30. Kasus

746 163 35
                                    

Rio termenung di ruang tamu, luka-luka nya sudah diobati oleh sang istri, tatapan nya kosong, belum sehari menikmati kebersamaan dan kebahagiaan dengan Jihoon dan Rose, kini mereka kembali harus dipisahkan.

"Sial, apa yang harus kita lakukan untuk mengamankan Jihoon?" Kesal Taehyung, sang anak sudah berada di kamar nya, menangis meraung mengingat sang ayah yang babak belur.

"Sebaik nya, tuan menggugat Rio saja, atas tuduhan penculikan pada Jihoon, aku yakin kita akan menang, karena Jihoon memang putra anda, dengan begitu Rio akan di tahan, dan nanti nya dia tak akan berani lagi menemui Jihoon" ide Bobby, Taehyung nampak berpikir.

"Baik, aku setuju, telpon pengacara Choi sekarang juga" perintah Taehyung

Keesokan hari nya, Rose membuka pintu rumah nya, ia hendak bersih-bersih, dan menemukan sepucuk surat terselip di bawah pintu, ia pun memungut nya.

"Oppa" Rose berjalan sambil membaca kop amplop yang berasal dari kantor polisi dan di tujukan pada Rio.

"Untuk oppa" ujar nya menyerahkan surat tadi pada Rio yang duduk di tepi ranjang.

Deg

Rio membeku membaca isi surat yang berisi pemanggilan terhadap diri nya untuk menjadi saksi di kantor polisi atas laporan Kim Taehyung dengan tuduhan penculikan, ia pun geram, Rio meremas surat itu.

"Manusia tak tahu diri" gumam Rio marah.

Rio harus ke kantor polisi untuk memenuhi panggilan, dua hari setelah surat itu sampai di rumah nya, dan kabar tentang gugatan Kim Taehyung pada penculik anak nya pun mulai terendus media, apalagi di ketahui bahwa anak itu adalah Lee Jihoon, pemenang olimpiade matematika di Jerman, beberapa waktu yang lalu.

Rio di temani sang istri mendatangi kantor polisi, masih dengan wajah yang babak belur belum sembuh total, ia akan di mintai keterangan, yang akan di cocok kan dengan laporan Kim Taehyung, wartawan sudah berkerumun menunggu pengusaha kaya itu untuk memberi keterangan, tapi Taehyung acuh, dengan gaya sombong nya, ia tetap memasuki mobil nya tanpa memberi tanggapan apa-apa, Rio menatap geram ke arah musuh nya itu, Rose terus menggenggam tangan kiri suami nya dengan erat.

"Tuan Lee Mario, apa benar tuduhan yang di layangkan oleh pengusaha terkenal Kim Taehyung itu benar?" Tanya seorang wartawan yang akhir nya memilih untuk mewawancarai Rio, karena tak dapat keterangan dari Taehyung, dan hanya satu wartawan itu yang meliput tentang Rio.

Di kantor Jennie, Joy memasuki ruangan sang majikan dengan tergesa.

Ceklek

"Joy, ada apa?" Heran Jennie.

"Kamu harus melihat berita Jenn" jawab Joy, ia meraih tablet di meja kerja Jennie dan membuka situs berita online, yang menampilkan wawancara Rio oleh wartawan tadi di kantor polisi.

"Tidak, kami menemukan Jihoon, bukan menculik nya, siapa pun mohon bantu kami mempertahankan Jihoon, dia tidak di rawat dengan baik oleh Kim Taehyung, kami tidak memiliki sedikit pun uang untuk membayar pengacara, jadi kami mohon bantuan nya, Jihoon sudah seperti anak kandung kami" mohon Rio, berharap ada seseorang yang baik hati mau membantu nya menyewakan pengacara, karena melawan Taehyung tanpa pengacara pasti sulit menang.

"Saya berharap bantuan kalian, dan bisa menghubungi stasiun tv ini" Rio rela mengemis bantuan demi Jihoon.

Deg

Jennie shock, ia tak tahu jika Taehyung sudah lebih dulu menemukan anak mereka, padahal Jennie sudah sepuluh tahun mencari nya tapi tak bertemu sampai saat ini.

"Kita ke kantor polisi sekarang Joy" Jennie langsung mengemasi tas nya, buru-buru mengejar keberadaan Rio dan Rose, ia berada di pihak lawan, jadi otomatis Jennie akan memihak pada Rio untuk membantu nya bertemu Jihoon, Jennie juga khawatir Taehyung tak serius dalam merawat sang putra nanti nya.

Mobil yang di kemudikan Joy pun tiba di kantor polisi, tapi suasana sudah sepi, hanya ada seorang reporter yang tengah mengemasi peralatan nya.

"Dia sudah pulang, kita terlambat" gumam Joy putus asa, Jennie pun mendekati reporter tadi dan bertanya.

"Nyonya Kim, dia sudah pulang" jawab reporter itu yang tahu siapa Jennie

"Bisa aku mendapatkan nomor telpon nya?"

"Bisa, ini" reporter tadi menyebutkan nomor telpon Rio yang memang dia sudah di beri hak untuk menyebarkan bagi siapa pun yang ingin membantu nya.

"Terima kasih" Jennie terus mengucap kata itu sambil berlalu.

"Sama-sama nyonya"

Jennie pun memasuki mobil nya lagi bersama Joy, ia mulai mengutak-atik ponsel nya untuk menghubungi Rio, tangan nya gemetar karena saking grogi dan tak sabar ingin cepat-cepat bertemu Jihoon.

Kriiinggg. . .

Ponsel Rio berdering, satu nomor tanpa nama tertera di layar nya, ia pun segera menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan.

"Hallo"

"Halo, selamat siang, apa ini benar ini nomor ponsel tuan Lee Mario?"

"Iya saya sendiri, dengan siapa?"

"Saya Kim Jennie, dan kalau tidak salah, anda membutuhkan bantuan hukum"

"Ya benar, kami sangat membutuhkan nya"

"Jika tuan berkenan, bisa kah kita bertemu? Di mana alamat rumah tuan Lee Mario?" Rio kemudian menyebutkan alamat rumah nya.

"Baik, kami akan kesana sekarang"

"Kami tunggu, dan terima kasih banyak sebelum nya"

Jennie belum mengatakan siapa dia yang sebenarnya, karena akan lebih leluasa jika ia mengaku saat sudah bertemu dengan orang tua asuh Jihoon nanti, dan Rio pikir, Jennie adalah pengacara yang akan membantu nya melawan Kim Taehyung.

"Siapa oppa?" Tanya Rose setelah Rio mematikan sambungan telpon nya.

"Kita mendapatkan bantuan Rose" jawab Rio yang langsung memeluk sang istri, rasa nya ia sedikit lega sekarang, karena tak sendirian dalam berjuang untuk memdapatkan Jihoon kembali.

#TBC

ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang