'Dingin...gelap...'
Aku membuka mata dan melihat sekelilingku yang begitu gelap, rasanya aku ingin keluar dari tempat ini. Sudah berkali kali aku mencoba pergi tapi selalu tertangkap kemudian disiksa.
'Tuk tuk tuk'
Terdengar suara langkah kaki mengarah keruanganku, pandanganku beralih menuju arah sumber suara. Pintu terbuka dan terdapat sosok wanita menatapku di depan pintu itu.
'Ceklek'
"Kamu sudah bangun? Master menunggumu di ruangannya. Kuharap dalam waktu 5 menit kamu sampai disana", ucapnya menatapku yang masih terbaring di atas kasur. Aku yang mendengar itu hanya menghela nafas lalu bangun mengenakan jubahku yang berwarna maroon dan segera pergi ke ruangan yang dipanggil 'Master' itu yang berada di lantai 5 mansion ini. Aku mengikuti wanita tadi dan tak lama kami berada di pintu yang sangat besar.
"Selamat pagi, Master. Dia sudah sampai", ucapnya lalu berjalan masuk menuju ruangan yang diikuti olehku. Ruangan itu terbilang sangat besar, aku berdiri dihadapan 'Master' sambil menundukkan kepalaku.
"3 menit 22 detik. Sudah kuduga kau berbeda dengan yang lain, mereka membutuhkan waktu lebih dari 5 menit untuk sampai kesini dengan tubuh yang terlihat kelelahan tetapi kau tidak, sungguh kau adalah favoritku, satu-satunya dari sekian banyaknya orang disini yang melebihi ekspektasiku", ucapnya dengan senyuman yang bisa dibilang mengerikan. Aku yang mendengarnya hanya menghela nafas, tetap diam dan menunduk.
"Baiklah langsung saja ke intinya, aku tau kau tidak suka berteke-tele. Aku ingin kau membunuh orang ini, dia telah mengetahui rahasia dan rencana terbesarku, aku tidak peduli dia orang dari pemerintah dunia atau bukan. Malam ini, lakukanlah seperti biasa ... aku sangat menantikan hasilnya ... Lilie", ucapnya dengan senyum mengerikan dan aura mencekam sembari melemparkan foto sang target ke arahku. Foto itu mendarat tepat di arah aku menunduk itu, aku melihat foto yang menjadi target lalu pergi keluar ruangan dalam diam.
"Diam seperti biasa ... hahaha", gumamnya yang masih terdengar olehku.
Aku berjalan menuruni tangga untuk sarapan, aku menaruh jubahku di tempat yang sudah disediakan lalu duduk di kursi kosong.
"Kau sedikit terlambat"
"Maaf, tadi Master memanggilku", ucapku datar.
"Lagi? Kau tau, dia selalu memanggilmu. Dia tidak pernah membiarkanmu beristirahat, bahkan dia menempatkanmu di tempat yang gelap seperti itu, jika dibandingkan dengan gadis seumuranmu, kau seperti gadis berusia sepuluh tahun. Karena kau kurang mendapatkan cahaya matahari, sekali-kali cobalah keluar di pagi hari demi pertumbuhanmu", ucap seorang anak perempuan yang sedikit lebih tua dariku.
Aku hanya diam dan menatapnya sebentar, lalu ketika sarapan sudah datang aku langsung memakannya dalam diam.
"Oh ya, dia sudah datang. Dia kesini untuk melihat kemampuan berpedangmu meningkat atau tidak. Temui dia setelah sarapanmu selesai", lanjutnya dan hanya ku balas dengan anggukan.
Setelah menyelesaikan sarapanku, aku berdiri lalu mengambil jubahku dan segera pergi ke tempat latihan untuk menemuinya.
Sampai di tempat latihan.
"Huuhh... Aku heran, dengan tubuh begitu kau masih saja terlihat sehat...", ucap 'Dia', 'Dia' adalah guru berpedangku, entah dari kapan aku tidak ingat. Aku hanya terdiam menatapnya.
Lalu aku menaruh pedangku di pinggir lapangan dan mengambil pedang kayu yang modelnya mirip dengan pedang yang biasa ku pakai.
"Apa kau sudah siap? Kalau sudah mari, mulai", ucap guru.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Piece With Me
FantasíaApa yang terjadi jika Kelompok Bajak Laut Topi Jerami memiliki Tuan Putri?? Bertempat di sebuah mansion di sebuah pulau yang mengisahkan seorang gadis kecil berusia 8 tahun dijadikan alat untuk membunuh, diperalat untuk kepentingan pribadi, selalu d...