6 | chaotic

1.9K 292 10
                                    

"Be, korek, Be."

Daniel menendang kaki kursi Abe yang lagi fokus melarikan jemarinya diatas keyboard laptop. Cowok gondrong itu melempar asal korek dimeja tanpa mengalihkan pandangan dari laptop.

Daniel memantik rokok yang terapit dikedua bilah bibirnya sambil melirik Jason yang lagi bengong. "Galau lo, nyet?"

"Pasti zonk lagi, nih." Sadam menimpal usai duduk disebelah Jason. Merangkul sohibnya yang berwajah hampa. "Aura surem lo nih mengatakan segalanya."

Jason cuma ketawa hambar, yang mana cukup mengkonfirmasi kata-kata Sadam.

Daniel langsung nengok terus geleng-geleng. "Lagi, Jas?"

Abe yang tadinya fokus ngetik sudah lirik-lirik kepo terus dari tadi, praktis merasa terpanggil gara-gara seruan Daniel.

"Udah berapa, njir?" Abe mendecak miris. "Apes bener lo."

Daniel mengangkat satu kakinya ke kursi. Jigang. Rokoknya ditaruh dulu di pinggiran asbak. "Oke, waktunya kita absen dulu guys." Daniel berdehem. "Mora, Tari, Salma, Grace, Faren--eng--si anak sastra tuh siapa namanya, Dam?"

Sadam menjentikkan jari. "Nikita!" 

"Oke, Nikita.. Anjani, Bella-" Daniel lanjut mengabsen nama-nama cewek yang lain. "And the last one, Dara."

Daniel bertepuk tangan. Abe memutar posisi duduk, membiarkan tugasnya terbengkalai--ikut tepuk tangan heboh bareng Daniel.

Sadam menghela pendek, terus elus-elus puncak kepala Jason kayak adik kecilnya.

"Sabar, kasep." Sadam memberi simpati.

Jason mendengus dengan wajah lesu dan super bete. "Gue yang effort ini-itu, endingnya naksirnya ke Jemi lagi. Kampret emang."

"Tergantung amal dan perbuatan sih kayaknya."

Baik Sadam, Abe dan Daniel sudah tahu betul perihal hubungan asmara Jason yang selalu kandas ditengah jalan.

Agak miris sih, tapi ya gimana? Setiap cewek yang Jason gebet selalu berakhir naksir Jemian.

Kalau nggak gitu, macam kasusnya Dara, Jason cuma dimanfaatin biar bisa dekat dengan Jemian. Kembaran Jason yang menyabet predikat sebagai mahluk paling beku se-fakultas itu.

"Menurut lo gue nih kurang ganteng, ya?"

Sadam saling pandang dengan Abe dan Daniel yang kini kelihatan mati-matian menahan tawa. Sebelum kompak berseru kencang. "Ganteng dooong!"

"Tapi kalau dibanding gue, ya maap maap aja nih, Jas." Daniel menyugar rambutnya dengan dagu terangkat songong. "Kegantengan paripurna gue ini udah next level soalnya."

Abe melirik dengan ekspresi julid andalannya. "Di kalangan jin."

"Elu jin nya, Be?"

"Presetan! Gue yang nomor satu!"

"Gue lah!"

"Gue!"

"Gue!"

Abe dan Daniel ribut sendiri.

"Udah, udah, gausah berantem anak-anak." Sadam sigap melerai sambil menaik-turunkan kedua tangannya. "Daripada ribut, mending gue aja yang nomor 1. Daniel nomor 2, Abe nomor 3. Adil, kan?"

"Terus gue?" Jason menunjuk dirinya sendiri dengan wajah terluka.

"Ya lo sisanya." Sadam nyengir.

"COK?!"

Turn OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang