Sebelum baca, aku mau tau dong, kalian dapetin cerita ini darimana?
thank you, happy reading!
***
Seorang gadis dengan tubuh tak berbusana terbaring lemas di atas pangkuan seorang pria. Keadaannya yang telanjang dengan bokong kemerahan dan membekas sebuah telapak tangan, tentu saja ulah pria itu.
Ada yang dapat menebak siapakah mereka?
Benar, mereka adalah Anya dan Sean.
"Udah kapok, hm?" tanya Sean, telapak besar cowok itu mengusap punggung perempuannya dengan gerakan naik turun, menghantarkan rasa kantuk yang menyerang Anya.
Anya mengangguk, napasnya masih setia memburu. Bokongnya terasa kebas bukan main, namun dibalik rasa kebas dan sakit yang ia rasakan, ada rasa nikmat dibaliknya ketika Sean menampar bongkahan pantat miliknya.
"Jawab pakai mulut lo. Punya mulut 'kan?" Sean mendongakkan kepala Anya, dapat ia deteksi wajah berantakan Anya. Lipstik yang sudah pudar dan sedikit keluar dari garis bibir Anya setelah ciuman hebat keduanya, kemudian mata yang teduh—sarat akan hasrat yang tidak tertolong.
"Iya, sayang, kapok."
"Kapok apa?"
"Kapok, gak clubbing lagi," Anya tersenyum kecil, ia melingkarkan kedua lengannya pada leher Sean, hidungnya menghirup dalam-dalam wangi yang menguar dari dada lelaki itu.
"Boleh clubbing, tapi ajak gue. Gue—"
"Emmh, no. Disana banyak cewek seksi, nanti kamu kegoda." Anya bergerak gusar diatasnya, semakin membangkitkan gairah seks Sean.
"Lo yang paling seksi." putusnya seraya mencium leher Anya, tangannya setia mengelus punggung indah itu.
"Sean," panggil Anya, ia menegakkan duduknya di pangkuan Sean, membuat tangan pria itu berpindah tempat dan melingkar ke pinggangnya.
Sean melirik sebentar payudara bulat Anya yang tersaji didepannya. Sesungguhnya ia lebih memilih ujian di sekolah daripada ujian yang seperti ini. Itu menyiksanya, sangat.
"Hm?" sahutnya, matanya kembali menatap mata Anya dengan intens.
"Want to taste you." ucap Anya tiba-tiba. Tangannya sudah bekerja membuka resleting celana jeans yang Sean kenakan.
Sebuah celana dalam ketat berwarna hitam muncul dibaliknya, menyapa Anya dengan ramah serta gundukan yang mengintip.
"Taste it, then." Sean membantu Anya untuk turun dari pangkuannya. Ia melebarkan pahanya kemudian mengeluarkan kejantanannya yang memang sudah keras sedari tadi.
*
Jika kalian semua mengira bahwa Sean pasrah begitu saja perihal tadi pagi di ruang OSIS dengan memohon kepada Anya disertai kerayuannya, maka kalian salah besar.
Nyatanya itu hanya kalimat pemanisnya agar Anya tidak meminta putus darinya. Dan kagetnya lagi, Sean merasa di-prank oleh kekasihnya, karena sejatinya Anya menemui Sean hanya untuk minta maaf, bukan untuk meminta putus.
Dan mereka masih disini, di atas ranjang apartemen Sean.
"Agghh, Seannn!" entah ini sudah ke berapa kalinya Anya meneriakkan nama Sean.
Tubuhnya digenjot dari belakang oleh Sean, kedua tangannya ditarik ke belakang hingga perempuan itu hanya bertumpu pada lututnya.
Ia dapat mendengar suara penyatuan alat kelamin itu memenuhi ruangan, mengalun indah membuat hasrat keduanya semakin tinggi.
Tak berbeda jauh dengan Sean, lelaki itu mendongakkan kepalanya ke atas, menyerap seluruh kenikmatan yang ada. Terutama ketika penisnya dijepit kuat oleh dinding vagina Anya.
Gerakannya semakin liar, semakin kasar, dan semakin keras ketika ia merasa spermanya akan keluar.
"Gue gak ngizinin lo pingsan, lo harus nikmatin ini." Sean terus mencekal kedua pergelangan tangan Anya dan menariknya ke belakang, membuat perempuan itu semakin menggila meneriakkan namanya dengan lantang.
"Ahhh!"
"Ampunhhh, Sean!"
"AGHH!"
"AAH!!"
Sean terus mempercepat ayunan pinggangnya, peluh di pelipis dan di dadanya tampak membuatnya semakin seksi.
Bokong bulat Anya terlihat sangat menggiurkan dengan gerakan seirama dengan penisnya, bokong itu terlihat memerah setelah ia tampar berkali-kali.
"Ga kuat, lo enak banget, sayang!" Sean mendorong batang penisnya semakin dalam, memastikan spermanya masuk ke dalam rahim Anya, hingga vagina itu semakin memerah karena tak ada celah, lubangnya tersumpal penuh dan sempurna oleh penis Sean.
Lelaki itu melepaskan tangan Anya juga penyatuan tubuh keduanya dan berbaring. Tangan Sean menarik pinggang kekasihnya agar tubuh keduanya menempel.
"How does it feel?" tanya Sean, mencium dalam-dalam dahi Anya. Napas yang memburu terdengar dari keduanya.
"Lebih sakit dari yang pertama, tapi lebih enak." Anya terkekeh lemas setelah menyelesaikan kalimatnya.
Mereka terdiam beberapa menit, hingga kemudian Sean dengan inisiatifnya tiba-tiba muncul.
"Lepas dulu pelukannya, gue kompres vagina lo." ucap Sean, namun tangan Anya semakin mengerat di pinggangnya, tak ingin ditinggal Sean.
"Bentar dulu, sayang." bujuk Sean.
"Besok aj—"
"Anya, kalau gak sekarang, bakal lebih sakit besok pas bangun. Mau, hm?" Sean mengelus pelipis Anya, membujuknya.
"Okay."
Sean meninggalkan Anya dengan selimut yang membungkus tubuhnya di atas ranjang. Sedang lelaki itu turun ke lantai satu apartemennya, mengambil air hangat dengan sebuah handuk kecil.
Ia tak pernah sadar bahwa ia menyakiti vagina Anya seperti ini, karena ketika mereka melakukan hubungan badan, akal dan pikiran Sean selalu buntu, yang ia inginkan hanyalah sebuah pelepasan. Begitupun dengan telinganya yang mendadak tuli, ia tak mendengarkan kata-kata yang Anya lantangkan.
Sean membuka paha kekasihnya lebar-lebar, vagina itu tampak membengkak dan memerah.
Benar, sepertinya Sean terlalu kasar saat bermain.
Tolong ingatkan dirinya untuk tidak kasar di percintaan selanjutnya.
Sean mencelupkan handuk itu ke baskom berisi air hangat dan memerasnya, menempelkan handuk itu ke vagina Anya hingga menghantarkan rasa nyaman yang dirasakan empunya.
Beberapa kali mengompres kewanitaan Anya, Sean mengakhirinya dengan mengecup pelan kewanitaan itu.
***
SIAPA YANG KEMARIN KOMEN "yah, Sean ko pasrah gitu? balikin Sean yang dulu dong" INI UDAH AKU KABULIN 😭✅✅ request kalian yang mana yang ga aku kabulin kids yampun 😎🦶🏾
by the way, komen kalian lucu-lucu, meskipun gasemua aku balesin tapi aku selalu baca 😔, komen yang lucu lagi pwease :(( mood booster banget buat aku pas aku lagi sedii :(

KAMU SEDANG MEMBACA
BACKSTREET
Aléatoire[ 17+ ] DISTORY CONTENTS GRAPHIC DEPICTIONS OF VIOLENCE SEXUALITY STRONG LANGUAGE AND MATURE THEMES. 📝 : May 10, 2022 Arsean Bratadikara - Anyalase Da Costa The sweetest, A.