Keesokan harinya.
Aku duduk di tepi pantai sambil melihat lautan. 'Sudah kuduga, aku masih lemah', pikirku. Lalu aku teringat dengan topeng rubah yang hancur itu.
'Kalau tidak salah aku menyimpan pecahannya', pikirku sambil merogoh saku-ku. Setelah ketemu, aku menatapnya sambil mengingat kekuatan yang kupakai sebelumnya.
'Kekuatannya mudah digunakan dan tidak terlalu menguras energiku, tapi... sulit dikendalikan...', pikirku.
Lalu aku berjalan ke arah tempat kuburan, ternyata Zoro dan juga Brook disana.
"Lilie-san?", panggil Brook.
Aku berjalan ke arah kuburan teman-teman Brook yang dibuat oleh Franky, Usopp dan Chopper. Lalu duduk di sebelah Zoro dan meletakkan pecahan topeng itu di sebelah pedang Zoro yang tertancap disana. Kemudian menyatukan kedua tanganku dan memejamkan mataku.
"Kau baik-baik saja?", tanya Zoro, membuatku menoleh ke arahnya.
"Seharusnya itu pertanyaanku...", ucapku datar lalu melihat ke arah perban ditubuhnya dengan sedikit khawatir.
"Ini bukan apa-apa, jangan memasang wajah seperti itu, tidak cocok padamu", ucap Zoro.
"Apa kau bilang begitu supaya aku tidak khawatir?", tanyaku.
"Tidak, bukan begitu... hanya saja--", ucap Zoro.
"Aku tau, kok. Seperti 'Itu mencoreng harga diriku'? Tapi tetap saja, aku tidak ingin teman-temanku terluka, egois sekali ya...", ucapku sambil tersenyum lalu mengalihkan pandangan ke arah kuburan di depan kami.
Zoro hanya menatapku dalam diam, aku bisa menebak dari pandangannya seperti 'aku harus lebih kuat lagi', kira-kira seperti itu. Lalu aku menyenderkan kepalaku pada bahu Zoro.
Zoro lalu meletakkan dagunya di atas kepalaku, kemudian memainkan rambutku pelan.
"Baka...", ucapku pelan.
"Ano, maaf menyela, tapi aku juga ada disini", ucap Brook membuat perempatan muncul di kepala Zoro.
"Aku tau kok. Brook, aku dengar kamu menjadi bagian dari kru. Semoga betah di kelompok ini", ucapku lalu duduk seperti semula.
"Ah, ha'i. Ano Lilie-san, bolehkah aku--", ucap Brook.
"Hm?", tanggapku sambil tersenyum dengan aura menyeramkan.
"Ti-Tidak jadi!", pekik Brook bergedik ngeri, sedangkan Zoro melihat horor diriku.
* * *
"Yosh, Zoro sudah bangun, ayo kita lanjutkan berlayar ke lautan! Ayo kita mulai perjalanan baru!", pekik Luffy.
"Ya!", tanggap kami semua.
"Zoro, kau melepas perban ditubuhmu lagi, ya?!", pekik Chopper.
"Yah, karena itu aku jadi sulit bergerak", ucap Zoro santai.
"Aku membuatnya memang agar kau tak banyak bergerak lagi! Matte!", pekik Chopper garang lalu mulai membalut Zoro dengan perban.
"Chopper, kau harus lebih kuat lagi membalut perbannya!", pekik Mokuroh di pelukanku.
"Ya! Tentu saja!", tanggap Chopper.
"Yaampun kalian ini", ucapku sambil tersenyum melihatnya.
"Penyembuhannya cepat sekali ya, apa kau ingin berlayar sekarang?", tanya Lola.
"Ya. Kalian bisa menggunakan kapal Brook! Aku telah memperbaikinya, jadi kau bisa berlayar juga!", ucap Franky.
"Arigatou. Setelah semua ini, kami sangat berhutang budi pada kalian. Kami tak akan bisa membalas budi dengan apapun juga. Jadi apa kau ingin menikah denganku?", ucap Lola sambil mengedipkan sebelah matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Piece With Me
FantasíaApa yang terjadi jika Kelompok Bajak Laut Topi Jerami memiliki Tuan Putri?? Bertempat di sebuah mansion di sebuah pulau yang mengisahkan seorang gadis kecil berusia 8 tahun dijadikan alat untuk membunuh, diperalat untuk kepentingan pribadi, selalu d...