"Sorry Gis, gue gak bisa bantu" ucap Thio malam itu sebelum laki-laki pulang.
Gisa pikir dengan Thio bicara dengan Kakek dan Maminya, ia punya kesempatan untuk bergabung dengan yang lain untuk kompetisi besok nyatanya ekspektasi itu terlalu tinggi. Nyatanya. Kakeknya pun tidak bisa membantu, karena Maminya dengan tegas menolak. Gisa hanya diam, masih berpikir apa yang bisa ia lakukan.
"Jangan berpikir untuk kabur Gisa, untuk hal remeh itu" ucap Maminya ketika masuk ke kamar Gisa
Gisa menatap Maminya tanpa ingin menjawab, semua kuasa di rumah ini milik Maminya. "Kamu harusnya mengerti Gis, kenapa Mami larang kamu untuk keluar. Mami gak perlu jelasin kan"
"Mami terlalu posesif, aku baik-baim aja Mi. Selama diluar, aku aman"
"GISA!"
"Mami yang terlalu posesif sama aku, sedangkan Cherish Mami biarkan dia bebas"
"Gisa, Mami kira kamu mengerti situasi kamu. Ternyata kamu masih belum mengerti"
"Aku coba menuruti Mami dan mengerti Mami, tapi sepertinya Mami yang gak mengerti aku. Aku baru aja punya teman dan bisa merasa jadi Gisa versi aku. Aku bahagia Mi bisa seperti itu. Mami gak akan bisa mengerti gimana jadi aku kalau gak pernah di posisi aku" mata Gisa memanas setelah mengucapkan rentetan kata itu
"Kamu juga gak akan mengerti bagaimana di posisi Mami Gis, setiap waktu Mami selalu mengkhawatirkan kamu Gisa. Mami gak pernah tenang kamu di luar sana. Mami mengawasi kamu dan mencari tahu bagaimana kamu di luar sana, bukan untuk mendikte hidup kamu. Mami bahagia ketika melihat kamu bisa bertemu orang-orang baik dan punya pertemanan yang kamu inginkan. Tapi memastikan kamu aman itu menjadi prioritas nomor satu, Mami gak bisa kehilangan kamu Gisa. Mau kamu mengerti apa tidak, satu hal yang Mami mau bilang ke kamu bahwa Mami gak pernah berniat untuk menjauhkan kamu dari kebahagiaan milikmu Gisa."
Bukan hanya Gisa yang terluka karena Maminya, tapi Maminya juga terluka karena Gisa yang belum bisa memahami alasannya. Wanita dewasa itu keluar dari kamar Gisa dengan rasa kecewa, kecewa karena Gisa belum mengerti dan kecewa karena tidak bisa memberikan kehidupan yang anaknya inginkan.
***
"Kamu harus tahu batasan Thio, jangan pernah ikut campur dan mengurusi kehidupan pribadi orang lain" peringati Ayahnya ketika mereka tiba di rumah dengan posisi masih di dalam mobil
"Gisa yang minta tolong ke aku Yah"
"Jangan bohongi diri kamu sendiri, walau Gisa yang meminta tapi dari diri kamu sendiri juga ingin melakukan hal itu kan" jawab Altair
Thio tidak bisa mengelak, apa yang diucapkan Altair benar. Ia meminta izin pada kakek dan ibu Gisa karena dia memang menginginkan Gisa bisa bergabung besok.