"Ada masalah?"
Daniel mendekat. Menatap sang kawan dengan bibirnya yang sibuk menyesap secangkir kopi panas. Melihat pria yang tengah termenung dengan isi pikiran yang berkecamuk, Vegas terdiam untuk beberapa menit.
" Boy?"
Vegas mendengus kasar. Menatap Daniel dengan tajam.
" Kau ada urusan dengan ku?"
Tanya nya ketus. Mendengar itu Daniel tertawa nyaring. Meletakkan secangkir kopi panas nya dan beralih menyesap rokok yang sudah ia nyalakan.
Vegas mengusak rambutnya frustasi. Pria dengan balutan seragam SMA itu menatap layar komputer nya. Memperhatikan apa yang ada di layarnya.
" Kau akan bertindak boy? Aku tidak memaksa. Hei, tapi bagaimana dengan kekasih kecil mu? Apa dia baik-baik saja?"
Daniel berseru, meraih sebongkok kertas dengan cacatan yang sangat rumit. Pria itu beralih membuang rokoknya dan meraih sebuah bolpoin tinta basah yang tergeletak di atas meja.
" Kau tahu apa tentang nya? Aku sangat membenci situasi ini." Balas Vegas dengan dengusan kasar.
" Boy, kau tahu dia seorang gadis. Jangan bersikap kekanak-kanakan, biarkan gadis itu menyempurnakan kejiwaan nya. Kau dan dia sama saja, kau tak menyadari itu?"
Vegas mendengus kasar. Pria itu menompang punggungnya tepat di sofa empuk bewarna abu-abu. Tangan nya terulur, memijat pelipisnya dengan perasaan tak beraturan. Kepalanya terasa pening.
Daniel yang mengerti akan keadaan di hadapannya, segera berdiri dan beralih meraih sebuah ponsel. Mata nya tertuju pada satu objek yang membuat nya merasa tertarik, bibirnya terangkat. Menunjukkan senyum mencurigakan membuat Vegas menyeringitkan keningnya.
" Boy, kau harus mengetahui nya."
" Apa?"
Daniel tersenyum. Mengamati pemandangan kota di malam hari dengan tenangnya. Lain dari Vegas, pria itu menatap kesal Daniel yang hanya tersenyum seperti orang idiot.
" Kau membunuhnya boy."
Daniel terkekeh geli. Berbalik badan lalu menatap Vegas dengan alisnya yang terangkat.
" Kau tahu itu." Balas Vegas dengan ketus.
Lagi lagi Daniel tertawa nyaring. Pria dengan dasi biru tua itu berjalan. Meraih sebuah selembar photo berisikan dua gadis cantik dengan bando kepala yang sama.
Vegas menyeringitkan keningnya melihat itu. Dengan kasar pria itu berdiri, menatap photo kusut yang sepertinya sudah lama ditinggalkan.
" Kau terkejut? Atau belum mengetahui ini sama sekali?"
Daniel tersenyum miring. Melangkah lebih dekat dihadapan Vegas. Tangan pria itu terangkat, memperlihatkan isi photo kusut itu kepada kawannya.
" Boy? Kau baik-baik saja?"
" Siapa? Siapa gadis itu El?"
Daniel tertawa nyaring mendengar itu dari bibir kawannya.
" Cih! Kau melupakan nya boy."
" KATAKAN PADAKU BRENGSEK!"
Vegas menyentak dengan tangannya yang membanting berkas-berkas bewarna putih bersih. Urat-urat leher pria itu menonjol. Mata tajam nya menatap intens Daniel yang kini justru terkekeh kecil.
" Volin. Dia Volin."
Vegas tersentak. Mata nya masih setia menatap Daniel dengan perasaan yang mulai menggebu-gebu. Mata nya memerah, rasa marah memenuhi jiwanya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Eyes
General FictionShe was blind, dark, which she could only see. And on the contrary, he's cheerful. Yet life betrays her. Made him feel disappointed in himself, and ended up being a horrible monster. The darkness between the two was shattered when the blind came, an...