Epilog

94 2 0
                                    

Author Pov.

Dering telfon dari ponsel Tania memecahkan keheningan dirumahnya. Tania berlari menyambar ponselnya di atas sofa, tapi terlambat.

"Hallo, ini siapa ya? Kalau anda mau menawarkan jasa asuransi itu tidak perlu, saya dan istri saya sudah punya tiga asuransi. Kalau anda adalah penyedia jasa selingkuh, anda menelfon diwaktu yang salah!" Tania menelan salivanya. Suaminya ini benar benar cemburuan sekali. Selalu saja seperti ini.

Suami? Ya, tiga tahun lalu Tania menikah dengan Rio. Rio? iya, masih ingat kan dengan laki laki yang dulu Tania benci? Sekarang, Tania sangat.. sangat.. sangattt mencintainya. Namanya juga cinta, jalan ceritanya tidak terbaca.

Terdengar suara tawa kencang dari seberang telfon sana. Dan itu suara perempuan. Suara yang selama ini Tania jarang dengar.

Tiffany.

Tania dengan cepat merebut ponselnya kembali.

"Tiff? ini elo??? Seriusan??"

"Iya Taniaaaa, ini guee. Ah, yaampun. Rio bener bener yaa. Sekarang gue percaya kata kata lo Tania. Gue ga nyangka, gadis kelebihan-"

"Gue udah berubah dari 10 tahun lalu! Gue bukan lagi gadis gendut dengan pipi chubby Tiffany Zall Wehon! Astagaa!" Tiffany tertawa keras.

"Iya.. iyaaa ibu mudaa. Apa kabarnya Dika-arta-naovalindra? Si baby kecil keponakan gue tersayang?" Tania memutar bola matanya.

"Jangan misah misahin nama anak gue Tiff. Namanya Dikaartanaovalindro! Jangan dipisah pisah deh."

Tiffany tertawa lagi. Sepertinya menelfon Tania membawa rasa humor bagi dirinya. "Please deh, itu bukan salah guee. Siapa suruh nama anak lo panjang terus ga dikasih spasi gitu? Suami lo selain over protektif dan cemburuan, suami lo juga aneh banget. Masa ngasih nama anak aneh gitu. Kan kasian gurunya entar!" Rio merebut ponsel Tania kembali.

"Heh, berisik lo! Anak anak gue! Suka suka gue lah mau kasih nama apa! Lagian itu warisan keluarga nama kek gitu!"

"Lu ga berubah berubah ya Rio! Udah jadi bapak bapak masih aja nyolot.. Bener sih, nama lo juga aneh, Rio.. nal.. le.. lendra ya? Ya gak?" Tiffany tertawa lagi, untuk yang kesekian kalinya.

"JANGAN MISAHIN NAMA GUE KEK GITU TIFFANY ZALL WEHON! AWAS KALAU SUAMI LO NAMANYA ANEH! GUE EJEK SAMPE TUA BANGKA!!" Tania segera mengambil alih ponselnya dan berlari kekamar mandi. Kalau suaminya sudah marah besar kaya gini, Tania harus sembunyi sebelum Rio berubah jadi monster bapak bapak tukang ngomel sana sini.

"Tiff, please deh, gue capek.. lo sama suami gue udah musuhan dua tahun cuma gara gara nama Dika doang." Tiffany mendengus.

"Salah dia.. gue kan mau nama anak lo dari huruf T jugaaa. Tenzie misalnyaa. Lah, dia malah ngasih nama aneh kaya dia! perasaan Jordy, kakaknya namanya ga aneh deh."

"Deuh, iya deh.. yang lagi berusaha deketin Jordy mah bedaaa. Awas Tiff, kakak ipar gue itu sebelas dua belas lho sama Rio. Tapi, gue denger dia udah punya pacar." Tiffany langsung lemas.

"Iya, sayang banget. Padahal gue udah buka hati gue buat dia.. eh, dia udah taken sama yang lain. Hiks." Tania menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Sabar ya Tiff. Lagian, lu kan model internasional, tajir, cantik.. siapa sih yang ga mau sama lo Tiff?" Tania berusaha menghibur sahabatnya itu.

"Yang mau sama gue ribuan Tan." Tiffany terkekeh. "Tapi yang jatuh cinta sama gue tanpa ngeliat itu semua ga ada, Tan." Kini suara Tiffany terdengar rapuh sekali. Wanita itu belum move on rupanya.

PythagorasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang