Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jeremy mengerutkan dahinya ketika melihat mobil asing terparkir di rumahnya. Ini bukan mobil ayahnya ataupun ibunya, apalagi mobilnya. Jeremy terkejut ketika mobil itu mengeluarkan suara.
"Ngapain lo?" Tanya Jendra
"Mobil ini punya lo?"
"Nggak"
"Punya siapa?"
"Gisa. Awas gue mau berangkat"
Jeremy langsung menahan lengan Jendra, "Kenapa bisa jadi sama lo"
"Dia nyuruh gue bawa, waktu ngantarin di pulang" jawab Jendra
"Lo sama Gisa pacaran??!!"
Jendra menepis tangan Jeremy yang menghalanginya, "Bukan urusan lo."
Jendra melengos pergi begitu saja walau Jeremy terus menghujani pertanyaan.
"JEN!!" Teriak Jeremy memanggil Jendra yang terus mengabaikannya hingga Jendra benar-benar pergi.
***
Jendra sepanjang jalan berpikir keras harus bagaimana ia bertemu Gisa. Yang terjadi semalam itu di luar kendalinya dan Gisa. Ia tidak bisa melihat Gisa hanya sebatas rekan timnya lagi. Karena siapa melakukan hal itu pada rekan timnya.
Tapi jika di bilang apakah Jendra suka pada Gisa. Ia tidak bisa juga menjawab, karena terlalu dini jika di bilang suka tapi terlalu jauh yang ia lakukan jika tidak punya perasaan spesial pada Gisa. Semua masih abu-abu untuk Jendra.
"Santai aja Jendra. Lo jangan malu-maluin lagi" gumam Jendra pada dirinya
Tiba di rumah Gisa, Jendra tidak langsung keluar untuk menemui perempuan itu. Jantung berdetak kencang ketika harus mengingat yang terjadi tadi malam.
"Sialan" umpatnya
Jendra memaksa dirinya untuk terlihat biasa saja walau hatinya sudah tidak karuan rasa. Ia segera keluar dari mobil untuk menemui Gisa yang seperti masih bersiap-siap di rumah.
Jendra tiba-tiba tertawa sendiri dengan tindakannya. Dia seperti pacar yang sedang menjemput kekasihnya sekarang.
"We aren't on dating, right?" gumam Jendra
"Siapa yang dating?"
Jendra terperanjat melihat Dery yang sudah di sampingnya.
"Ngapain lo disini bang?"
"Lo juga ngapain? Mana keluar dari mobil Gisa" ucap Dery
