Malam nya Jennie dan Jisoo baru pulang dari rumah Rose dan Rio setelah Jihoon tertidur di pangkuan sang ayah, rasa rindu dan kebahagiaan nya karena bertemu kembali dengan papa mama nya membuat Jihoon jadi sedikit lebih manja, dan Jennie diantar pulang oleh Jisoo.
"Terima kasih pengacara Kim" ucap Jennie
"Sama-sama nyonya Kim, apa aku boleh mengajak mu makan malam bersama, untuk merayakan kemenangan kita?"
"Tentu"
"Baiklah"
Dan berawal dari kasus Jihoon, karena menjadi pusat perhatian publik dan media, nama Jisoo pun melambung, karena mampu mengalahkan seorang Kim Taehyung, padahal Jisoo adalah pengacara baru yang belum memiliki pengalaman apa-apa.
Jennie berbaring diatas ranjang nya, kembali rasa rindu pada Jihoon menyerang nya.
"Ternyata dia adalah anak yang manis dan lucu" batin Jennie tersenyum mengingat wajah serius Jihoon sambil memanyunkan bibir nya saat ia mengoleskan salep di tangan nya tadi.
"Sampai bertemu besok Jihoon-ie" ia lalu mulai tertidur.
Dan keesokan hari nya, Jennie bangun, sudah ada Joy sang asisten yang menyiapkan nya kopi dan sarapan.
"Pagi Jen"
"Morning Joy" masih dengan piyama tidur nya, Jennie menyesap kopi buatan Joy sambil duduk di meja bar dapur nya.
"Selamat atas kemenangan mu, dan dimana Jihoon?" Joy celingukan mencari anak kandung majikan nya itu.
"Gumawo Joy, dia masih di rumah keluarga Lee" jawab Jennie, Joy pun mengerutkan kening nya heran karena Jihoon tak langsung di bawa pulang oleh ibu kandung nya.
"Aku tak ingin buru-buru membawa nya pulang, biarkan dia menikmati waktu nya dulu, setelah mengalami kekerasan dari daddy nya, aku takut dia akan menolak ku juga nanti, aku menurut saja dengan keluarga Lee yang memperkenalkan ku pelan-pelan pada Jihoon" jelas Jennie, Joy masih gadis, jadi wajar jika pola pikir nya beda dengan Jennie dan Rose.
"Kamu percaya pada keluarga Lee?"
"Kenapa tidak? Aku sudah melihat dengan mata kepala ku sendiri Joy, bagaimana mereka memperlakukan Jihoon, dan mereka tak akan mungkin membawa Jihoon pergi, mereka adalah pasangan yang lugu Joy, jangan berpikir yang macam-macam" balas Jennie, ia lalu mulai bersiap untuk ke kantor pagi itu.
Di rumah Rio, dia tengah dalam perjalanan menuju ke sekolah Jihoon dulu, untuk menemui kepala sekolah dan wali kelas Jihoon, jika sang putra akan kembali masuk sekolah, setelah hampir satu bulan lama nya Jihoon tidak masuk.
Rose di rumah, bersama Jihoon yang tengah menonton tv, sedangkan sang mama mulai beraktivitas seperti biasa, mencuci baju dan membersihkan rumah.
Tok. . . Tok. . .
"Mama, ada tamu!" Seru Jihoon dari ruang keluarga yang menjadi satu dengan ruang tamu.
"'Ya sayang" sahut Rose, sang mama pun segera membuka kan pintu utama rumah nya, Jihoon belum bisa memakai kursi roda sendiri, sebab tangan nya masih belum sembuh.
Ceklek
"Unnie"
"Selamat siang Rose" sang tamu adalah Jennie.
"Silakan masuk unnie"
"Terima kasih Rose"
"'Hey Jihoon-ie"
"Mommy" balas Jihoon, Jennie pun mendekat sambil menenteng kantong belanjaan berisi macam-macam snack, oleh-oleh untuk Jihoon.
"Bagaimana dengan luka mu? Sudah diberi salep lagi belum?" Tanya Jennie perhatian.
"Lumayan, tadi pagi sudah momm, siang ini belum, papa sedang pergi mengurus sekolah Jihoon" jawab nya.
"Mommy bantu oleskan lagi ya?" Ijin Jennie, Jihoon mengangguk.
"Unnie, ini minum nya" Rose meletakan segelas air di meja tamu.
"Gumawo Rose" balas Jennie, ia meraih salep yang terletak di atas meja itu.
"Aku tinggal dulu unnie"
"Iya, santai saja Rose, aku disini dengan Jihoon" Rose kembali melanjutkan memasak makan siang, dan Jennie mengoleskan salep di tangan Jihoon.
"Ini sudah kering, tapi masih harus diobati biar benar-benar sembuh" gumam Jennie sambil mengoleskan salep di tangan Jihoon.
"Ne momm"
"Mommy membawa snack untuk Jihoon, mau yang mana dulu, biar mommy buka kan?" Tanya Jennie.
"Hhmm. . ." Jihoon mengintip isi kantong yang Jennie bawa, sang mommy tersenyum lucu, ia lalu mengambil kantong nya.
"Ada snack rasa udang, keripik kentang rasa rumput laut, biskuit coklat, keripik jagung, choco pai, snack almond, cream cake, jelly, Jihoon mau yang mana?" Jennie menyebutkan satu per satu snack yang ia bawa.
"Mau semua boleh?" Tanya nya dengan wajah polos dan kedua mata yang berbinar penuh harap, rasanya Jennie ingin menangis, Jihoon memang jarang membeli snack, karena memang entah dia yang tak berani meminta pada Rose dan Rio mungkin.
"Tentu, ini buat Jihoon semua, jika masih kurang, nanti mommy belikan lagi, mommy bantu buka ya?" Jennie langsung membuka cream cake isi custart, dan menyuapi Jihoon.
Nyam
Bocah itu manggut-manggut merasakan lelehan custart di mulut nya.
"Kenapa daddy Jisoo tidak ikut kemari?" Tanya Jihoon di sela-sela menikmat snack nya, Jennie gugup, dia bingung untuk menjawab apa, karena kemarin mereka pikir Jihoon akan melupakan Jisoo begitu saja.
"Engg. . ."
"Jihoon-ie papa pulang!" Seru Rio menyelamatkan Jennie, wanita itu menghela nafas lega.
"Papa!" Balas Jihoon antusias, sang ayah pun muncul dari balik pintu utama.
"Noona" Rio lebih dulu menyapa Jennie
"Dari mana Rio?" Tanya Jennie, yang ditanya langsung duduk di hadapan Jihoon.
"Dari sekolah Jihoon noona, mulai besok, dia bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar lagi" jawab Rio.
"Wah, serius papa?" Jihoon sangat bersemangat untuk memulai sekolah lagi.
"Iya, papa tadi bertemu Yoshi dan Asahi, mereka menanyakan mu boy" cerita Rio, ia lalu memeriksa kedua tangan Jihoon.
"Jihoon kangen mereka pa" ungkap nya.
"Besok Jihoon akan bertemu mereka"
"Ini siapa yang membantu Jihoon mengoleskan salep?"
"Mommy" jawab nya singkat
"Bilang apa sama mommy? Jihoon sudah mengucapkan terima kasih belum?" Yang di tanya terkekeh malu.
"Gumawo mommy, untuk snsck nya juga" ucap Jihoon merona
"Sama-sama Jihoon-ie"
"Apa? Snack? Jihoon merampok mommy?" Selidik Rio pura-pura serius.
"T-tidak papa, bukan begitu" panik Jihoon, Jennie hanya tertawa lalu meninggalkan Rio dan Jihoon untuk menyusul Rose ke dapur.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Child
Fanfictiontentang pasangan Chaerio yang di karuniai seorang anak laki-laki istimewa