10. Yang Paling Kuat.

52 3 0
                                    

Tiffany Pov

Aku senang sekali bisa bersama dengan Reisfas dan Erika serta teman temannya. Jelas sekali mereka lebih asik dan yang pasti ga ngacangin aku. Aku bingung kenapa Tere bilang kalau Reisfas tuh jahat dsbnya. Padahal yang aku lihat dia adalah kakak kelas yang bener bener baik.

"Hei, bengong aja Tiff." Grace menyadarkanku.

"Tiff, nanti kami mau jalan jalan, lo ikut ya?" Tuh, aku bilang juga apa. Mereka tuh baik, baru kenal sama aku aja langsung ngajak jalan bareng. Ga kaya Tere dan Tan, mereka selalu asik berdua.

"Tiff? lo masih dibumi? hello? lo mau ikut kita kita apa enggak?" ujar Erika.

"Eh, iya.. iya gue mau kok." ucapku sambil tersenyum pada mereka. Ini pasti menyenangkan.

"Tiff, lo ikut ekskul apa?" kini giliran Reisfas.

"Em, gatau deh, Rei. Gue masih bingung." Reisfas menatap Erika dan aku bergantian.

"Lo mau ga? ikut gue sama Erika di ekskul Cheerleader." Aku terlonjak. Cheers?! yang benar saja.

"Mau ga Tiff? Fikirin aja dulu, ga usah buru buru. Lagian pendaftaran ekskul kita masih buka sampai minggu depan kok."

"Gue.." Dari pada aku satu ekskul sama anak anak ga jelas, mending aku sama Rei dan Rika. "Gue mau kok" jawabku mantap.

Reisfas Pov

Aku tersenyum penuh arti kearah Erika. Ini sangat bagus. Dengan begini, Tiff akan semakin menjauh dari kedua teman tololnya itu.

"Seriusan Tiff? Wah, asik nih ada Tiffany." Vio memang pandai berakting. Untung saja ada mereka semua. Sekarang aku makin bisa menghancurkan Trio T.

"Iya, pasti asik ada lo Tiff" aku memasang senyum palsu. Terlihat jelas bahwa Tiffany sangat nyaman disini. 'Perlahan tapi pasti Tiff, persahabatan lo dan Teresa serta si gendut bakal ancur.'

Dering bel masuk berbunyi. Aku paling membenci itu, itu adalah suara laknat yang membuatku harus kembali berkutat dengan pelajaran.

"Yah, udah bel. Payah ah, padahal belum selesai ngobrol sama Tiff." Aku benar benar kagum pada Vio! Dia sangat pandai berakting. Vio yang ku kenal adalah gadis kejam dan dingin yang bermuka dua. Dan dihadapanku sekarang adalah salah satu topeng Vio.

"Nanti kita kan jalan bareng sama Tiff, Vi. Sabarlah." Ujar Erika.

Kami berpisah dengan Tiffany, yeah dia kelas 10 dan kami semua kelas 12. Erika, Vio, Grace, Dysta adalah sahabat sahabatku. Mereka setia dan tentunya licik serta pintar. Aku tidak hanya akan mengambil Tiffany, tapi aku akan memisahkan mereka semua dengan masing masing jeratku. Dan saat mereka semua sudah dalam gennggamanku, aku akan menghancurkan mereka perlahan lahan. Setelah itu, tidak akan ada lagi yang namanya Trio T!

Tepat sebelum aku masuk kelas, ponselku berbunyi.

Sarah.

"Hallo, Sar."

"..."

"Lo pake cara lo aja."

"..."

"Pastiin dia nempel erat sama lo. Jangan biarin lepas, Sar."

"..."

Pembicaraan itu selesai. Sebentar lagi mereka akan berpisah. Kau akan hancur Tere, kupastikan itu.

-Pythagoras-

Teresa Pov

Aku berulang kali menghela nafas, dadaku sesak seperti ada yang mengganjal. Entah kenapa aku merasa sangat sakit saat melihat Tiff tertawa lepas dengan Reisfas. Cemburu kah? kalau iya, bagaimana para ilmuwan bisa menjelaskan arti cemburu dalam persahabatan? selama ini yang kutahu cemburu hanya ada dalam masalah percintaan. Jadi bagaimana aku bisa cemburu pada sahabatku? ah, maksudku mantan sahabat, mungkin inilah yang terjadi. Aku cemburu saat Tiff dengan yang lain? apa aku seorang lesbian? Tidak, aku tidak mungkin seorang lesbian. Walau tak pernah pacaran bukan berarti aku seorang...

PythagorasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang