Seperti weekday biasanya, Gisa akan ke kampus jika ada jadwal dan akan mendem di rumah jika tidak ada kelas. Tapi untuk hari ini Gisa punya kelas pagi sampai sore dan latihan di studio jua. Untuk hari ini juga Gisa bawa kendaraan sendiri, karena agak sulit jika harus pulang malam dan menggunakan transportasi umum.
Gisa juga tidak ingin harus numpang pulang dengan rekan timnya, terutama Jendra. Pulang bersama Jendra adalah pengalaman buruk, karena Gisa harus menahan sakit pinggang selama perjalanan.
Jarak kampus dari rumahnya tidak jauh namun tidak dekat juga, namun karena lokasi rumahnya berada di pusat kota otomatis jalan akan macet jika di jam-jam tertentu. Gisa hanya menghela nafas jika harus bergelut di kemacetan, walau saat ini jalan terpancau lenggang.
Dalam perjalanan ke kampus, Gisa tidak sengaja menangkap objek yang familiar untuknya. Gisa menyipitkan matanya memastikan bahwa ia tidak salah lihat. Gisa langsung menepikan mobilnya dan menghampiri orang itu.
"Kak Dery.." seru Gisa
Dery yang sedang berkacak pinggang melihat supirnya sedang memperbaiki mobil sadar awalnya dengan kehadiran langsung spontan berubah ketika namanya dipanggil.
"Lho Gisa"
Gisa melihat samar-samar asap dari mesin mobil Dery, "Mobil Kak Dery mogok"
"Hmm.. mobil tua"
"Den kayanya mobilnya harus ke bengkel" ucap Supir Dery
"Ya udah deh pak, biar aku cari taksi ke kampus" ucap Dery
"Kak Dery bisa sekalian ke kampus sama aku" potong Gisa
Dery jujur saja tidak kepikiran bagaimana Gisa bisa ada disini dan ia juga tidak sadar jika ada mobil yang terparkir di depannya.
***
Menurut Dery, Gisa dan mobil SUV Range Rover terlihat tidak cocok. Bagi perempuan seumuran Gisa, mobil yang akan dipilih tidak akan jauh dengan mobil tipe sedan dan sejenisnya. Namun Gisa justru menggunakan mobil SUV hitam dengan nuansa maskulin yang tidak cocok dengan image Gisa yang selama ini Dery kenal.
Gisa menghela nafas ketika mobil harus ikut berhenti di tengah jalan, seperti dugaannya jalan akan macet di jam pagi.
"Kak, kita pakai jalan alternatif aja gimana?" Tawar Gisa
"Hah? Bisa sih. Memang lo tau?"
"Hm"
Gisa langsung memutar setirnya ke kiri dan langsung masuk ke area gang sempit. Dery terkejut ketika Gisa tiba-tiba memutar setir, ia langsung berpegangan pada seatbeltnya.
"Gisaa!!"
Gisa tetap fokus ke depan, menginjak pedal gasnya lebih dalam. Sedangkan Dery was-was jika kejadian buruk menimpa mereka, bagaimanapun ini jalan satu jalur yang tidak bisa di lewati dua mobil. Nafas Dery bahkan sampai tertahan ketika Gisa melewati jalan yang sempit. Setelah ini mungkin Dery tidak akan mengiyakan saran Gisa untuk memilih jalan alternatif jika Gisa yang menyetir.