Part 23.

114 8 3
                                    

Salah satu Jalan menuju luka.
Adalah tetap mempertahankan mu. Meski kamu adalah sumber luka yang sebenarnya.

Happy Reading.

.
.
.
.

Berawal dari menerima mu. Aku selalu kagum dengan caramu menjadi baik sebagai manusia.
Berawal dari menerima mu tanpa ada ekspektasi. Aku sejatuh-jatuh nya pada caramu mencintai.

.
.
.
.
.

Entah Mingyu harus bahagia ataupun sedih. Karena, baru saja Ia mendapatkan kabar dari sang Bibi bahwa rumah orang tua nya berhasil terjual.
Di sisi lain, rumah itu adalah satu-satunya peninggalan kedua orang tua nya. Dan rumah itu adalah rumah penuh kenangan masa kecilnya.
Namun, di sisi lain juga. Mingyu membutuhkan biyaya yang tidak sedikit untuk melanjutkan kehidupan nya ke depan.

Mingyu menghapus air matanya dan kemudian kembali tersenyum.
Sekarang Mingyu benar-benar harus mengutamakan dirinya.
Mingyu bergegas bangun dari tempat tidurnya dan bermaksud membersihkan dirinya. Namun, suara ketukan pintu membuatnya mengurungkan diri. Mingyu bergegas dan berjalan membuka pintu kamar kost nya.

Ceklek!!!

"Gyu"...

Mingyu sangat terkejut dengan kedatangan Jaehyun juga teman-teman nya.

"Dari mana kalian tau keberadaan ku?". Tanya Mingyu.

"Gyu maafkan aku". Lirih Jaehyun.

Mingyu berusaha sekuat tenaga untuk tidak menunjukkan air matanya.

"Pulanglah,,, kita sudah tidak ada hubungan apapun lagi Jae". Titah Mingyu.

"Gyu, kita bisa bicarakan ini baik-baik. Kembali lah Ke Jakarta. Setidaknya ada kami di sana. Sedangkan di sini. Kamu sendirian. Kami khawatir Gyu. Tolong jangan seperti ini". Kini Jungkook yang bersuara.

Mingyu tersenyum.

"Maafkan aku, tetapi aku tidak bisa". Mingyu menghela nafas sejenak.

"Aku sudah memutuskan untuk memulai kehidupan baru di sini. Kalian sahabat-sahabat terbaik ku. Tetapi, aku telah lama berfikir. Bahwa, People come and Go pasti akan ada. Baik hari ini, maupun esok. Jadi, mari belajar meninggalkan dan di tinggalkan". Tambah nya lagi.

Younghoon menggelengkan kepalanya. Dia tidak habis pikir Mingyu akan mengeluarkan kata-kata itu dari mulutnya.

"Jadi, menurut mu kami hanya sementara untuk mu dan Kau juga hanya sementara untuk kami? Jadi kau menganggap pertemanan kita selama ini hanya akan berujung pada saling meninggalkan? Apa kami tidak sebegitu berarti nya untuk mu Gyu?". Tanya Younghoon sedih.

Rasanya Mingyu ingin menangis saat ini juga. Namun, keputusan Mingyu benar-benar sudah bulat.

"Sudah merupakan hukum alam dan juga Takdir Younghoon. Kau juga akan sibuk dengan kehidupan mu sendiri setelah ini. Kita semua akan memiliki jalan kehidupan masing-masing bukan?". Ucap Mingyu.

Dokyeom tersenyum kecut di sana.

"Ternyata merupakan kesalahan besar. kita memutuskan untuk ke tempat ini teman-teman". Ucap Dokyeom kecewa dan menatap sedih pada Mingyu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

To My Youth [ BL 97'L ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang