5. Khawatir

969 191 15
                                    

Sudah biasa bagi Rio dan Rose untuk makan bersama, berbagi cerita tentang hari yang mereka lalui, sudah layak nya seperti sahabat dekat.

"Jadi dia alasan di balik wajah ceria mu akhir-akhir ini?" Goda Wendy, mendengar cerita Rose tentang Rio, gadis chipmunk itu terkikik malu-malu.

"Jadi dia alasan di balik wajah ceria mu akhir-akhir ini?" Goda Wendy, mendengar cerita Rose tentang Rio, gadis chipmunk itu terkikik malu-malu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yaa aku mengagumi nya unnie" bohong Rose, belum berani mengakui jika ia menyukai nya.

"'Tidak, kamu menyukai nya" tebak Wendy

"Entahlah unnie, mungkin ini tak berbalas, karena dia tak menunjukan ketertarikan nya pada ku" lirih Rose sendu

"Mungkin dia juga menyukai mu"

"Unnie tahu dari mana?"

"Seorang laki-laki tak akan mau bersusah payah memasak untuk lawan jenis jika bukan karena menyukai nya Rose"

"Tapi kami berteman unnie, dia melakukan nya karena itu"

"Mentraktir juga, dan itu lebih dari tiga kali kata mu, seorang trman akan langsung protes jika dia mentraktir lebih dari dua kali, mengantar mu pulang setiap shift siang, bahkan kadang shift pagi pun juga, ada kebetulan yang sesering itu?" Rose terdiam dengan ucapan Wendy, memikirkan hari-hari yang ia lalu bersama Rio, dia bahkan tak berpikir sejauh Wendy.

"Ayo berkemas" ajak Wendy, karena jam kerja mereka habis dan akan di ganti yang lain, Rose berkali-kali memeriksa ponsel nya, dan tak ada satu pesan pun dari Rio, yang sangat ia tunggu, hati nya tiba-tiba diliputi rasa rindu pada pemuda yang sudah seperti oppa nya sendiri itu.

Kkkrrriiinggg. . .

Ponsel Rose berdering, ia langsung mengambil nya dengan buru-buru, dan tersenyum lebar membaca nama Rio di layar kaca nya.

"Hallo"

"Hallo Rose"

"Oppa, kenapa dari tadi tak menghubungi ku?"

"Maaf Rose, taxi ku mengalami kecelakaan"

Deg

"Lalu oppa bagiamana? Oppa di mana sekarang? Biar aku kesana"

"Aku di bengkel Three Doors"

"Tunggu, oppa jangan kemana-mana" Rose langsung menutup sambungan telpon sepihak, Wendy menatap nya penuh tanya sebab Rose terlihat panik dan buru-buru

"Ada apa Rose?"

"Unnie pulang duluan saja ya, aku mau menyusul Rio oppa, dia nengalami kecelakaan unnie" pamit nya.

"Baiklah, hati-hati" pesan Wendy, Rose menyeberang jalan, karena arah bus yang akan dia naiki berubah, jadi ia harus berpindah tempat.

"Oppa" panggil Rose begitu tiba di bengkel, mobil taxi Rio baru saja akan di turunkan dari mobil derek yang mengangkut nya.

"Hey Rose" balas Rio dengan wajah lesu dan pucat nya, karena shock, Rose meringis ngeri melihat mobil Rio yang mengalami rangsek parah.

"Oppa tidak apa-apa kan?" Dia memeriksa tubuh Rio dari luar.

"Tidak, jangan khawatir"

"Bagaimana bisa terjadi oppa?" Selidik Rose.

"Seseorang melanggar lampu merah" jelas Rio.

"Sebentar ya" pamit Rio, ia menghampiri kepala mekanik di bengkel itu untuk berkonsultasi, Rose menatap iba pada Rio, yang terlihat tak bersemangat, mungkin memikirkan nasib nya, karena mobil paling tidak semingguan di bengkel, yang otomatis dia tak berpenghasilan, biaya di tanggung asuransi, tapi biaya hidup harus di tanggung sendiri, ia bahkan terlihat beberapa kali menggaruk kepalanya dengan gelisah, Rose pun di buat semakin tak tega.

"Oppa, minum lah dulu" Rose memberikan botol minuman nya yang biasa ia bawa dari rumah ke tempat nya bekerja, Rio pun menerima nya, dan menghabiskan sisa minuman nya yang ada.

"Kening oppa berdarah" beritahu Rose, memang terdapat goresan kecil di atas alis kanan Rio yang mungkin karena serpihan kaca, Rio langsung mengelap darah tadi dengan tangan nya, seolah bukan masalah besar.

"Jadi apa kata mekaniknya oppa?" Rio menghela nafas

"Paling tidak, butuh dua minggu untuk memperbaiki nya" jawab Rio lemah.

"Ya sudah, kita kesini dua minggu lagi, sekarang ayo pulang, kita obati luka oppa, dan istirahat" ajak Rose, Rio mengangguk, mereka berjalan berdampingan menuju halte bus.

Saat nya bagi Rose untuk menghibur Rio, karena selama ini, Rio sudah menjadi pendengar yang baik untuk segala keluh kesah nya, meski Rio tak menuntut Rose untuk melakukan hal yang sama pada diri nya, mereka menuju ke rumah Rio.

"Ini rumah oppa?" Takjub Rose, melihat rumah kecil Rio, yang terkesan nyaman dan membuat kerasan siapa pun yang memasuki nya.

"Ini rumah oppa?" Takjub Rose, melihat rumah kecil Rio, yang terkesan nyaman dan membuat kerasan siapa pun yang memasuki nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ceklek

Rio membuka pintu rumah nya.

"Masuklah Rose" ujar nya.

"Ne oppa" gadis itu mengikuti Rio yang membuka sepatu di depan pintu masuk dan meletakan nya di rak yang sudah disediakan, begitu masuk, mereka langsung disambut oleh ruang tamu yang sekaligus menjadi ruang keluarga, lengkap dengan perapian nya, meski kecil, tapi rumah itu memiliki dua kamar tidur dan satu kamar mandi di dekat dapur, dan ruang makan.

"Rumah oppa sejuk" puji Rose, ia langsung menjatuhkan tubuh nya diatas sofa tua yang nyaman.

"Sofa ini membuat ku mengantuk" Rose memejamkan kedua mata nya, Rio hanya menggeleng sambil tersenyum menatap tingkah Rose, gadis itu tak sungkan di rumah nya, dan itu justru membuat Rio senang.

"Ah aku lupa" Rose langsung berdiri

"Oppa dimana obat nya?" Tanya Rose.

"Di laci meja dapur Rose" jawab Rio, sang pemilik rumah memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Oppa kita obati dulu" ujar Rose, begitu Rio keluar dari kamar mandi, ia memasangkan plester di luka gores Rio tadi.

"Aku buatkan makan malam ya oppa?" Ijin Rose.

"Aku bantu ayo" mereka berdua pun sibuk menyiapkan makan malam, kehadiran Rose mampu sedikit mengusir pikiran Rio tentang kecelakaan yang menimpa nya.

Mereka pun makan malam berdua, Rose berkali-kali mencuri pandang ke arah Rio.

"Jika oppa memang menyukai ku, katakan saja oppa, jangan takut, perasaan mu pasti berbalas" batin Rose penuh harap Rio akan mendengar kata hati nya meski tak mungkin.


#TBC

ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang