Hari ini, anak kos Sudirman udaha pada ganteng dan wangi siap-siap mau ke cafe bareng. Kemarin malam setelah selesai nonton konser, ia mengajak anak kosan termasuk Renjun dan Mark untuk nongki di cafe. Mereka si pada setuju aja, toh udah lama mereka ga main bareng bertujuh keluar kos.
"Ini berangkatnya mau transport sendiri-sendiri atau ada yang mau nebeng ?" Tanya Renjun kepada anak kos yang tengah berkumpul di sofa sambil pada pake sepatu.
"Lo bareng gw aja Njun, gw kan bawa mobil. Ada yang mau nebeng gw ngga selain Renjun ?" Tanya Mark sambil menatap temannya satu-satu yang hanya diam tak memberi respon padanya.
"Chan lo ga mau bareng gw sama Mark ? Biasanya juga ngintilin Mark mulu lo" tanya Renjun kepada Haechan.
Haechan yang sedari tadi sibuk memainkan ponselnya pun hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya "Engga deh Njun, gw mau mampir dulu ke tempat lain, ntar ketemu disana aja" Renjun hanya mengangguk sebagai respon. Ia dan Mark pun berpamitan pada teman yang lain dan pergi duluan dari kos.
"Lo tumben ga ikut mereka ?" Bisik Jaemin pada Haechan.
"Gak lah, pedih hati gw Jaem kalo keinget kejadian kemaren."
Jaemin hanya mengangguk mendengar jawaban Haechan. Jaemin jadi teringat betapa lesunya Haechan kemarin sepulang nonton konser. Bahkan Jaemin mendengar suara isakan tangis dari kamar Haechan yang membuatnya khawatir dan mengecek keadaan Haechan. Jadilah Jaemin menemani Haechan semalaman.
"Yok berangkat sama gw." Jeno tiba-tiba menggandeng tangan Haechan dan menyeretnya keluar kosan. Yang ditarik tangannya, ya diem aja, nurut, masih kaget dia tiba-tiba ditarik sama Jeno.
"Loh kok Haechan diangkut Jeno?" Heran Jaemin melihatnya
"Udah biarin aja" Jisung bergegas mengambil kunci mobilnya setelah selesai memakai jaket.
"Ayo Jaem, Le berangkat !" Jaemin dan Chenle pun beranjak dari sofa dan keluar dari kos mengikuti Jisung yang sudah lebih dulu keluar kos. Tak lupa Jaemin menutup pintu kos nya biar ga di maling.
.
.
.
Haechan dan Jeno sampai di cafe tempat mereka bertujuh janjian setelah 1 jam 15 menit. Padahal cafe dan kos hanya berjarak 20 menit saja. Haechan beneran mampir dulu ke mall untuk potong rambut di salonnya kang Rudy. Jeno pun menemani dan menunggu Haechan potong rambut dengan sabar hingga Haechan menyelesaikan sesi potong rambutnya.
"Widihh pangeran kita akhirnya dateng bersama putra mahkota." Ini Jisung
"Kemana dulu lo Chan ? Lo yang ngajakin tapi lo yang telat lama banget dihh ! Ga like !" Renjun bilang gini sambil memberikan jempol ke bawah pada Haechan
"Iya maapin atuh, tadi gw kan dah bilang mo mampir dulu." Haechan menjawab sambil mendudukkan dirinya di kursi kosong di sebelah Chenle.
"Loh rambut lo ? Kok beda ?" Jisung bertanya sambil memperhatikan rambut Haechan yang nampak rapi dan tertata.
"Nyalon dulu lo ? Kok ga ngajak" Chenle protes sambil memukul lengan Haechan.
Haechan pun mengelus lengannya yang dipukul Chenle sambil mengerucut. Dia balas memukul lengan Chenle "Gw tu mau buang sial ya ! Hamba ingin memulai hidup baru." Haechan mendramatisir nada ucapannya.
"Buang sial tu di Masjid atau Gereja atau Pura atau Vihara atau Klenteng atau mbah dukun. Mana ada orang buang sial di om Rudy" Renjun jawab udah pake ngegas. Cape dia nungguin Haechan.
"Btw, emang lo abis kena sial apa sampe potong rambut segala ?" Mark yang dari tadi cuma ketawa dan senyum-senyum melihat interasi temannya pun akhirnya ikut bersuara.
"Sial gw abis ditempelin jin, nih di sebelah gw" Haechan menunjuk Chenle dan Jeno yang memang berada di kanan dan kirinya. Haechan pun mendapat hadiah toyoran di kepala dari Chenle. Jeno hanya menghela nafas saja. Sudah biasa dia dikatain begitu sama Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laskar Pelangi (END)
Teen Fiction[LENGKAP] 7 remaja tanggung yang hidup dan tinggal di lingkungan yang sama menimbulkan berbagai macam perasaan pada diri masing-masing. Kisah cinta remaja yang sedikit rumit dan penuh drama pun melanda ketujuh pemuda tanggung tersebut. yang penasa...
