sretttass
"YANGYANG!" pangeran jaemin melihat yangyang terkena anak panah entah dari mana, ia segera menghampirinya lalu menarik anak panah itu keluar.
"argh." yangyang meringis saat anak panah itu dilepaskan, darah keluar dari tangannya yang terkena anak panah itu.
jaemin dengan sigap mengikatnya dengan kain, "apa kau baik-baik saja?"
yangyang mengangguk, "aku kurang hati-hati tadi hingga aku tidak menyadari ada anak panah mengarah kearahku."
jaemin mengecek anak panah itu jaga-jaga jika mengandung racun, "untunglah anak panah ini tidak beracun."
"mungkin ada yang sedang latihan memanah tapi malah mengarah padaku."
"lain kali berhati-hatilah, perhatikan sekitar, jika darahnya masih mengalir katakan padaku aku akan memanggil tabib istana."
"itu tidak perlu, aku yakin lukanya akan cepat mengering."
jaemin mengelus surai lembut yangyang hingga membuat prajurit itu sedikit terkejut, "aku pergi dulu, aku harus menemui pangeran jeno." yangyang menunduk sebelum pangeran jaemin berjalan menjauhinya.
'kenapa jantungku berdetak kencang sekali?'
"ini sulit sekali untuk dimengerti, bagaimana bisa?" jaemin menjambak kasar rambutnya saat mendengar penjelasan jeno, "aku akan menemui appa dan meminta penjelasannya!"
jaemin hendak melangkah namun dicegah pangeran jeno, "kau tidak boleh gegabah!"
"BAGAIMANA BISA AKU TETAP DIAM JENO?!"
jeno berusaha sabar, jika dia tersulut emosi itu semakin membuat semuanya rumit. "tunggu sebentar lagi, ini semua masih abu-abu buat kita."
jaemin mencoba mengatur nafasnya mencoba untuk tenang, emosi bukan solusi untuk menyelesaikan masalah.
"kurasa ibunda ratu tau tentang ini."
"apa maksudmu?" jaemin menatap kearah jeno meminta jawaban.
"kau tau malam dimana aku sama ibunda bersama?" jaemin mengangguk ,dia ingat betul. "ibunda memintaku untuk membunuh dalang dibalik kematian eomma bahkan kalaupun itu raja sekalipun, waktu itu aku tidak berfikir jika apa yang dikatakan ratu itu seakan memberitahuku kalau appa dalang disemua ini."
"rasanya kepalaku akan pecah!"
"hamba sudah berhasil memanah prajurit yangyang namun pangeran jaemin membantunya, yang mulia."
"biarkan saja lagipula itu hanya peringatan dariku untuknya, lalu kau bilang ingin menyampaikan sesuatu selain itu? katakanlah!"
"saat menuju kemari aku mendengar perbincangan antara pangeran jeno dam pangeran jaemin, aku mendengar mereka sudah tau bahwa anda yang menyuruh pelayan itu untuk membunuh selir doyoung, yang mulia."
"sial! bagaimana bisa mereka bisa mengetahuinya?" mata jaehyun memanas.
"aku sempat mendengar mereka menyebut ratu taeyong walau tidak terlalu jelas."
jaehyun mengepalkan kedua tangannya, "sepertinya peringatanku waktu itu tidak cukup membuatnya tutup mulut, kita akan memberi pelajaran pada ratu sebelum melanjutkan rencana kita pada pangeran kecil huang itu."
"aku akan selalu mendukungmu, yang mulia."
"apa yang terjadi pada tanganmu, yangyang?" tanya renjun.
"terkena anak panah." jawab yangyang seadanya.
"bagaimana bisa?"
"entahlah, aku sedang berjalan tiba-tiba ada sebuah anak panah mengarahku lalu mengenai tanganku, untuk saja pangeran jaemin datang lalu membantuku."
"mulai sekarang berhati-hatilah, aku merasa penyamaran kita sudah diketahui seseorang."
"bagaimana bisa kau tau?"
"aku mereka banyak musuh yang mengintai gerak-gerik kita, aku rasa kita harus bertindak lebih cepat."
"kita bahkan tidak tau segimana hebatnya raja jaehyun."
"kau tenang saja, aku yakin pangeran jeno dan pangeran jaemin akan berada dipihak kita."
yangyang mengerutkan keningnya, "maksudmu?"
"pangeran jeno sudah tau kalau raja yang menyuruh pelayan untuk meracuni selir doyoung, dan aku pastikan pangeran jeno tidak akan diam saja."
"pangeran jaemin juga bilang dia akan menemui pangeran jeno."
"mungkin mereka sedang membahas tentang itu."
to be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm prince [NOREN] √
Sonstigesrenjun terpaksa menyamar menjadi seorang pengawal untuk membalaskan dendamnya warning! •bxb •missgendering •Harsh words •Violence •Blood •use lowercase disclaimer! - FIKSI! harap bijak untuk memilih bacaan. •noren •markhyuck •jaemyang (ada beberapa...