Sebuah taksi melintasi jalanan lengang pada pukul 1 dini hari.
Jason berada dalam taksi itu dalam kondisi teler. Jason mabuk tanpa diniatkan. Semua ini berawal dari ajakan nongkrong iseng di kosan Daniel.
Dijam-jam pertama mereka masih ketawa-ketawa, genjrengan, saling melempar jokes dan ledekan perihal hubungan asmara satu sama lain yang nggak pernah beres.
Ada yang selingkuh ada juga yang jadi selingkuhan. Ada yang dimanfaatin buat pansos doang, ada juga yang diporotin.
Terus hal itu bakal merembet ke obrolan 'nakal'. Saling me-review dosa masing-masing.
Makin malam obrolan mereka makin berat. Terus tahu-tahu, Daniel datang sambil membawa 3 botol bir ditangan.
Jason awalnya menolak karena dia memang nggak suka minum-minum. Kopi pahit saja dia ogah. Tapi gara-gara egonya tersentil oleh ledekan Abe yang mengatainya cupu, Jason jadi nekat menenggaknya. Entah berapa gelas tadi.
Dan beginilah akhirnya.
Taksi itu masih melaju dengan Jason yang merem-melek setengah sadar. Kepalanya pusing banget. Perutnya mual dan berkali-kali pengen muntah rasanya.
Sial.
"Pak, berhenti." Dengan sisa kesadaran yang nyaris pudar, Jason meminta sopir itu berhenti.
Taksi berhenti. Jason langsung keluar. Jalan sempoyongan menuju tepi jalan. Dia membungkuk di semak-semak, memuntahkan apa yang sejak tadi mendesak dikerongkongan nya.
Demi dory, Jason nggak sudi kayak gini lagi. Mana belum sempat Jason ngomong apa-apa, taksinya sudah jalan duluan.
Jason tersandung, terus ambruk ke trotoar jalan. Tubuhnya lemas. Jason mau menelpon Jemian, tapi jangankan mengangkat tangan buat merogoh HP, buka mata saja rasanya Jason nggak sanggup.
"Anjing," Jason mendesis kuat. Seraya menekan pelipisnya yang kayak habis dihantam beton 10 kilo. "Mati lah gue."
Sudut matanya mengalirkan air, dia benar-benar tersiksa. Perutnya mual lagi. Kepalanya kayak mau pecah.
Lalu tiba-tiba dia mendengar orang tertawa. Jason gak tahu mereka siapa. Sekitar 5 orang? Entahlah. Waktu Jason hendak bangkit berdiri tiba-tiba perutnya ditendang. Jason mengerang tertahan.
"Pegang dia." titah salah satu dari mereka.
Tangan kanan dan kiri Jason dipegangi. Jason diseret ke tiang lalu digebuki rame-rame oleh kelima preman itu. Jason nggak bisa melawan sekalipun dia ingin karena keadaannya benar-benar lemah.
"Lumayan. Orang kaya nih." Orang-orang itu tertawa puas usai merampas isi dompetnya. HP nya pun ikut raib.
"Cek lagi, siapa tau masih ada barang mahalnya."
Jaket Jason dilepas paksa, kemudian digeledah semuanya. Jam tangannya ikut raib.
Jason ditinggalkan dalam keadaan babak belur dan mengenaskan.
Dengan sisa-sisa kesadaran yang dia punya, Jason jalan sempoyongan sambil memegangi perutnya. Sesekali oleng dan ambruk ke tanah.
Sekujur tubuhnya sakit semua. Wajahnya juga terluka dan mungkin sudah memar-memar karena dipukuli tadi.
Sewaktu Jason hendak menyeberang ke sisi jalan. Dari arah kanan sebuah mobil melaju kencang. Sorot lampunya sangat terang, menyilaukan. Memblokir penglihatan Jason. Jason mematung, kepalanya berdenyut, kakinya terpaku ditempat saat decitan ban mobil yang di rem dadakan beradu dengan suara klakson panjang yang memekakkan telinga.
Telinganya berdenging kuat.
Pandangannya buram.
Seperesekian detik kemudian, tubuh Jason terpental kuat dan tersungkur diatas jalanan aspal.