Hari itu, setelah membayarkan tagihan minuman dan makanan di kafe Dery kembali ke meja untuk berpamitan pulang dengan teman-temannya.
"Gue balik duluan ya. Ada urusan habis ini, kalau ada tugas lagi kabarin aja"
"Lah udah balik aja lo Han? Masih juga siang" sahut teman satu kelompoknya
Siang definisi teman-teman Dery itu jam 6 malam, bukan siang yang sebenarnya.
"Serah lo deh. Gue udah bayarin bill nya, gue cabut dulu. Bye" jawab Dery
Ekspresi senang teman-teman Dery tidak bisa disembunyikan, mereka bersorak dan mengucapkan terima kasih pada Dery ketika laki-laki itu mulai meninggalkan kafe. Dery melambaikan tangan pada teman-temannya sambil berjalan ke depan.
Dery pulang lebih dulu karena malam ini memang ada agenda latihan dan mungkin latihan lagu baru yang mereka buat waktu itu. Ia cukup antusias karena hasil nekat buat lagu ternyata gak mengecewakan. Karena lagu baru yang mereka buat akan di bawakan ketika kompetisi.
Seperti biasa kampus sudah mulai sepi karena memang sudah hampir malam, walau memang di area depan kampus banyak orang. Tapi area studio pasti sudah sepi, walaupun memang setiap saat area sana pasti sepi. Namun, selama setahun ini Dery gak pernah mengalami hal aneh seperti yang Thio khawatirkan tentang Gisa. Semua aman dan baik-baik saja ketika melewati jalan itu.
Saat Dery berpikir jika jalan menuju studio aman, suara nyaring langsung mengejutkan Dery. Ia yang tinggal beberapa langkah lagi menuju belokan terakhir menuju studio langsung berhenti sesaat.
Suara nyaring itu terdengar aneh di telinganya, seperti suara petasan tapi Dery yakin bukan itu. Dery memperhatikan keadaan sekitar dan berhati-hati. Ia mulai jalan perlahan menuju persimpangan jalan untuk memastikan lebih lanjut.
Dery terkejut bukan main, ketika saat itu ia melihat Gisa dengan pistol ditangannya. Pistol itu masih mengarah ke arah lawannya. Disana juga ada Jendra yang sudah luka parah.
"Oh sh*t"
Dilihat gerombolan orang-orang itu pergi saat Gisa terlihat mengancam. Setelahnya Gisa langsung membantu Jendra masuk ke dalam mobil. Dery bersembunyi ketika mobil Gisa melewatinya. Entah kenapa Dery takut melihat Gisa seperti itu, seperti lain Gisa yang lugu dan polos yang ia kenal.
Hari itu atau tepatnya malam itu Dery tahu jika Gisa dan Jendra selama ini berbohong bagaimana cara mereka melepaskan diri dari kucay dan gengnya.
***
Ini sudah sejak tiga bulan terakhir akhirnya Gisa pulang ke rumah. Dulunya Gisa selalu pulang setiap 2 minggu atau satu bulan sekali ia selalu ke rumah orang tuanya. Tanpa paksaan atau agenda khusus, tapi malam ini dia di paksa datang.
Kedatangan Gisa sudah sambut dengan jajaran pelayan yang bekerja di rumahnya, mereka sudah berbaris bahkan sebelum ia keluar dari mobil. Para pelayan di rumahnya membungkukkan badan menyambut kedatangan Gisa.