18. Pertumbuhan Jihoon

931 170 31
                                    

Jihoon tumbuh dengan baik sebagai anak yang ceria, dan juga tampan, sekarang ia akan selalu makan bersama orang tua nya karena ia sudah punya meja makan sendiri yang Rio letakan diantara bangku nya dan sang istri, Jihoon juga sudah bisa makan sendiri, meski masih berantakan, tapi baik Rio maupun Rose tak marah, mereka dengan telaten dan sabar terus mengajari dan mendidik Jihoon.

Suatu hari, saat Rio sedang dalam perjalanan pulang, di tengah jalan ia melewati komplek perumahan yang beberapa penghuni nya sedang mengadakan Garasi Sale yaitu menjual barang-barang bekas milik mereka, karena jika membuang nya ke tempat pembuangan sampah, mereka justru harus membayar, jadi mereka tak kalah pintar, dengan menjual nya mereka tak perlu kehilangan uang tapi malah mendapatkan uang, Rio menghentikan mobil nya di depan sebuah rumah yang mengadakan garasi sale, ia mendekati sebuah kursi roda bekas, dan tertarik membeli nya untuk Jihoon.

"Berapa ini tuan?" Tanya Rio.

"Itu 100 ribu ₩on tuan" jawab sang pemilik.

"Tapi karena pijakan nya terlepas, anda bisa membayar nya sembilan puluh ribu ₩on saja" Rio langsung merogoh saku celana nya, ia lalu berbalik pergi.

"Tuan" panggil sang pemilik melihat Rio membalikan tubuh nya

"Anda tidak jadi membeli nya?" Tanya nya, Rio menggeleng.

"Uang saya kurang tuan" jawab Rio kenapa ia tak jadi membeli nya.

"Kemarilah, kita bicara dulu" ajak sang pemilik.

"Untuk siapa kursi roda ini?"

"Putra saya, usia nya dua tahun sekarang, dia mengalami kelumpuhan bawaan di kedua kaki nya, sebentar lagi dia pasti membutuhkan kursi roda, untuk saat ini baik saya mau pun mama nya masih kuat dan mampu menggendong nya, tapi tubuh nya terus tumbuh dengan normal, jadi cepat atau lambat kami harus membelikan nya kursi roda bukan" cerita Rio.

"Berapa uang anda?" Rio memperlihatkan uang di tangan nya yang hanya ada delapan puluh ribu ₩on, pria pemilik kursi roda itu pun akhir nya melepas dengan harga lima puluh ribu ₩on.

"Terima kasih banyak tuan" Rio membungkuk berkali-kali sebelum ia membawa kursi roda bekas untuk Jihoon nanti.

Sesampai di rumah, ia pun langsung memperbaiki nya, Jihoon merangkak dengan kedua tangan nya, menghampiri sang ayah yang sedang memasang pijakan nya karena terlepas.

"Papa" ia masih dengan posisi tengkurap di samping Rio.

"Iya boy, ini untuk Jihoon nanti" ujar Rio, setelah beres memasang pijakan.

"Oppa dapat dari mana?" Tanya Rose penasaran, Rio lalu mendudukan Jihoon diatas kursi roda nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oppa dapat dari mana?" Tanya Rose penasaran, Rio lalu mendudukan Jihoon diatas kursi roda nya

"Aku membeli nya di garasi sale dengan harga khusus" ujar Rio bangga, Jihoon menggerak-gerakan tubuh nya diatas kursi roda sambil tersenyum bahagia.

"Begini caranya boy, tapi tangan Jihoon belum sampai" Rio terpingkal, dan karena penasaran Jihoon pun mencoba sendiri dengan tangan kanan nya tapi gagal

"Untuk sementara biar papa atau mama yang bantu Jihoon, mengerti" tutur Rio lembut.

"Jihoon sudah mandi belum?"

"Belum" jawab nya dengan suara yang masih tak begitu jelas, sambil menggeleng lucu.

"Kita mandi bersama ne" ajak Rio, Rose pun mencarikan baju ganti untuk anak dan suami nya itu, yang sedang berendam air sabun penuh busa, sambil bermain, sesekali Jihoon memekik tertawa saat sang ayah menggoda nya.

Tak terasa, Jihoon telah berusia lima tahun sekarang, sudah waktu nya bagi dia untuk bersekolah.

"Bagaimana oppa?" Tanya Rose.

"Baiklah, besok kita akan mencarikan sekolah untuk Jihoon" jawab Rio.

"Yeay" seru Jihoon mengangkat kedua tangan nya ke atas,mungkin karena dia jenuh di rumah hanya dengan orang tua nya saja, jadi ia sangat girang saat Rio menyetujui ide Rose untuk menyekolahkan nya, berhubung Jihoon sudah lima tahun sekarang, jadi dia tidur sendiri, sudah bisa menggunakan kursi roda nya sendiri, juga sudah bisa berpindah ke kasur dan ke kursi roda tanpa bantuan, Rio memang merenovasi beberapa bagian dalam dan luar rumah nya, demi memudahkan sang putra beraktivitas tanpa bantuan mama dan papa nya, begitu juga di kamar mandi, Jihoon bisa melakukan semua nya sendiri.

Keesokan hari nya, Jihoon bangun lebih pagi, langsung mandi dan mencari baju ganti sendiri, ia duduk diatas ranjang nya, dan meluruskan kedua kaki nya dengan bantuan tangan nya, ia mulai memasukan kaki nya satu persatu ke dalam celana panjang yang akan ia pakai, lalu berbaring dan menarik bagian pinggang nya keatas, begitu rapi, ia pun kembali menaiki kursi roda nya, Rio datang untuk memeriksa nya.

"Wah anak papa sudah tampan rupanya" puji Rio, ia meraih sisir diatas meja belajar Jihoon dan merapikan rambut nya.

"Papa, Jihoon-ie, ayo kita sarapan dulu sayang" seru Rose memanggil suami dan putra nya itu.

"Ayo boy" Jihoon mendahului sang ayah menuju ke dapur, dan di sambut senyum manis sang mama.

"Tampan nya" puji Rose, Jihoon tersenyum senang mendapat pujian dari papa dan mama nya.

Dan mereka pun mulai berkeliling menuju ke sekolah satu dan lain nya untuk mendapatkan tempat yang cocok bagi Jihoon, dan di sekolah terakhir lah akhir nya mereka merasa pas, Jihoon dan sang ayah sedang melihat anak-anak bermain di halaman kelas bersama guru mereka, Rose sedang berbincang dengan kepala sekolah.

"Jihoon adalah anak yang mandiri, tidak perlu ada perlakuan khusus, dia mampu melakukan semua nya sendirian miss" jelas Rose pada kepala sekolah.

"Jihoon mau kan sekolah disini?" Tanya sang ayah.

"Ya papa, Jihoon mau" jawab nya antusias menatap sang ayah sambil tersenyum.

Dan akhir nya, Jihoon pun di terima, dan dia sudah boleh bersekolah mulai besok, sepulang dari mendaftar, mereka mengunjungi mall untuk berbelanja peralatan tulis dan tas bagi Jihoon, sang ayah mendorong kursi roda nya mengelilingi toko, dan Rose sang mama membantu mengambilkan serta memilihkan yang paling cocok untuk Jihoon.

"Jihoon mau apa lagi?" Tanya Rio.

"Jihoon lapar pa" jawab nya sambil meringis lebar sampai mata Jihoon menghilang, Rio mengacak-acak rambut Jihoon

"Kamu seperti mama mu, mudah lapar" ucap nya.

"Like mother like son, hm" ejek Rose pada suami nya.


#TBC

ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang