Elena lagi ngemil kuaci di kamarnya sambil ngerjain tugas sewaktu pintu unit apartment nya diketuk 3 kali.
Siapa yang bertamu tengah malam begini?
Beranjak dari kasur, Elena ngecek lewat lubang kecil di pintunya. Kalau yang datang Heksa, Elena nggak bakal mikir dua kali buat nelpon satpam dan ngusir bajingan itu dari sini.
Rupanya yang muncul justru wajah Aeri. Nggak heran deh kalau cewek itu masih berkeliaran jam segini. Siang dan malam sudah nggak ada bedanya buat dia.
Elena buka pintu, sedetik usai pintu dilebarkan. Aeri ngeloyor masuk gitu saja sambil menenteng high heels habis itu langsung menjatuhkan tubuh ke kasur Elena.
Elena geleng-geleng, terus menyusul Aeri ke kamarnya. Menilik dari baju solehot yang dia kenakan juga jejak alkohol yang terendus samar, Elena bisa menebak tempat macam apa yang barusan ia sambangi sampai pulang selarut ini.
"Putus?" Elena kembali duduk memangku laptop.
"Enggak." Aeri menyahut lesu dan parau. Matanya terbuka setengah sayu dengan wajah tipsy. "Gue bete sama Devkan."
"Kesini sama siapa lo tadi?"
"Devkan."
"Terus kenapa bete?"
"Pengen aja betein dia." Aeri meringkuk membelakangi Elena. "Gue nginep ya, El."
"Lagi adem ayem, lo malah cari ribut." Elena berdecak. "Nggak ngerti lagi gue sama pola pikir lo, Er." Aeri itu punya hobi putus nyambung sama pacarnya.
Berantem dikit putus, tapi habis itu balikan lagi. Repeat.
Elena sampai capek nyeramahin Aeri yang kerap curhat sampai mewek bombay ke dia, eh, besoknya tahu-tahu tuh bocah pasang instastory lagi ngopi di coffeshop bareng Devkan.
Setan memang.
"Kalau nggak ribut nggak asik."
"Iya dah, makan tuh cowok toxic." Elena melempar kulit kuaci ke arah Aeri yang malah ketawa. "Udah kenyang."
"El."
"Hoh."
"Tadi siang lo bilang abis ketemu cowok yang di kantin waktu itu. Namanya siapa sih? Lupa gue."
"Jason."
Aeri tiba-tiba memekik girang. Kayak orang yang baru menang kuis super deal. "Jadi si bule seksi itu namanya Jason?!"
"Bule seksi--ugh, gitu banget lo nyebutnya." Elena menampilkan ekspresi julid.
Aeri balik badan, terus menatap Elena dengan sorot antusias meski matanya setengah sayu karena pengaruh alkohol. "Auranya sekseh~"
"Biasa aja dimata gue."
"Selera lo emang aneh. Gak heran lo bisa pacaran ama Heksa." Aeri ngejek bikin Elena merengut sebal lalu menutup laptopnya dengan gerakan sewot.
"Gue udah putus ya!"
"Lo ngobrol nggak sama dia?"
"Nggak banyak."