"Rose"
Tok. . . Tok. . .
Sudah lebih dari lima belas menit Rio berdiri di depan pintu kamar nya, mencoba mengetuk, tapi tak ada jawaban, ia pun menyerah, melangkah gontai menuju ke sofa ruang tamu dan berbaring di sana, lelah, itu yang Rio rasakan sekarang, dan membuat ia jadi mudah tertidur, sementara di dalam kamar tidur nya, Rose menangis sejadi-jadi nya sambil memeluk bantal diatas ranjang.
Keesokan hari nya, Rio terbangun, ia menatap pintu kamar nya dan masih tertutup rapat, ia menemukan baju ganti milik nya di atas meja, karena Rose masuk siang, Rio pun bersiap sendiri, meski sang istri marah, tapi ia tak lupa untuk menyiapkan kewajiban nya, baju ganti dan sarapan untuk suami nya.
Dan saat makan siang pun Rose juga sudah berangkat, Rio menghela nafas, ia tak bersemangat dalam bekerja meski sang istri masih menyiapkan segala keperluan dan kebutuhan nya tapi bukan itu yang Rio ingin kan, ia rindu ingin melihat dan bermanja dengan sang istri, bagaimana ia bisa menjelaskan nya jika Rose sangat sulit di temui dan tak memberi nya kesempatan.
Malam nya Rio pun menunggu Rose di eskalator seperti biasa.
To My Honey:
Aku tunggu di bawahTak ada balasan dari Rose, tapi Rio tetap menunggu, sampai akhir nya Wendy muncul.
"Rio, menunggu siapa?" Tanya Wendy mengerutkan kening nya.
"Selamat malam noona, menunggu istri ku" jawab Rio tersenyum, Wendy pun merasa aneh.
"Rose sudah pulang dari sejam yang lalu, apa dia tak mengabari mu?" Beritahu nya, Rio terkejut, tapi ia pura-pura terlihat baik-baik saja di hadapan Wendy.
"Ah mungkin karena ponsel ku mati, jadi pesan nya tidak aku terima" alasan Rio berbohong
"Ya sudah aku pulang dulu ne" pamit Wendy.
"Mari aku antar noona"
"Tidak perlu, Rose pasti juga mencemaskan mu di rumah, segera pulang saja, aku bisa naik bus nanti" tolak Wendy.
"Tapi noona"
"Pulang saja" Wendy terus menolak.
"Baiklah, sampai jumpa noona"
"Hati-hati ne"
Rio mengemudikan taxi nya pulang ke rumah, ia tak mendapati sang istri lagi karena sudah berada di kamar mereka, tapi makan malam dan baju tidur Rio sudah di siapkan, dua malam Rose marah dan itu membuat Rio di serang rasa rindu yang hebat.
"Selamat beristirahat istri ku" gumam Rio mencium layar ponsel yang menampakan foto mereka berdua, hanya itu yang bisa Rio lakukan untuk mengobati rasa rindu nya pada sang istri.
Dan di dalam kamar, Rose pun juga melakukan hal yang sama, tapi meski ia sudah mencium foto suami nya di ponsel, tak lantas membuat nya langsung tertidur, selama dua malam ini, Rose tak bisa tidur karena tidak dipeluk Rio, hati nya merasa ada yang kurang, meski sudah memakai baju nya sekalipun, mungkin karena mereka masih di rumah yang sama dan dalam posisi sedang bertengkar.
Menjelang subuh, Rose akhir nya menyerah, ia berlahan membuka pintu kamar nya, dan melihat Rio meringkuk diatas sofa, memakai piyama yang sudah ia siapkan tadi, dengkuran halus terdengar keluar dari mulut Rio, menunjukan betapa ia sangat lelah hari ini, Rose tak tahu jam berapa suami nya itu tertidur, tapi yang jelas, ia sendiri belum tertidur sama sekali dua hari ini, Rose mendekat, menatap iba dan sesal pada Rio, ia menyadari bahwa Rio tak sepenuh nya salah karena belum menjelaskan apa yang sebenar nya terjadi, dan dia yang merasa tersakiti menolak mendengarkan apa kata suami nya.
"Oppa" Rose menyentuh bahu suami nya itu.
"Hm?" Rio langsung merespon, ia menoleh ke belakang dengan mata setengah terpejam, selelah apa pun dia, jika menyangkut sang istri, Rio akan selalu merespon nya dengan cepat.
"Ayo tidur di dalam" ajak Rose lembut, Rio pun menurut, kantuk membuat nya lupa jika mereka sedang bertengkar, Rose membantu sang suami melangkah menuju ke kamar mereka.
Rose menyelimuti tubuh suami nya itu, lalu menyusul nya naik keatas ranjang dengan memeluk nya dari belakang, Rio pun kembali terlelap dengan mudah nya.
Keesokan hari nya, Rose sudah lebih dulu bangun, ia bangun lebih pagi karena setelah Rio pindah ke kamar tadi, yang ia lakukan hanya lah memeluk dan menciumi wajah suami nya sampai pagi, ia sedang menyiapkan sarapan sekarang, dan Rio, ia mulai membuka kedua matanya, beberapa kali ia mengerjab, merasa bahwa ia berada di kamar.
"Jadi semalam itu benar Rose mengajak ku pindah ke kamar?" Batin nya bingung
"Jadi itu bukan mimpi?" Ia mulai menyadari dan tersenyum senang karena akhir nya Rose mau memulai untuk berdamai, Rio pun menyingkap selimut nya dan melompat dari kasur, berlari menuju ke dapur.
Bruk
Ia langsung memeluk tubuh istri nya dari belakang, yang sedang memasak lauk, Rose tak terkejut, ia masih diam, dan Rio menyembunyikan wajah nya di ceruk leher sang istri.
"Nama gadis itu adalah Cuwii, dia putri ahjuma pemilik kantin langganan ku sarapan setiap pagi" Rio mulai menceritakan gadis yang di cemburui Rose.
"Tapi semenjak aku mengenalmu, aku tak pernah lagi mengunjungi kantin nya, dan pertemuan kami tempo hari, adalah pertemuan pertama setelah empat tahun kami tidak pernah berjumpa, aku hanya mencintai mu Rose, jika aku mau tentu aku sudah menikahi Cuwii lebih dahulu, karena aku lebih dulu mengenal nya sebelum bertemu dengan mu" jelas Rio masih dengan posisi yang belum berubah, Rose mengusap lengan Rio yang melingkar di perut nya, ia lega mendengar penjelasan Rio, dan menyesal telah mendiamkan nya selama dua hari.
"Maafkan aku atas kesalahpahaman ini Rosie, tolong jangan marah, aku tersiksa dengan diam mu" mohon Rio, Rose pun segera membalikan tubuh nya, dan memeluk erat sang suami.
"Aku yang harus nya meminta maaf oppa, karena tak memberi mu kesempatan untuk menjelaskan nya" balas Rose terisak di balik punggung Rio.
"Nanti siang aku kenalkan kamu dengan ahjuma dan Cuwii, karena setelah aku mengenalmu, kita lebih sering makan berdua di tempat lain atau memasak sendiri bukan" ujar Rio, Rose mengangguk.
"Aku kangen, sekarang biarkan aku menikmati obat nya"
Hap
Rio langsung menggendong tubuh sang istri dan membawa nya lari memasuki kamar.
"Kyaaa. . . Oppa. . ." Teriak Rose pasrah.
Bisa saja selama Rose mendiamkan nya, Rio tidur di kamar satu nya, tapi jika ia melakukan hal itu, malah akan membuat hubungan nya dengan sang istri kian memburuk, karena pasti Rose akan gengsi menyusul ke kamar satu nya.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Child
Fanfictiontentang pasangan Chaerio yang di karuniai seorang anak laki-laki istimewa