27. Ikatan Batin

773 150 39
                                    

Ahjuma pembantu di rumah Taehyung menghampiri tuan besar nya yang sedang sibuk mengurus pekerjaan nya, ia hendak bersiap ke kantor lagi.

"Maaf tuan, Jihoon menolak makan" beritahu nya pada Taehyung.

"Biarkan saja, yang penting kamu sudah menyiapkan nya, nanti jika lapar dia juga akan memakan nya" jawab Taehyung

"Baik tuan" Taehyung kemudian pergi ke kantor nya lagi, Jihoon mengendap keluar dari kamar nya, dengan kursi roda, menengok kesana kemari, tapi tak menemukan siapa pun, semua sibuk dengan pekerjaan masing-masing, ia pun duduk di balik jendela, menatap ke halaman rumah sambil melamun.

"Papa, mama, Jihoon rindu" batin nya, belum sehari mereka berpisah, tapi Jihoon sudah sangat merindukan kedua orang tua angkat nya itu, ia masih belum percaya jika Taehyung adalah ayah kandung nya.

Sementara di rumah Rio, Rose juga tak mau makan, ia terus memikirkan nasib Jihoon, yang berada di rumah ayah kandung nya.

"Sedikit saja Rose" bujuk Rio menyuapi sang istri.

"Bagaimana aku bisa makan oppa, jika aku tidak tahu apakah anak kita di sana sudah makan atau belum" tolak Rose sambil menangis.

"Jihoon pasti sudah makan, tuan Kim sangat kaya, ada banyak makanan enak disana" Rio berusaha meyakinkan sang istri.

"Aku tidak lapar oppa" Rose kembali ke kamar Jihoon dan menangis disana, Rio yang khawatir pun tak bekerja semenjak Jihoon di ambil orang tua nya, seperti nya, Rose dan sang putra telah memiliki ikatan batin layak ibu dan anak kandung, karena kedua nya sama-sama menolak makan, satu karena bukan masakan mama nya, satu lagi karena Rose tak yakin apakah Jihoon sudah makan, sepuluh tahun bersama, tentu baik Rose, Jihoon dan Rio pasti sudah saling memahami tanpa harus dengan kata-kata.

Dan di hari ketiga, Rio berada di halaman rumah nya, memainkan bola orange milik Jihoon sendirian, memasukan nya ke dalam keranjang, lalu mendrible nya lagi sebelum di lemparkan, ia juga sangat rindu pada sang putra.

"Kenapa aku tidak ke sekolahan nya saja" batin Rio yang mendapatkan ide untuk mengobati kerinduan nya.

"Rose, sayang, ayo kita ke sekolah Jihoon, paling tidak, meski hanya melihat nya dari kejauhan kita tahu bahwa dia baik-baik saja" ajak Rio pada sang istri.

"Kenapa oppa baru terpikirkan sekarang?"

"Aku juga baru ingat Rose"

"Ya sudah ayo kita berangkat sekarang oppa" ajak Rose antusias, ia bersama sang suami pun segera meluncur ke sekolah Jihoon, dan menunggu di pagar luar sekolah, mengamati dari kejauhan saat murid-murid berhambur keluar hendak pulang, tapi, sampai pintu gerbang di tutup, Jihoon tidak menampakan diri, Rose mulai menatap cemas sang suami.

"Mungkin dia sudah dipindahkan ke sekolah lain" ujar Rio pada sang istri, ia lalu memeluk Rose dan mengajak nya pulang.

Di rumah Taehyung, ahjuma kembali melapor pada atasan nya karena sudah tiga hari Jihoon tidak makan dan hanya meminum air putih saja.

"Biar aku yang tangani" ujar nya dingin.

Brak

Taehyun membuka pintu kamar Jihoon dengan kasar, sampai bocah itu terjengkit kaget.

"Makan!" Ujar nya, Jihoon menggeleng.

"MAKAN!" Bentak Taehyung, ia marah karena Jihoon berulah, dan memang dia tidak punya sedikit pun perasaan sayang pada anak nya sendiri.

"Jihoon hanya mau masakan mama!" Sang anak pun tidak gentar, bentakan sang ayah di balas dengan teriakan.

"Kemarikan" Taehyung memberi kode pada ahjuma untuk menyerahkan piring nasi pada nya.

"Aku sudah cukup bersabar selama tiga hari ini Jihoon-ie, dan semua ini demi kebaikan kamu juga daddy" geram Taehyung, ia menyendokan nasi dan memaksa Jihoon untuk membuka mulut nya, tapi sang bocah meronta, dan menutup rapat mulut nya

"Buka mulut mu!" Bentak Taehyung lagi, Jihoon mulai menangis ketakutan, karena selama berada di rumah Rio, ia belum pernah sama sekali di bentak oleh papa mama nya atau pun di perlakukan secara kasar, Taehyung mencengkeram rahang Jihoon dengan tangan kiri nya, dan menjejalkan sendok nya secara paksa ke dalam mulut Jihoon, sampai bibir nya berdarah, dia pun terpaksa menelan nasi nya meski susah sebab ia sedang menangis.

"Jika besok kamu masih menolak makan, aku akan melakukan hal yang sama" ancam Taehyung, dia menjadi sensitif karena Yuri masih menahan warisan nya, sebab belum percaya jika Taehyung mampu merawat Jihoon, Yuri masih meragukan keseriusan Taehyung karena ia tahu, Jihoon pernah di buang.

Seminggu sudah, dan Jihoon menjelma menjadi bocah keras kepala, semakin Taehyung memperlakukan nya dengan kasar, semakin ia berulah, menolak makan, bahkan sekarang juga menolak minum, sebagai wujud dari bentuk perlawanan nya pada Taehyung, ia ingin membuat ayah kandung nya itu menyerah dalam mengasuh nya dan mengembalikan nya pada Rio dan Rose.

Kembali ke rumah Rio, pria itu tengah menyuapi sang istri yang jatuh sakit, rindu yang ia rasakan pada Jihoon membuat tubuh nya melemah.

"Sudah oppa, aku sudah kenyang" Rose menampik halus suapan suami nya.

"Sedikit lagi sayang, jangan sampai Jihoon nanti marah jika tahu mama nya sakit" bujuk Rio.

"Tidak, mulut ku pahit" alasan Rose

"Baiklah, minum dulu obat nya" Rio menyerahkan tablet obat dari dokter pada sang istri, dan membantu meminumkan nya, Rio lalu menyelimuti tubuh kurus istri nya itu.

"Jihoon, mama rindu" gumam Rose malam itu, dan seperti terkoneksi, kedua mata Jihoon langsung terbuka lebar, ia seperti mendengar suara mama nya, padahal ia tadi tertidur setelah di siksa Taehyung karena menolak makan.

"Mama" gumam Jihoon, ia pun menaiki kursi roda nya, jarum pendek jam menunjuk ke angka sembilan sedangkan jarum panjang nya di angka dua, Taehyung belum pulang dari kantor nya malam itu, dan kesempatan ini Jihoon gunakan untuk melarikan diri dari rumah sang ayah.

Dengan mengendap-endap, ia membuka pintu utama, lalu mengayuh kursi roda dengan kedua tangan nya menuju pintu gerbang, yang tanpa penjagaan, sebab Taehyung tak di rumah.



#TBC

ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang