dipegang Seyna.

KAMU SEDANG MEMBACA
BACKSTREET
De Todo[ 17+ ] DISTORY CONTENTS GRAPHIC DEPICTIONS OF VIOLENCE SEXUALITY STRONG LANGUAGE AND MATURE THEMES. 📝 : May 10, 2022 Arsean Bratadikara - Anyalase Da Costa The sweetest, A.