Dery mendadak berhenti dan juga bersamaan menarik Gisa yang masih terus berlari. Gisa yang di tarik secara tiba-tiba terhuyung ke belakang.
"Kak, kenapa berhenti lari. Kita harus lari" ucap Gisa
"Kita atau lo doang?"
"Huh?"
"Lo kenapa sih lari segala? Mereka siapa dan mau apa sama lo?"
Gisa melihat ke belakang, orang-orang itu semakin dekat dengan Gisa.
"Gue jelasin, tapi nanti"
"Gisa, lo jangan-jangan.."
Gisa sudah kepalang kepepet langsung mendorong masuk ke ruangan yang ada di dekat mereka. Ia langsung mengunci ruangan itu agar para pengawalnya tidak mengetahui keberadaannya. Nafas Gisa terdengar sangat berat karena sejak tadi berlari.
"Gis-"
"STOP! NANTI GUE JELASIN KAK" bentak Gisa
Dery langsung mengulum bibirnya dan menutup mulut. Emosi Gisa tampaknya sudah memuncak pikir Dery. Melihat Dery yang terdiam, membuat Gisa merasa bersalah karena membentaknya.
"Gue bakal jelasin, tapi harus tetap kak Dery rahasiain termasuk ke Kak Thio, Joshua, dan Jendra. Gak ada boleh yang tau"
"Gis... lo bukan-"
"Bukan apa? Kak Dery jangan mikir aneh-aneh" potong Gisa sebelum Dery dapat menyampaikan maksudnya
"Achalendra, lo anak pemilik rumah ini kan" ucap Dery
Dery sudah merasa familiar dengan nama Achalendra ketika ibunya memberitahu jika acara yang mereka datangi adalah acara dari keluarga besar Achalendra. Tapi saat itu Dery hanya berpikir jika siapapun bisa memiliki nama Achalendra termasuk Gisa.
Selain itu semua tentang Gisa memang misterius untuk Dery, itu dimulai sejak ia melihat Gisa menggunakan pistol beberapa waktu lalu.
"Kak Dery sejak kapan tau?"
"Waktu ngeliat lo di tempat ini"
"Tolong rahasiakan soal ini"
Dery memiringkan kepalanya, "Gue lihat saudara lo bangga memperkenalkan diri sebagai bagian dari Achalendra"
"Kak Dery tau tentang keluarga aku sejauh apa?"
Dery menggeleng, "Gue gak cari tahu soal keluarga lo, tapi sejak datang nyokap gue ngenalin gue ke keluarga besar lo. Tapi... kenapa lo gak disana? Kenapa justru di kejar-kejar"
Sejak tiba di acara keluarga Achalendra, Ibu Dery gencar memperkenalkan Dery keluarga besar Achalendra. Tidak tahu apa tujuannya, tapi setiap Dery diajak sebuah acara ibunya selalu memperkenalkan Dery ke teman atau kolega bisnisnya.
Gisa menggigit bibir bawahnya, "Gue harusnya memang gak keluar dari kamar gue Kak"
"Hah?"
"Mungkin beberapa hari atau... minggu gue gak bisa datang ke kampus. Tolong Kak Dery, anggap Kak Dery gak pernah tahu dan anggap ini juga gak pernah terjadi" uacp Gisa sambil menangkup tangan kanan Dery.
"Gisa sebenarnya ada apa?"
"Gue gak bisa jelaskan ka, tapi tolong Kak Dery pura-pura nggak tau siapa aku"
"Kenapa gue harus pura-pura?"
Dery bisa mengiyakan permintaan Gisa namun ia perlu alasan untuk menutupi itu semua. Alasan yang masuk akal yang buat Dery bisa juga melindungi Gisa, bukan hanya diam.
"Demi keselamatan gue Kak, dengan siapapun gak tahu gue itu buat gue aman"
Dery mengerutkan keningnya, "Bukannya lo justru aman dan gak akan ada berani buat mencelakai lo kalau mereka tau lo cucu presiden?"