"Mark nonton konser nya EnSiTi yukkk ! Minggu depan udah mulai nih penjualan tiketnya. Mau yaa ?"
"Tanggal berapa Njun konsernya ?"
"Tanggal 5 november di BSD. deket kan ?!" Renjun membuat puppy eyes yang selalu jadi kelemahan Mark.
Mark menghela nafas sejenak. Ia mengusap rambut Renjunnya pelan dan tersenyum. "Iya dehh ayoo, tapi ntar kamu yaa yang pesenin tiketnya. Aku tinggal ganti bayar aja ke kamu."
"Yeayyy siap bos" Renjun bersorak tepuk tangan dan membuat tanda hormat. Mark hanya tertawa ringan melihat tingkah Renjun yang seperti ini. Ia semakin senang ketika Renjun memeluknya dari samping. "Sayang Mark banyak banyak hehe. ."
"Iyaa Mark juga sayang Renjun banyak banyak." Ucap Mark sambil membalas pelukan Renjun.
"Yaudah itu makannya diabisin dulu yaa, film nya udah mau mulai nih 15 menit lagi."
Renjun pun melepaskan pelukannya dan membuat tanda ok dengan tangannya. Ia dan Mark pun melanjutkan acara makannya.
.
.
.
Hari ini memang malam minggu waktu yang tepat bagi para pasangan untuk berkencan atau sekedar menghabiskan waktu bersama di suatu tempat. Tapi tidak dengan Haechan. Ia hanya rebahan di atas sofa kos sambil scroll instagram. Tangannya berhenti pada sebuah postingan.
"Uwaaa EnSiTi mau konser dong di Jakartaa ! AAAAAAAA. . . ASIKK BANGETTT !" Haechan mengamati postingan tersebut.
"Yah kok tanggal 5 November sih ?! Kan gw ada janjian mau trip ke Bogor sama Mark. Aduh gimana yaa, gw pengen banget nonton. Tapi kesempatan trip sama Mark ga dateng 2x. Ntar kalo Mark pundung gara-gara gw lebih milih nonton konser EnSiTi gimana ? Huwaaaaa emakk abahh tolonglah aku yang sedang bingung. Kubutuh dokter cinta." Nyanyi deh itu Haechan. Emang udah kek penyanyi Haechan itu. Suka dikit dikit nyanyi kalo ngga joget.
Bugh
Lagi asik nyanyi sambil menggalau, ehh ada bantal nimpuk kepala dia. Dilihatnya arah bantal terbang itu berada dan ia menemukan Chenle dengan muka bantal dan piyama yang berantakan.
"Weizz tuan muda udah bangun"
"Kalo ga bangun abis denger suara lo yang menggelegar itu justru aneh!" Haechan ketawa aja, melihat Chenle mengomel itu lucu baginya.
Chenle berjalan mendekati Haechan dan menyuruh Haechan berpindah ke posisi duduk. Ia pun merebahkan badannya di sofa dengan paha Haechan yang jadi bantal nya.
"Lo kenapa sih nyanyi kenceng banget ? Abis obat lo? Atau patah hati ?"
"Galau gw tuh!" Cemberut melengkung sudah bibir Haechan sambil tangannya dilipat depan dada dan menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa.
"Kenapa ? Mo cerita ngga lo ?" Tanya Chenle sambil mendangak menatap Haechan.
"Tanggal 5 november tu ada konser EnSiTi ! Gw pengen nonton Le"
"Yaudah tinggal nonton aja. Ga ada duwit lo buat beli tiketnya ? Atau ga ada temen nonton ? Tapi biasanya lo nonton sendiri juga ga masalah"
"Bukan masalah duwit. Tapi kalo lo mau bayarin tiketnya ya gw mau sih wkwkwk. ."
"Yeee, itu mah mau lo ! Terus kalo bukan duwit apa ?"
"Gw ada janjian trip ke Bogor sama cogan ehehehe"
Chenle pun bangun dari posisi rebahannya. Ia beralih menghadap Haechan dan menatapnya.
"Siapa ? Jeno ?"
"Kok Jeno ? Emangnya dia ganteng ? Big no !"
"Terus siapa ? Gebetan lo ngga ?"
"It's my secret hehe. . Ya gw suka sii sama orangnya. Tapi ga tau deh orangnya suka juga apa ngga." Haechan menjawab sambil melepaskan lipatan tangannya. Hingga posisi duduknya sedikit melorot.
"Yahh susah juga sih kalo lo demen ama orangnya. Tapi coba aja lo bilang sama dia, bisa ngga kalo tripnya di reschedule."
"Ide bagusss ! Tapi ntar kalo ngga bisa gimana ?"
"Yaudah lo harus pilih antara EnSiTi atau gebetan lo"
Haechan menghela nafasnya. Dalam hati ia berdoa semoga Mark tak masalah jika trip mereka harus direschedule.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laskar Pelangi (END)
Teen Fiction[LENGKAP] 7 remaja tanggung yang hidup dan tinggal di lingkungan yang sama menimbulkan berbagai macam perasaan pada diri masing-masing. Kisah cinta remaja yang sedikit rumit dan penuh drama pun melanda ketujuh pemuda tanggung tersebut. yang penasa...
