"Kami percaya pada anda nyonya" jawab Rio yakin
"Terima kasih"
"Aku ingin mendengar cerita tentang Jihoon, seperti apa sifat nya jika di rumah?" Tanya Jennie.
"Jihoon adalah anak yang mandiri, papa nya selalu mengajarkan agar Jihoon melakukan apa pun sendiri, jadi tidak tergantung dengan orang lain, oppa juga mengajari nya bermain basket layaknya anak-anak pada umum nya" cerita Rose, Jennie tersenyum mendengar nya.
"Tapi dia manja soal makanan, Jihoon tak bisa makan selain masakan sang mama" imbuh Rio.
"Dan kue bolu buatan Rose adalah favorit nya, dia mampu menghabiskan hampir setengah cetakan sekali makan" lanjut Rio, Jennie tersenyum lucu, ia iri dengan Rio dan Rose yang mampu menggantikan peran nya sebagai orang tua Jihoon dengan sangat baik, Jennie bersyukur anak nya jatuh pada orang-orang seperti pasangan RiSe di hadapan nya ini, ia tak bisa membayangkan jika Jihoon jatuh di tangan orang yang salah.
"'Aku jadi berfikir, luka di bibir Jihoon, apa ini karena sendok yang di paksa masuk ke dalam mulut nya, sebab Jihoon menolak makan karena bukan masakan mu Rose-shii" tebak Jennie, Rose dan Rio pun terkesiap, karena mereka tidak berpikir sejauh itu.
"Kenapa itu tidak terpikirkan oleh ku" gumam Rio putus asa.
Dreett. . .
Ponsel Jennie bergetar, Joy mengirimi nya pesan.
From Joy:
Kamu di restauran mana Jen?To Joy:
Di restauran New MoonSetelah itu tak ada lagi pesan dari Joy, Rio, Jennie dan Rose pun kembali melanjutkan obrolan.
"Dulu, ketika kami menemukan Jihoon, kami menidurkan dia sendirian diatas kasur" cerita Rose lagi.
"'Kenapa begitu?" Heran Jennie
"'Kami takut dia terusik dan terjaga, sebab kami belum tahu cara menenangkan nya jika sampai ia menangis" jawab Rose tersenyum garing karena malu.
"Kami tidur di sofa berdua, tapi masih di dalam kamar kami bersama bayi Jihoon" lanjut nya, agar Jennie tak berpikir jika Rio dan Rose membiarkan Jihoon di kamar sendirian.
"Bahkan dar awal jumpa pun sudah terlihat betapa tulus nya kalian pada anak ku" batin Jennie mendengar cerita Rio dan Rose yang tak ingin membuat bayi Jihoon menangis.
"Jen" Joy datang menyusul ke restauran, bersama seorang pria muda, dan mereka tak tahu siapa dia.
Semua menatap ke arah Joy dan pria muda itu dengan penuh tanya.
"Kenalkan, pengacara Kim" ujar Joy memberitahu Rio, Rose dan Jennie yang langsung berdiri menyambut nya.
"Saya Jennie, ibu kandung Jihoon, sedangkan mereka, Rio dan Rose orang tua asuh Jihoon" ujar Jennie memperkanalkan diri
"Saya Kim Jisoo"
"Silakan duduk" ujar Jennie lagi, mereka pun duduk dan Joy juga ikut bergabung.
"Sebelum nya, saya ingin kalian mengetahui satu hal, saya pengacara baru, dan janji profesi juga baru saya ucapkan kemarin, ini adalah kasus pertama saya, tapi saya janji akan bekerja dengan segenap hati, dan mengeluarkan seluruh kemampuan saya" ucap Jisoo, Jennie, Rose, dan Rio pun langsung menatap ke arah Joy yang menggedikan kedua bahu nya.
"Baiklah, kami bergantung pada anda" Jennie terpaksa percaya, karena hanya dia pengacara yang bersedia melawan Kim Taehyung.
"Kita awali dengan surat kuasa, penunjukan saya sebagai pengacara nyonya Kim" ujar Jisoo
"Kalau boleh tahu, langkah apa yang sebaik nya kita ambil untuk bisa merebut Jihoon dari tangan ayah kandung nya?" Tanya Jennie, Joy tentu sudah bercerita secara garis besar, kasus apa yang akan di hadapi oleh Jisoo.
"Sebaik nya begini, anda menuntut hak asuh untuk Jihoon, dan nyonya Rose serta tuan Rio menjadi saksi dari pihak anda, kita kesampingkan dulu tentang kasus gugatan penculikan, karena kalau gugatan ini di masukan, otomatis kasus penculikan akan di hentikan lebih dahulu proses penyelidikan nya" urai Jisoo, Jennie menatap kagum pada keseriusan Jisoo yang belum memiliki pengalaman menjadi pengacara sama sekali.
"Dan saat kita memenangkan gugatan hak asuh Jihoon nanti nya, otomatis laporan penculikan terhadap tuan Rio akan gugur" lanjut Jisoo
"Anda yakin kita akan menang?" Tanya Rio, mengingat Jennie tadi kesulitan untuk mendapatkan pengacara berarti Taehyung benar-benar di takuti, ditambah Jisoo yang belum berpengalaman.
"Kita harus optimis menang, saya yakin kita berada di pihak yang benar" balas Jisoo.
"Ya kita harus menang, kita harus mengambil Jihoon kembali" semangat Rio, dan mereka pun mulai berdiskusi tentang langkah apa yang akan mereka ambil dan apa yang akan mereka lakukan.
Keesokan hari nya, Jisoo pun mulai beraksi, ia mengirimkan surat gugatan hak asuh anak ke pengadilan, tak hanya itu, Jisoo juga mendatangi kantor Children Protection Center untuk meminta bantuan penyelidikan, apakah Jihoon mendapatkan perlakuan yang baik atau tidak dari Taehyung.
Jisoo di buat pontang panting mengurus kasus pertama nya ini, ia menjadi bersemangat dan antusias atas kepercayaan yang Jennie berikan pada nya, dan Jisoo berjanji akan memengkan kasus ini, meski ia tahu, yang di hadapi adalah senior nya yang sudah puluhan tahun menjadi pengacara dan memiliki pengalaman yang tak perlu di ragukan lagi, Choi Siwon.
Plak
"Sial, Jennie melayangkan gugatan hak asuh Jihoon" geram Taehyung di rumah nya, ia membanting surat panggilan dari pengadilan.
"Dan Yuri tidak mungkin tidak mengetahui kasus ini" imbuh Bobby yang semakin membuat Taehyung kesal.
Yaa, kasus ini di liput wartawan, tadi nya Taehyung pikir dengan menggugat Rio, Yuri akan langsung mencairkan warisan nya, tapi siapa sangka, justru dari media lah Jennie jadi tahu tentang keberadaan Jihoon yang ia cari selama ini, dan menggugat hak asuh anak nya, yang otomatis ini berimbas pada dua hal, pertama kasus Rio menjadi di hentikan untuk sementara, dan kedua, Yuri kembali mengulur waktu pencairan karena menunggu hasil sidang.
"Kenapa jadi serumit ini?!" Teriak Taehyung marah.
"Tuan harus optimis, mereka sudah mengalami kesulitan untuk mendapatkan pengacara" beritahu Bobby
"Serius?" Taehyung tak percaya.
"Ya tuan, banyak pengacara yang menolak menjadi kuasa hukum Jennie ketika tahu siapa yang akan mereka hadapi" beber Bobby, Taehyung pun langsung terbahak jumawa, merasa diatas angin sekarang.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Child
Fanfictiontentang pasangan Chaerio yang di karuniai seorang anak laki-laki istimewa