prolog

220 7 0
                                    

"Aduh" gadis kecil itu kesakitan. Sepertinya anak anak itu telah menyakitinya.

Mereka tertawa. "Makanya, jangan sok-sok an. Kamu memang kaya raya. Tapi, kamu harus ingat.. bukan cuma kamu orang yang berkuasa disini." Mereka meninggalkan gadis itu disudut kamar mandi. Beberapa bagian tubuhnya biru. Dan yang lain bengkak.

"Kenapa mereka selalu iri pada ku? Bukan aku yang menginginkan itu. Kehidupan ini begitu pahit."

"Hidupku lebih pahit, nona."gadis berkacamata itu mencuci tangannya di wastafel.

"Jangan ikut campur, Ter. Nanti kita kena masalah." Bisik yang gendut.

"Tidak apa, Tania. Teresa tidak bersalah." Tiffany sudah bangkit, walau sulit untuk berdiri.

Dua gadis itu terbelalak. "Kau tau nama kami?!"

"Ya, tentu. Kau Teresa.. kau adalah anak jenius disekolah ini, kau sangat pintar dan berbakat. Sedangkan kau Tania. Kau sangat hebat dalam bidang bahasa."

"Huwaaa, akhirnya ada yang mengetahui keberadaan kitaa" Tania memeluk Teresa sangat erat.

"Ouch, lepas Tan, lepass! Aku... bis..a... matihh"

Tiffany tertawa. Tania melepas pelukannya. "Apa yang lucu?"

"Kalian lucu. Mau kah kalian jadi teman ku?"

"Tapi Tiff, kau sangat disegani. Kenapa harus kami yang jadi temanmu?" Tanya Tania polos.

"Karena mereka tidak seperti kalian."

Dua gadis itu saling berpandangan. "Sekarang kita bukan double T lagi, Ter. Tapi, Trio T." Tania memeluk Tiffany dan Teresa.

"Trio T. Tiffany, Teresa dan Tania." Mereka mengucapnya bersamaan.

suatu pemandangan indah saat mereka baru duduk dibangku sekolah dasar.

Ini adalah awal dari segalanya. Baru awalnya.

*

Haii. Semoga kalian tidak bingung. Akun ku yang kemarin aku lupa pass nya. Ceroboh ya? Gapapa deh. Aku buat lagi ini. Maaf ya, cerita aku disana ga bisa dilanjut.

Bagi yang udah mau baca, makasih.

PythagorasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang