"Lima orang?! Zoro, Robin, Kesatria Aneh, Pria Bazooka, dan Enel. Mereka sudah berjumlah lima orang, kan? Ah, syukurlah kita masih belum ketahuan", bisik Nami.
Setelah selesai mengobati Chopper, aku melihat ke belakang untuk merasakan apa yang terjadi.
"Tidak, dia pasti menyadari kita masih ada", bisikku.
"Tiga menit lagi waktu tiga jam itu akan habis. Dengan kata lain, itu tidak sesuai keinginanku jika jumlahnya saat ini masih 7 orang", ucap Enel.
"Ah! Kita ketahuan!", bisik Nami sambil berlinang air mata.
"Ramalan Dewa itu tidak boleh salah. Karena Dewa itu selalu benar! Baiklah, sekarang siapa yang akan mati? Apa kalian akan saling bertarung? Atau aku yang harus turun tangan langsung?", ucap Enel.
"Kau bagaimana?", tanya Zoro.
"Aku tidak mau mati!", jawab Robin.
"Aku juga", tanggap Zoro.
"Aku juga tidak sudi", ucap Wiper.
"Aku juga menolak dengan tegas!", ucap kesatria langit.
Lalu mereka menoleh ke arahku dan Nami membuat Nami terkejut.
"Hei, tunggu sebentar, kami...", ucap Nami terhenti karena mereka kembali menatap Enel.
"Kaulah yang mati!", ucap mereka berempat.
"Minna...", ucapku sambil melihat mereka berempat.
"Kurang ajar sekali. Aku yang akan mati? Aku tak habis pikir. YAHAHAHA!", ucap Enel.
"Gawat! Orang itu benar-benar berbahaya, Lilie!", pekik Nami dengan pelan dan tubuh gemetaran.
"Aku tau...", ucapku pelan sambil menatap Enel dengan tajam.
"Kalian yang berhasil bertahan dalam permainan ini sangat berani sekali, ya. Tapi sepertinya kalian belum sadar siapa yang kalian hadapi ini. Tampaknya kalian belum paham apa itu Dewa. Pak tua yang mengharapkan perdamaian bagi Skypiea. Prajurit yang menginginkan tempat asalnya kembali. Dan pencuri dari lautan biru yang mengincar emas. Dunia ini berat, jadi aku tak peduli apa yang kalian para domba inginkan. Tapi sejak awal negeri ini sudah keliru", ucap Enel.
"Kalau kau bisa bicara omong kosong, lebih baik kau memberitahuku dimana prajurit dewa berada! Sebenarnya apa tujuanmu?!", pekik kesatria langit.
"Aku ingin pulang, Gan Fall", ucap Enel.
"Pulang?", tanggap kesatria langit yang dipanggil Gan Fall.
"Benar, setelah berkunjung, Dewa akan pulang ke tempat semestinya", ucap Enel.
"Pulang? Maksudmu, kau akan meninggalkan Skypiea?", tanggap Gan Fall.
"Benar, aku harus kembali ke suatu tempat. Di pulau langit tempatku lahir, tempat itu disebut-sebut sebagai tempat hunian Dewa", ucap Enel.
"Tempat apa?", gumam Nami.
"Hunian Dewa...?", tanggapku.
"Orang-orang menyebutnya Fairy Vearth. Di sana membentang daratan sejauh mata memandang! Di sanalah dunia impian yang ku nantikan! Fairy Vearth adalah tempat yang pantas untukku! Memperebutkan Vearth kecil seperti Upper Yard itu konyol sekali. Dengar ya, penyebab kalian berperang itu bahkan lebih rumit lagi! Pikirkanlah baik-baik! Meski bukan awan, tapi terlihat di langit! Meski bukan burung, tapi hidup di langit! Negeri yang mengakar di langit ini adalah keberadaan yang misterius! Tanah punya tempat asalnya sendiri. Manusia punya tempat asalnya sendiri. Dewa pun juga memiliki tempat untuk pulang", ucap Enel.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Piece With Me
FantasiApa yang terjadi jika Kelompok Bajak Laut Topi Jerami memiliki Tuan Putri?? Bertempat di sebuah mansion di sebuah pulau yang mengisahkan seorang gadis kecil berusia 8 tahun dijadikan alat untuk membunuh, diperalat untuk kepentingan pribadi, selalu d...