14 | gak sengaja

1.7K 219 12
                                    

"Jemian.."

Jason segera berlari, tak peduli lagi kakinya menginjak ceceran darah dilantai. Lututnya jatuh ke lantai. Ia bersimpuh dengan gemetaran disebelah Jemian.

"Jem?" Jason menepuk-nepuk pipinya dengan khawatir. "Heh, lo kenapa? Jawab gue, Jemian!"

"Mmmm,"

"Lo ngapain, hah?!" Jason panik, ketakutan luar biasa saat melihat darah dimana-mana. Rasanya perutnya langsung ikutan mules sekarang.

"Jemian," Jason menatapnya nanar. "L-lo nggak ngelakuinnya lagi, kan? Enggak kan, Jem?"

Jemian masih tertunduk.

"Jemian!" Jason mendesak, matanya berkaca-kaca. Ingin marah tapi juga ketakutan. "Jawab gue, bangsat! Lo nggak ngelakuin itu lagi, kan?!"

"Dia,"

Jason mengguncang pelan tubuhnya yang kaku. "Sadar!" Segera dia menarik kedua lengan Jemian. Jason memeriksa apakah ada luka sayatan atau semacamnya disana. Lebih tepatnya dibagian pergelangan tangan dimana nadi Jemian berada.

Nihil.

Jason cukup lega, dia takut Jemian mengulangi perbuatannya yang dulu lagi.

Tapi sebanyak ini.. darah siapa?

Dengan keringat dingin mengalir dipelipis, Jason susah payah memapah Jemian yang tubuhnya seolah tak lagi bertulang itu ke kursi.

Bau anyir darah merebak keseluruhan penjuru rumah.

"Baru juga gue tinggal sehari dirumah. Lo udah bikin ulah kayak gini, hah?"

Jemian nggak nangis lagi. Sorotnya kosong dan hampa. Lekat oleh duka yang mendalam. Jason berdiri sambil mengepalkan tangan, terengah dihadapannya.

Tiba-tiba, Jemian tertawa. Kontras dengan matanya yang kembali meluruhkan tetesan bening. Jemian menatap pilu darah yang berceceran dilantai. Bikin Jason seketika teringat pada kejadian kelam beberapa tahun lalu yang jika saja bisa inginya Jason hapus dsri ingatan saja.

"Dia," rintihnya, parau.

Jason berdecak. "Lo udah bikin gue panik setengah mati tau nggak, bangsat?!"

"Jantung gue!" Jason memukul mukul kuat dadanya. "Jantung gue ini udah kayak mau copot!"

Jemian menyeka bawah hidungnya yang terasa penuh dengan lengan. Dia menyusut ingusnya tanpa dosa. Hingga terdengar suara sroot yang amat panjang. Lantas mendongak, melempar tatapan nelangsa pada Jason.

"Dari mana aja lo?"

"Gak penting gue darimana!" Jason nyolot saat ekspresi Jemian kembali datar tanpa emosi. "Gue butuh penjelasan lo sekarang!"

"Ini darah siapa?"

Jemian kembali menunduk, bibirnya melengkung kebawah. Sedikit bergetar. Lalu satu tetesan bening kembali lolos dari mata kirinya. "Gue cuma berusaha nyelamatin dia.."

Jason meremas rambutnya. "Kale?"

Jemian diam sebentar, nampak mencoba menguatkan diri. Sedetik kemudian dia tertawa lagi, tapi diwaktu yang sama dia juga nangis lagi.

Tangisnya kian memilukan. Dia menatap pedih kedua telapak tangannya yang berlumuran darah. Sesenggukan.

"Gue.. terlambat nolongin dia."




*



Sudah bikin panik, ngerepotin pula.

Turn OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang