BAB 8

737 62 0
                                    

Suasana malam hari begitu menyengat jiwa seorang gadis mungil dengan piama mini yang kebesaran. Gadis itu mengerjapkan matanya lucu kala terbangun dari tidurnya. Jane, gadis itu menatap pintu kamarnya yang terbuka. Meski buta, Jane dapat merasakan cahaya di ruangan itu. Di depan kamarnya Menampakkan seorang pria bertelanjang dada seperti tengah merintih lirih. Jane menyeringit, siapa pria itu?

Mencoba bangun dari tidurnya, Jane menampakkan kakinya di lantai yang dingin. Gadis itu berjalan dengan tubuh setengah sadar. Ia butuh air sekarang. Tenggorokan nya terasa sangat kering.

Badan mungil itu berjalan, mendekati sosok pria bertelanjang dada dengan keringat yang membasahi tubuh pria itu. Jane tersenyum lebar, sontak berlari. Memeluk sosok pria itu dari belakang dengan menggesekkan pipinya di pantat pria nya. Deru nafas Vegas terdengar sangat tidak beraturan.

" Kak Ve..., Kenapa kak Ve terlihat lelah? Aku mengantuk kak, tapi hawa nya sekarang sangat dingin."

Vegas tersenyum tipis, membalikkan tubuhnya dan menundukkan kepalanya. Menatap tubuh Jane yang pendeknya tak karuan. "mine, kau butuh penghangat hm?"

Jane mengangguk cepat, merentangkan kedua tangannya dengan mata yang sendu. Sangat mengantuk.

" Gadis kecilmu mengantuk kak Ve!"

Vegas terkekeh kecil, mengecup bibir mungil gadisnya dengan lembut. "gadis kecilku ? Katakan, kau milikku."

Jane menyeringit, gadis itu memiringkan kepalanya. Menatap Vegas dengan mata buta nya namun juga linglung. Membuat gadis itu semakin menggemaskan.ia tersenyum. "Vegas milik ku, milik Jane seorang."

Vegas tersentak kecil, namun kembali tenang. Pria itu meraih tengkuk Jane dan dengan cepat mencium bibir ranum gadisnya. Betapa nikmatnya surga ini?

" Eum... Kak Vee, jangan meninggalkan ku."

Vegas menggeleng cepat. "Tidak, tidak akan sayang."

Daddy!! I love u

Kedua sejoli dengan gender yang berbeda itu berpelukan dalam kehangatan. Keduanya tampak sangat menikmati tidurnya yang nyenyak. Matahari menelusup dari arah jendela besar dan lebar di ruang pojok kamar nya.

" Kak Ve..."

Mendengar rintihan seorang gadis, Vegas terbangun. Membuka matanya dengan tangannya yang mengelus punggung kecil gadisnya.

" Hm?"

"Aku mendengar sesuatu di bawah."

Vegas menyeringitkan keningnya. Menatap Jane dengan raut wajah bertanya-tanya. Sesaat ia merasa bingung dengan apa yang di katakan oleh Jane, namun tanpa waktu lama ia tersenyum. Mengelus surai Jane dengan sangat lembut dan penuh kasih sayang, menatap mata bulat gadisnya dengan intens.

" Apa yang kau dengar sayang?" Vegas membuka mulutnya, menatap Jane dengan isi pikiran yang begitu jahat. Mengajarkan sesuatu kepada gadisnya bukan suatu masalah kan?

" Seseorang yang... Merintih. Menyebut nama mu. Apa dia kekasih mu? Kenapa menyebut nama kekasihku?"

Vegas tersenyum. Mengecup bibir cerewet itu dan duduk. Membawa tubuh Jane ke dalam pangkuannya. Berdiri dengan hati-hati, Vegas berjalan ke arah ruang bawah tanah. Membawa Jane ke dalam gendongannya ala koala.

Suara langkah kaki pria itu terdengar sangat jelas. Apartemen Vegas sangat luas dan besar. Namun hanya ditinggali seorang diri, bukankah itu begitu menyedihkan?

Dark EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang