15 menit lagi pelajaran akan berakhir, Anya hanya perlu sabar hingga lonceng tanda usainya sekolah berbunyi.
Ia memeriksa ponsel untuk kesekian kali, 14 menit lagi. Oke sabar, Anya.
Detik demi detik, menit demi menit, akhirnya bel berbunyi. Dengan ucapan selamat siang dari sang guru, semua murid berhamburan ingin pulang tak terkecuali Anya.
Namun sebelum itu, ia merasakan getaran di ponselnya yang ia letakkan di saku, sebuah pesan masuk melalui aplikasi terpampang di layar ponsel.
Arsean 🐊💌
Hari ini pulang sendiri, ya? Gue masih ada urusan OSIS.Anyalase
Yah :(Arsean 🐊💌
Boleh nebeng siapapun kecuali cowo, especially
Marvel, Gibe.Anyalase
Dega?Arsean 🐊💌
Rapat OSIS sm gue.Anyalase
Owkeeey, aku nebeng Lave aja.
Bye, baby
I loveee youread
2 menit tak ada balasan dari Sean, Anya tahu bahwa keputusan Sean yang tak memperbolehkannya pulang dengan lawan jenis sudah bulat. Ia kembali mengantongi ponsel berukuran 6'7 inchi itu dan menghampiri meja Lave.
"Lave-ku yang bohay ah ah ah, nebeng dungs, cantik!" seru Anya dengan manis agar permintaannya tak mendapat penolakan.
Lave yang baru saja memasukkan semua alat tulisnya kini memutarkan bola matanya, jengah dengan Anya namun tak urung gadis itu menyetujui permintaan Anya. Memangnya apa alasannya menolak? Tidak ada, selalu yes mah kalau dengan sahabat.
Sementara Sean, lelaki itu keluar dari ruang OSIS dan bertengger di tepi lapangan yang dingin, guna memastikan Anya pulang bersama teman segendernya.
Dirasa puas ketika gadis itu keluar pelataran sekolah dengan Lave, ia kembali ke ruang OSIS.
*
Sean menyugar rambutnya dengan sela-sela jarinya berharap emosi yang ada dikepalanya segera mereda namun nyatanya tidak sama sekali.
Rapat organisasi yang berlangsung selama 4 jam tentu menguras habis tenaganya, belum lagi ada satu partner-nya yang suka menempel padanya. Sungguh, Sean terus memperhatikan Dega yang diam-diam suka menoleh padanya. Ia tak ingin, lelaki itu mengatakan yang tidak-tidak pada Anya yang berstatus sebagai sahabatnya.
Ia merupakan orang terakhir yang keluar dari ruang OSIS lantaran kunci ruangan itu ada padanya. Setelah memastikan ruang itu terkunci, ia jalan ke parkiran seraya menyalakan ponselnya yang tidak ia sentuh dari 4 jam yang lalu.
Tidak ada notifikasi apapun dari Anya, membuatnya sedikit bersalah karena mengabari Anya mendadak bahwa gadis itu harus pulang tanpanya.
Ia mengetikkan sesuatu di papan keypad.
Arsean B.
Gue mau ke rumah. Mau dibawain apa?Ponselnya kembali bergetar menandakan Anya telah membalas pesannya. Belum sempat ia membaca pesan gadis itu, alisnya menukik kaget lantaran melihat Seyna—partner OSIS-nya tengah bersandar di body motor miliknya sambil memainkan kuku-kukunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
BACKSTREET
Acak[ 17+ ] DISTORY CONTENTS GRAPHIC DEPICTIONS OF VIOLENCE SEXUALITY STRONG LANGUAGE AND MATURE THEMES. 📝 : May 10, 2022 Arsean Bratadikara - Anyalase Da Costa The sweetest, A.