Beberapa orang pernah berkata bahwa pemandangan dan udara sejuk dapat menghilangkan rasa gelisah serta kesedihan, aroma laut dan suara ombak pantai adalah salah satu dari sekian banyaknya tempat yang dapat menenangkan perasaan. Terbukti kini perasaan Tanya sedikit lega, ia tahu tak seharusnya ia merasa cemburu mengingat pria itu bukan miliknya lagi.
Tapi dari tatapan Don seolah pria itu sengaja membuat Tanya cemburu dan itu sangat berhasil, Tanya terduduk di atas pasir pantai tak memerdulikan dressnya yang mahal kini telah kotor oleh butiran pasir. Ia hanya berusaha menenangkan diri dengan melihat ombak pantai di bawah sinar rembulan, datang dan pergi seperti orang-orang di hidupnya.
Saat Luis merasa Tanya sudah lebih baik, ia segera menghampiri wanita itu dengan langkah perlahan agar tak mengejutkannya. Luis mengambil duduk tepat di sebelah Tanya tak juga perduli dengan setelan jasnya yang rapi kotor oleh pasir pantai, "sepertinya pantai bagus untuk menghilangkan stress di tempat kerja!" Ujar Luis.
Tanya tersenyum mendengar hal itu, "aku tidak tahu apa masalahmu dan ku pikir aku juga tidak harus mengetahuinya, tapi melihat seorang putri kerajaan yang seolah ingin bebas dari singgasananya akan terasa menyakitkan." Kata Luis, menebak-nebak masalah hidup Tanya. Sayangnya pria itu salah dalam menebak persoalan yang tidak ada hubungannya dengan keluarga Tanya.
Mungkin karena Luis telah melihat betapa kesalnya Tanya saat Ayahnya mengajak menemui keluarga besarnya, Tanya akui itu juga membuatnya kesal dan salah satu masalah hidupnya. Tapi tidak sebesar dengan apa yang baru saja Tanya lihat dan rasakan, jika seseorang baru saja berhasil mempermainkan perasaan Tanya.
"Well, mungkin kau perlu belajar lagi. Ya, mereka menyebalkan dan aku tidak menyukainya. Tapi sepertinya tebakanmu itu salah!" Balas Tanya.
"Jadi, bukan seorang putri yang terkekang oleh kekayaan? Aku pikir semua orang kaya di luar sana hidup dalan kebahagiaan saat bergelimang harta." Tukas Luis.
"Ya, yang kau lihat hanya bagian luarnya saja." Kata Tanya.Luis mengeluarkan sebungkus rokok dari dalam saku jasnya, membaginya kepada Tanya dan dengan senang hati Tanya menerimanya. Menyalakan rokok yang ada di bibir wanita itu dengan api, Tanya sudah lama tidak menyesap sebatang yang mengandung nikotin ini. Rasanya sungguh melegakan ditambah dengan Luis yang mengajaknya berbicara.
"Katakan, Luis! Apa kau pernah memiliki masalah hidup?" Ujar Tanya berusaha membuka topik obrolan, mengabaikan kesedihannya yang kini mulai sirna karena suara Luis yang dapat menenangkan Tanya.
"Hm, entahlah! Satu-satunya hal yang pernah membuatku sedih adalah ketika aku kehilangan Ibuku." Jawab Luis yang juga menghembuskan asap rokok dari bibirnya."Maaf, aku turut berduka." Kata Tanya.
"Tak apa, lagi pula itu sudah beberapa tahun yang lalu. Sekarang aku sendiri dan merasa bahagia." Sahut Luis.
"Kau sama sekali tidak pernah memiliki kekasih?" Ujar Tanya seraya menaikan sebelah alisnya terheran, pria setampan Luis yang selalu menjadi bahan perbincangan wanita di kantor tidak pernah terlibat dalam suatu hubungan serius.Luis menggeleng, "tidak, tidak pernah! Apa kau mempertanyakan seksualku? Akan ku jawab bahwa aku masih normal."
"Lalu?" Sahut Tanya.
"Entahlah, aku hanya tidak ingin membuang banyak waktu dan tenaga hanya untuk sebuah drama romansa." Jawab Luis yang membuat Tanya tertarik.
"Lalu, mengapa sekarang kau ada di sini?" Kata Tanya lagi."Aku hanya ingin membantumu, sebagai bawahanmu aku hanya berusaha membantu orang-orang terdekat. Tidak ingin terlibat dengan sebuah masalah." Kata Luis, Tanya mengangguk mengerti seraya tersenyum miring. Hidup yang simple bagi Tanya. Tak ada komitmen, tak ada perasaan, hanya kebebasan dan kesendirian.
Pada awalnya hidup Tanya pun layaknya kehidupan Luis, tapi semua itu berubah seketika setelah ia bertemu dan menjalani sebuah hubungan gelap bersama Don. Sepertinya Tanya telah salah langkah dan menyeburkan dirinya dalam sebuah drama romansa yang tiada akhir, berharap Luis tidak akan seperti dirinya.
"Tetaplah seperti itu, kau akan beruntung!" Ujar Tanya membuat Luis heran.