Part.22

559 31 21
                                    

Aku pernah gagal pada satu kisah yang tidak lagi bisa aku pertahankan. Untuk sesuatu yang pergi, tidak perlu di halangi. Nikmati langkah kepergian nya dengan ikhlas. Itu jauh lebih dewasa dari pada membenci nya.

.
.
.

Happy Reading.

.
.
.
.
.

Tidak benar-benar sembuh. Karena seperti nya, terlalu banyak luka hingga pada titik tidak bisa merasakan sakit lagi.
Pemuda manis itu terus bergetar hebat dengan tangisan nya.
Pernah mendengar? Bahwa menangis lah bersama hujan. Karena hanya hujan yang mempu menyembunyikan air mata mu.
Seperti yang di lakukan Mingyu sekarang.
Dia menangis dengan keras di bawah derasnya guyuran hujan. Di hadapan makam kedua orangtuanya. Mingyu mengeluarkan sesak yang begitu teramat di sana. Sesak yang berkali-kali Ia pendam.

"Ayah, Ibu. Mingyu Rindu". Lirihnya.

Seakan tidak pernah habis. Luka yang belum sembuh seakan justru bertambah.
Mungkin kah Tuhan begitu membenci dirinya. Hingga orang-orang yang di sayangi nya pun pergi secara perlahan.

.
.
.
.
.

Jaehyun terus menatap keluar jendela kelas.
Paginya begitu buruk hari ini, Rasa khawatir begitu kentara menyelimuti hatinya. Setiap jam mata pelajaran Ia lewatkan begitu saja tanpa memperhatikan sang guru.

Jaehyun menoleh ke samping. Ke arah meja sahabat-sahabat nya. Namun, Eunwoo, Younghoon, Jungkook juga Bambam enggan untuk menatapnya kembali.
Jaehyun memang sudah keterlaluan kali ini. Dan Wajar, jika pada akhirnya mereka pun kecewa pada dirinya. Sama seperti Mingyu.

Jaehyun mengangkat tangan nya.

"Ada apa Jaehyun?". Tanya Sang guru yang sedang mengajar saat ini.

"Bolehkan saya izin pulang? Saya merasa tidak enak badan saat ini". Ucap Jaehyun. Membuat sahabat-sahabat nya menoleh ke arah Jaehyun secara bersamaan.

"Ibu mengezinkan jika memang kamu merasa tidak enak badan, tetapi, silahkan izin ke wali kelas mu terlebih dahulu". Ucap sang Guru.

Jaehyun mengangguk dan mengemasi buku-buku miliknya. Dirinya Bagun dan tidak lupa membawa tas miliknya. Ia kembali menatap satu persatu sahabat nya. Namun, mereka masih bersikap acuh.
Jaehyun menghela nafas berat dan pergi meninggalkan ruang kelas itu.

.
.
.
.
.

Rose sedang berbincang dengan sahabat nya Eunha di lorong toilet sekolah.
Mereka terlihat sangat bahagia sambil tertawa satu sama lain.

"Sekali tepuk, Dua lalat mati dengan sempurna". Ucap Rose.

"Naeun berhasil di keluarkan dari sekolah padahal anak itu baru menyelesaikan masa orientasi siswa nya hahaha. Dan Pada akhirnya, Jaehyun putus dengan Mingyu". Ucap Eunha tersenyum puas.

"Gadis sampah itu memang pantas di tendang dari sekolah ini. Dia menjadi penghalang terbesar untuk aku mendapat kan Jaehyun. Dan lihat, sekarang kita bisa menjalankan rencana selanjutnya. Kau akan mendapatkan Mingyu. Dan aku akan dengan bebas nya mendekati Jaehyun". Rose berucap

Eunha mengangguk.

"Ngomong-ngomong dari mana kau mendapatkan foto-foto Mingyu dengan Hyunbin?". Tanya Eunha.

"Itu masalah mudah untuk ku. Kau tidak perlu tau".

"Tetapi, aku tidak tega melihat Mingyu tadi pagi di perlakukan seperti itu". Sedih Eunha.

"Hey, Butuh sedikit pengorbanan untuk mencapai garis finish. Kita sudah berhasil membuat hubungan mereka kandas. Selanjutnya kita akan memasuki ruang kosong itu. Kau mengerti Eunha?".

To My Youth [ BL 97'L ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang