Part.19

267 21 49
                                        

Pertemuan kita adalah sebuah takdir dari sebuah rencana semesta.

Happy Reading.

.
.
.
.

Chapter ini bakalan panjang lebih dari 2k word.

.
....
.
.
.

Terkadang, mencintai mu adalah sebuah lelah.
Juga sebuah asa yang menyedihkan.
Aku terlihat bahagia dan ceria kata mereka. Namun, tidak semua orang tau, bahwa senyum ku adalah luka ku. Karena,,, sejak dunia ku pergi. Aku tidak pernah baik-baik saja.

.
.
.
.
.

Sabtu sore, Senja meyambut matahari Kembali ke peraduan nya.
Seseorang tengah duduk sendiri di balkon kamar milik nya. Menatap indahnya pemandangan sore menuju malam. Sesekali Ia juga menghela nafas sejenak. Mencoba, membebaskan fikiran nya dengan berbagai masalah yang ada.
Mingyu fikir, semuanya sudah kembali baik. Dengan selesainya masalah antara dirinya dengan Chaeyon. Juga lulus nya Hyunbin dari sekolah.
Nyatanya, masalah lain datang entah dari mana.
Seminggu ini, Mingyu di teror oleh seseorang di sekolah.
Mulai dari yang biasa saja. Hingga masuk dalam kategori exstrem.

Memandang sekeliling.
Rumah mewah ini adalah rumah milik Jaehyun dan orang tuanya.
Sudah hampir 2 bulan Mingyu menempati kamar ini dan rumah ini tentunya. Terkadang, Ia juga sangat merindukan rumah miliknya sendiri. Dan sesekali Mingyu mengunjugi rumah penuh kenangan itu dengan orang tuanya.

"Ayah,Ibu. Ternyata hidup itu sulit yah". Gumam Mingyu. Bibirnya tersenyum, namun matanya menitihkan air mata.

Tanpa Mingyu sadari, Jaehyun memperhatikan Mingyu sedari tadi. Jaehyun ikut sakit melihat kekasihnya kembali murung.

"Gyu". Panggil Jaehyun.

Mingyu menghapus air matanya cepat. Dan membalikan badanya menatap Jaehyun dan tersenyum.

"Iya, ada apa?".

"Mau pergi ke pasar malam?". Tawar Jaehyun ceria. Mencoba menghibur sang kekasih.

"Memang nya ada?".

"Ada, tidak jauh perumahan ini. Bagaimana mau tidak?".

Mingyu mengangguk antuasias.

"Aku akan Menganti pakaian ku terlebih dahulu yah". Ucap Mingyu.
Jaehyun tersenyum dan mengangguk.

"Aku tunggu di bawah yah". Ucap Jaehyun kemudian menutup pintu kamar Mingyu.

.
.
.

Jaehyun membonceng Mingyu dengan sepeda, menikmati udara malam jalanan sekitar perumahan mereka.
Mereka memutuskan untuk mengunakan sepeda, karena Mingyu mengatakan ingin. Dan Jaehyun pun menuruti keinginan Mingyu.

"Ayah sering membonceng aku seperti ini saat aku masih duduk di sekolah dasar. Dia selalu mengantarkan aku dengan sepeda tua nya." Ucap Mingyu tiba-tiba.

"Benarkah? Wah pasti sangat menyenangkan sekali." Jawab Jaehyun.

Mingyu tidak membalas, hanya saja Jaehyun tau Mingyu mengangguk di sana sebagai jawaban.

To My Youth [ BL 97'L ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang