16. CCTV

413 73 1
                                    

Helix defenisi CCTV tercanggih yang pernah ada. Hampir sepanjang hari dia mamantauku. Matanya yang memang tajam kali ini sepuluh kali lipat lebih tajam saat memantauku secara detail.

Mulai di kelas, di kantin, bahkan sampai ke ruang perpustakaan. Dia ada dimana-mana, padahal setahuku, Helix sosok laki-laki hidup segan mati tak mau yang duduk diam di sudut kelas. Tapi sekarang dia repot-repot untuk memantauku.

"Siapa yang ngasih izin kamu bisa jalan bareng Rey?" ucap Helix langsung Ketika aku melewati koridor sekolah. Dia mendengar percakapanku dengan Rey di kantin tadi siang. Rey mengajakku menghabiskan waktu seperti kemarin.

"Rey mengajakku," balasku.

"Dia mengajak Lizzy."

Aku menghela napas dengan berat sengaja untuk menunjukkan kalau aku tidak suka nama Lizzy disebut-sebut.

"Lihat aku baik-baik pakai mata, semua orang melihatku sebagai Lizzy." Aku menegaskan kalau bukan aku yang salah kalau semua orang menganggapku Lizzy.

"Terus, untuk apa aku izin ke kamu kalau Rey ngajak jalan? Kamu bukan siapa-siapa Liz, dan nggak punya urusan denganku."

"Sudah aku ingatkan jangan pakai tubuh ini sembarangan," Helix tiba-tiba mencengkram tangaku dengan kuat. Aku tahu, dia berusaha menakutiku.

"Siapa bilang aku memakainya sembarangan?"

"Kamu senang, kan bisa ada di tubuh Lizzy, kamu bisa kencan dengan Rey. Dari awal itu yang kamu mau, kan?"

"Kamu pasti menikmati waktu dengan Rey, kamu menikmati hidupnya, Liz. Setelah apa yang kamu lakukan pada Liz, kamu malah mendapatkan jackpot bisa kencan dengan laki-laki yang selama ini kamu kejar-kejar."

"Sumpah demi apapun, aku ingin sekali menhabisimu. Tapi kalau aku melakukan itu, tubuh Lizzy akan rusak. Ah, kalau aja kamu jadi diri sendiri, aku udah lama menyiksmu."

"Udah? Puas?" balasku dengan enteng.

"Iya, awalnya aku senang bisa menikmati waktu berdua dengan Rey, itu impianku. Tapi lama-kelamaan aku merasa tersiksa setiap kali dia mengatakan seberapa bencinya dia pada Ivy. Coba bayangkan ada di posisiku, kamu setiap hari mendengar hujatan orang-orang untukmu secara langsung."

"Entah kenapa semua orang selalu menghujat Ivy, 'Ivy berengsek', 'Ivy Iblis', 'Ivy titisan setan', dan itu semua aku dengar sendiri selama orang-orang mengira aku Liz."

"Aku pengen balik ke badanku, gimanapun caranya. Sebelum aku merobek mulut-mulut murahan yang menghujatku.

"Aku juga muak melihatmu ada dalam tubuh Liz. Merusak imej Liz aja."

"Kamu salah satu orang yang pengen aku robek mulutnya karena selalu menghujatku."

"Oh? Haruskah aku bangga," balas Liz dengan wajah menjengkelkannya.

Satu alasan kenapa Helix tidak nyaman melihat Ivy yang terjebak dalam tubuh Lizy, wajah yang biasanya tersenyum tulus dan terlihat anggun itu kerap kali berubah menjengkelkan berkat bantuan Ivy. Helix ingin menampar wajah itu setiap kali ekpresinya menjengkelkan, tapi dia sadar, kalau dia menampar Ivy tetap saja wajah Lizzy yang terkena tamparan itu.

"Aku kasih kamu satu peringatan," ucap Helix dengan serius.

"Jangan sekali-kali kamu berikan bibir ini untuk Rey," Helix menyentuh bibirku saat mengatakannya.

"Kamu bakalan jadi cewek paling kurang ajar di abad 21 ini kalau menikmati ciuman yang bukan untukmu."

"Karena aku tahu kamu terobsesi untuk memiliki Rey, bisa saja kamu menikmati semua sentuhan Rey selama kamu terjebak dalam tubuh Lizzy."

Secret Change {Proses Penerbitan}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang