Setelah menikah, Rose masih tetap bekerja, untuk membantu perekonomian rumah tangga mereka, sebab tak selama nya Rio selalu mendapatkan pelanggan.
Rio menghentikan taxi nya dan seorang pelanggan masuk, Tuan Choi nama nya.
"Selamat pagi tuan Choi"
"Selamat pagi Rio, apa kabar mu? Aku tidak melihat mu beberapa hari ini?" Tanya sang penumpang yang harus Rio antar ke kantor kementrian hukum dan ham.
"Ah iya, saya cuti menikah tuan" jawab Rio tersenyum bangga tapi juga malu-malu.
"Wah, kamu sudah menikah?" Kaget tuan Choi yang hampir selalu naik taxi Rio.
"Iya tuan, seminggu yang lalu"
"Selamat Rio, aku ikut senang mendengar nya"
"Terima kasih tuan"
"Satu pesan ku, jika suatu saat kalian bertengkar apa lagi jika itu karena cemburu, kamu lebih baik diam dan mengalah, karena yang kamu hadapi adalah hati nya, perasaan nya, bukan orang nya, perasaan wanita itu sangat sensitif, jika hati nya sudah terluka, akan sulit untuk menyembuhkan nya, tapi jika kamu mampu mendapatkan nya, percayalah, seluruh dunia beserta isi nya akan ada dalam genggaman mu" nasihat tuan Choi pada Rio.
"Ne tuan Choi, akan saya ingat nasihat tuan"
"Nah aku pergi dulu, terima kasih Rio yaa" tuan Choi mengeluarkan uang nya untuk membayar argo.
"Tuan ini. . ."
"Anggap saja hadiah atas pernikahan mu"
"Terima kasih tuan, selamat bekerja" ucap Rio yang menerima uang lebih dari tuan Choi.
Jam sudah menunjukan pukul 13.48 KST, sebentar lagi waktu nya sang istri pulang, Rio pun memutar kemudi nya, untuk menjemput sang istri, begitu tiba di mall tempat Rose bekerja, Rio pun turun, menunggu di dekat eskalator seperti biasa, ia mengirim pesan pada sang istri.
To My Honey:
Aku tunggu di bawahSenyum Rose mengembang, ia lega dan senang setiap membaca pesan dari suami nya jika ia sudah menunggu nya di bawah, persaan nya juga merasa aman karena ada yang menjemput sekarang.
Dan tak terasa tiga tahun sudah usia perkawinan Rio dan Rose, tapi sang istri tak kunjung menunjukan tanda-tanda kehamilan, Rose menatap sendu sang suami saat mereka sedang makan malam bersama, ia merasa bersalah karena belum bisa memberi Rio seorang anak, padahal sang suami tak pernah menuntut apa-apa dari nya.
"Sayang, ayo habiskan ikan nya" Rio meletakan daging ikan di mangkuk sang istri.
"Oppa yang habiskan ne, aku kenyang" Rose terkekeh merasa tak bersalah, jika ia sudah mulai kenyang, Rio lah yang harus menghabiskan nya semua.
"Baiklah" pasrah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Child
Fanfictiontentang pasangan Chaerio yang di karuniai seorang anak laki-laki istimewa