Bab 4 : Putra Tidur

133 8 0
                                    

Jam dinding di sebuah ruang kelas menunjukkan pukul 08.30 dengan suasana langit yang mendung. Seorang guru perempuan sedang menceritakan kisah sejarah perang dunia yang cukup pilu untuk didengar di pagi hari. Haechan, Renjun, Jaemin, Jisung, Jeno, dan Chenle sudah meletakkan kepalanya di atas lipatan tangan mereka di atas meja masing-masing.

"Grokk. . Grokk. . Grokk. ." Suara dengkuran halus terdengar dari barisan 7 pemuda manis yang menjadi geng populer sekolah SMA FX.

Pletak

Bunyi nyaring suara spidol papan tulis dan bertabrakan dengan dahi salah satu pria manis di kelas tersebut membangunkan 5 pangeran tidur yang lain. Yang kena lempar tetap tidur tenang tak terganggu dengan suara-suara di dalam kelasnya. Yang melempar ? Pasrah melihat kelakuan muridnya yang manis ini.

"Renjun, Jeno, Jaemin, Chenle, dan Jisung ke kamar mandi sekarang cuci muka dalam waktu 5 menit sudah harus kembali kesini atau rambut kalian saya gundulin !" 5 pria yang disebut namanya oleh sang guru pun langsung bergegas ke kamar mandi untuk cuci muka, meskipun matanya masih sangat berat.

Setelah 5 murid kesayangannya keluar kelas, bu guru pun kembali menatap salah satu murid kesayangannya yang masih tenang dalam posisinya. Ia menggeleng melihat Haechan yang masih tidur tenang. "Baru 2 minggu masuk kelas, hobinya udah mulai dilakuin. Sabar Jennie cantik." Gumam Jennie sang guru sejarah sambil mengelus dada nya.

"Mark, itu kurcaci di belakang kamu tolong dibangunin. Pening saya kalo harus ngebangunin Haechan !" Titah bu Jennie pada Mark selaku murid paling waras dan pintar diantara 7 circle pemuda manis ini. Yang dapat perintah hanya mengangguk dan mulai membalikkan badannya menghadap belakang ke arah buntelan manusia manis yang sedang tertidur nyenyak bak putri tidur.

"Chan, chan, woii bangun ! Ada diskonan di mie gocean. Cepetan woii keburu abis jam diskonannya kalo lu ga bangun bangun !" Mark mengoceh sambil terus menggoyangkan badan Haechan perlahan. Namun, yang namanya Haechan, sang ketua geng pemimpi, tak mungkin mudah digoyahkan mimpi nya hanya karna goyangan kecil Mark.

Melihat Haechan tak terganggu sedikitpun, Mark menengok ke arah pintu kelas. "Masih sepi, aman!" Batin Mark. Mark mendekatkan mulutnya ke telinga Haechan dan membisikkan sebuah kalimat mujarab yang membuat Haechan terbangun dan membelalakkan matanya menatap Mark. Ia masih tak percaya dengan apa yang didengarnya barusan membuat Haechan hanya diam mematung tak lupa pandangannya masih tidak terlepas dari pelaku yang mengganggu tidurnya. Mark hanya tertawa kecil melihat wajah Haechan. Ia mengusak lembut surai Haechan dan menyuruhnya untuk ke toilet cuci muka menyusul kelima temannya yang sudah lebih dulu ke toilet.

"Gw ga salah denger tadi ? Apa Mark cuma ngerjain gw ? Kok dia biasa aja abis gw bangun ? Malah ngakak doang ?!" Haechan bergumam sendiri sambil berjalan ke arah kantin untuk membeli es teh sebelum ke toilet untuk cuci muka.
.
.
.
Sore ini, Jeno dan Chenle pulang bersama pakai motor Jeno setelah mereka selesai pertemuan ekskul basket. Anak-anak yang lain udah pada pulang duluan.

"Jen, lu suka sama Haechan ?" Tanya Chenle sambil menaiki motor Jeno.

Yang ditanya hanya diam saja. Tak berniat menjawab pertanyaan Chenle.

"Jennnn, gw tanya lohh" Chenle merengek dengan sedikit berteriak, dia kira Jeno tidak mendengar pertanyaannya tadi.

Jeno hanya acuh sambil mengedikkan bahunya memberi jawaban aman kepada Chenle.

Laskar Pelangi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang