Bab 7 : drama Konser

89 3 0
                                    

Haechan bahagia banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haechan bahagia banget. Dia ga harus pilih antara Mark atau EnSiTi. Bibirnya udah sumringah banget. Dia berlalu keluar kelasnya dan bersiap untuk pulang. Sekolahnya sudah sepi. Ya karena dia ketiduran dan gak dibangunin sama temen sekos nya. Berakhirlah dia baru keluar kelas. Padahal, hari ini seharusnya dia pulang awal jam 10 karna ada rapat guru sekecamatan.
.
.
.
Detik berganti menit. Menit berganti jam. Jam berganti hari. Hari berganti minggu. Dan minggu berganti bulan. Haechan melihat kalender di hp nya begitu ia membuka mata pagi ini. Ia langsung bergegas mandi dan berganti pakaian yang ganteng. Ia menyiapkan ransel dan memasukkan lighstick hijau EnSiTi dan membawa poster bergambar sang idolanya Taeil dan Johnny EnSiTi.

"Udah siap semua, tinggal berangkat Yeayy akhirnya ketemu Mas Taeil sama bang Johnny" ucap Haechan sumringah sambil bertepuk tangan kecil menatap ranselnya yang tergeletak di atas kasurnya. Haechan pun segera menggendong tas nya dan keluar kamar dengan melompat lompat kecil dan bersenandung. Ia langsung mengendarai motornya setelah sampai di parkiran kos dan melaju dengan kecepatan yang wajar.
.
.
.
Setelah 3 jam bernyanyi dan berjoget bersama EnSiTi, Haechan mendapat serangan dari ninja cacing di perutnya yang sudah meronta-ronta. Ia pun segera melajukan motornya ke warung makan Ayam Sambal Ijo favoritnya yang dekat dengan tempat ia menonton konser EnSiTi.

"Bang, halo ! Haechan datang mau makan ayam goreng kek biasanya. Minumnya es jeruk tapi ya bang. Jangan lupa nasi nya tambahin micin dikit biar asin hehe. . ."

"Sip Chan, sono duduk dulu. Ehh Chan, kaya nya di dalem ada temen lu deh, yang sering makan kesini bareng lu yang putih agak bule" si abang jual ayam emang udah deket banget sama Haechan karna ya memang Haechan langganan makan di warung nya + ga pernah ngutang dia tuh.

"Ehh iya kah bang ?" Pertanyaan Haechan hanya dianggukin aja sama abang penjual ayam. Haechan pun masuk ke tempat dine in di warung tersebut masih dengan hati yang ceria apalagi ditambah katanya ada temennya yang bule di dalem. Siapa lagi kalau bukan Mark, pikir Haechan.

Glek

Haechan menelan ludahnya kasar ketika melihat dari kejauhan ada Mark dan Renjun duduk berdua lagi suap suapan. Ia pun mendudukkan dirinya di kursi yang cukup jauh dari meja Mark dan Renjun. Dari tempat duduk dan sudut pandang Haechan masih bisa terlihat jelas apa saja yang dilakukan Mark dan Renjun. Haechan terus mengamati meja yang menjadi objek perhatiannya dan mulai sedikit meneteskan air mata ketika melihat di depan Renjun terdapat lightstick yang sama dengan miliknya.

"Haechan ! Belum makan kok udah kepedesan sii, sampe nangis lagi !" Abang penjual ayam datang mengantar makanan Haechan dan sedikit bingung melihat Haechan yang berlinang air mata di matanya.

Haechan mengusap matanya sedikit kasar dan bibirnya mengerucut. "Ihh bukan nangis kepedesan ini bang, tapi ini tangisan patah hati."

"Heleh lo mah ada ada aja, yauda ni dimakan dulu. Gw makan kalo lo ga mau. Lumayan kan tetep lo bayar tapi gw dapet makanannya hehe. ."

"Yee si abang mah ada ada aja lo. Thankyou bang. Haechan makan yaa"

Abang penjual ayam pun meninggalkan Haechan agar bisa menyantap makanannya. Haechannya ? Ya jelas tetep makan. Patah hati tidak membuat nafsu makannya turun.
"Gw harus punya tenaga buat patah hati" batin Haechan dan mulai menyantap lahap makanannya.

Laskar Pelangi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang