Gisa sebetulnya tidak benar-benar setuju untuk ikut proker rahasia yang Joshua bilang, walau proker itu memang cukup menarik perhatiannya. Tapi satu sisi, dia ragu apa proker itu benar-benar ada karena selama ini belum ada yang pernah menjalankannya. Namun berhubung ia sudah bilang pada Kasandra punya proker sama Joshua jadi sekalian saja Gisa setuju.
"Gisa" seru Joshua
Gisa dan Joshua sebelumnya sudah membuat janji untuk bertemu selepas kelas Joshua selesai. Joshua berlari ke arahnya menerobos mahasiswa yang ada di koridor.
"Lama ya?"
Gisa menggeleng, "Nggak kok"
"Lo seriuskan mau gabung?"
Gisa mengangguk ragu, "Gue lihat dulu"
"Lo harus yakin, karena ini proker rahasia. Orang luar gak boleh tau"
Gisa meneguk air liurnya, "Josh, ini bukan proker aneh-aneh kan"
Joshua menggeleng, "Ya nggak lah, ayo ikut gue"
Joshua jalan mendahului Gisa, laki-laki itu menunjukkan tempat yang harus mereka datangi. Gisa menarik nafasnya panjang sebelum akhirnya mengikuti Joshua dari belakang. Ia berharap proker ini bukan hal yang aneh seperti apa yang ia pikirkan saat ini.
***
Joshua menuntunnya hingga berada di lokasi kampus yang paling ujung dan paling jarang dilewati mahasiswa, hal ini membuat Gisa semakin ketakutan. Ia ingin berputar balik tapi, Joshua terus menoleh padanya seakan menjerat Gisa untuk tidak pergi.
Sampai di depan sebuah ruangan, Joshua langsung memutar knop pintu. Gisa terdiam di tempat, ia takut karena tempat ini sangat sepi dan tidak orang.
"Gu-gue gak bisa" ucap Gisa terbata-bata
Joshua membalikkan badan, raut wajah Joshuo tiba-tiba berubah menjadi datar.
"..sorry" ucap Gisa
Gisa ingin kabur, tapi Joshua dengan cepat menahannya.
"Kenapa sih Gis?"
Gisa berusaha melepaskan cengkaraman tangan Joshuo di pergelangan tangannya.
"Lepasin gue" ucap Gisa sedikit bergetar
Joshua yang melihat Gisa langsung melepaskannya saat itu juga. Ia langsung paham seketika, Gisa ketakutan karenanya.
"Gue gak maksud aneh-aneh" ucap Joshua mendekat
Gisa mundur, terlihat masih ketakutan.
"Josh, kenapa?"
Datang laki-laki lain dari dalam ruangan itu. Hal ini semakin membuat Gisa ketakutan. Laki-laki itu melihat ke arah Gisa dan tersenyum ramah kepadanya.
"Oh, Gisa sudah datang. Kenapa gak masuk?" Tanya Laki-laki itu
Gisa menggeleng, "Gak. Gue mau mundur"