Elena nggak mengira kalau Jason bakal betulan menjemputnya disana.
Soalnya ya menurut Elena mereka nggak sedekat itu sih sampai bikin Jason mesti repot-repot jemput dia ke bandara.
Tapi Elena juga nggak menolak bantuannya, soalnya dia juga sudah capek banget. Flight panjang bikin perutnya jadi agak sakit. Elena benci situasi kayak gini.
Belum lagi Elena mesti menahan rasa kantuk berat yang menggelayuti kedua matanya.
"Yuk, El. Sori ya lama."
"Nggak kok." Elena tersenyum. "Gue pikir lo bercanda."
"Gak dong."
"Bener gapapa lo jemput gue?"
"Santai aja kali, El."
Elena menarik koper besarnya mengekori Jason. Melihat Elena agak kerepotan ditambah wajah letih gadis itu, Jason mengambil alih koper Elena buat di bawakan.
"Gue bawain sini, El."
"Gapapa, bisa sendiri kok."
Jason tetap ngotot sampai akhirnya Elena ngalah. Jason menaruh koper Elena ke bagasi terus menyuruh gadis itu duduk di jok depan.
Jason mengambil alih kemudi, terus melirik sejenak. Menunggu Elena pasang seat belt dulu dengan benar sebelum menyalakan mesin.
"Langsung ke apart aja ya. Lo masih ingat kan jalan ke apart gue?"
"Masih dong."
Elena mengangguk, terus menyenderkan kepalanya ke samping. Dia beberapa kali menghirup minyak roll aromatherapy ke hidungnya. Dan itu menarik perhatian Jason.
"Lo nggak nyaman ya sama parfum mobilnya, El?"
"Hmm?" Elena menoleh lesu. "Enggak kok. Gue emang agak nggak enak badan aja. Perut gue suka rewel emang kalau abis flight panjang."
"Oh. Kirain." Jason kembali memfokuskan pandangan kedepan. "Soalnya ini bukan mobil gue. Mobilnya Jemian dan dia suka aroma aroma nyeleneh gini."
"Enggak nyeleneh menurut gue. Cuma agak unik aja."
"Papi lo udah sehat, kah?"
"Lumayan mendingan. Makanya gue berani pulang. Soalnya ya gak bisa lama-lama disana. Gue kan masih punya tanggung kuliah disini."
"Beliau asli orang Jepang?"
Elena mengangguk. "Mm-hm."
Jason terkekeh, mencoba mencairkan suasana. "Pantesan aura lo Jepang banget sih."
Elena melirik Jason yang kini bahunya agak bergetar karena ketawa. "Dasar, pikiran cowok-cowok tuh sama aja ya."
Tawa Jason sedikit mereda. Alisnya menukik, bertanya. "Maksudnya?"
"Lo lagi mau bilang kalau muka gue mirip artis bokep Jepang, kan?"
Jason nggak menduga itu sama sekali loh. "Nggak gitu-"
"Halah! Dari tatapan mata lo aja kelihatan!" Elena merotasi bola mata lelah. Terus menggerai cepolan rambutnya jadi berantakan. Lega.