To My Youth [ BL 97'L ]

Part.8

Karena sebuah kepercayaan dalam hubungan lebih dari kata penting.

Happy Reading.

.
.
.

Lebih dari 2k Word. Semoga ngak bosen.

.
.
.

Kamu tau? Dalam sebuah hubungan. Di perlukan untuk saling percaya satu sama lain.
Sebuah kepercayaan adalah hal paling inti saat kita memulai sebuah hubungan.
Cemburu itu wajar. Namun, Saat cemburu itu sudah melampaui batas. Mungkin, perlu jeda untuk merenungi status hubungan itu sendiri.

Percayalah, menjadi dewasa itu sulit. Dimana kamu seharusnya marah. Tetapi, kamu memilih memahami.

.
.
.

Mingyu terbatuk dengan kuat. Kini dadanya benar-benar sesak akibat kepulan asap yang semakin banyak.
Matanya seketika membulat saat menangkap kobaran api di sudut ruangan. Api itu kian menjalar dan membakar sebagian gudang.
Mingyu sekuat tenaga bangkit. Ia melepas Hoodie yang dia kenakan. Mingyu melihat sebotol air di sudut gudang. Dan segera mengambil Air tersebut dan membasahi Hoodie miliknya.

Setelah Hoodie itu basah. Mingyu langsung menutup hidung nya degan Hoodie tersebut. Mingyu tau, ini tidaklah efektif. Namun, tidak ada pilihan lain.
Kakinya melangkah masih mencari jalan keluar di gudang ini.  

"Sial!!!" Runtuk Mingyu saat jendela gudang pun rupanya terkunci dari luar dengan sangat kuat. Mungkin saja sudah di paku dengan kuat.

"Tolong!!! Siapapun di luar tolong aku!!! Uhukkk... Eughhh". Mingyu masih berusaha mencari bantuan sekuat tenaga yang masih tersisa.

Sialnya Ponsel nya tertinggal di perpustakaan. Bersama tas dan juga Laptop milik nya.

.
.
.

####

.
.
.

Di lain tempat Yugyeom terpaksa kembali ke sekolah karena kunci rumah nya tertinggal di loker.
Yugyeom memarkirkan motor miliknya dan segera bergegas menuju loker miliknya di samping kelas nya.

"Loh, Gyeom. Bukankah kau sudah pulang?".

"Hah? Kau  juga kenapa masih di sini?". Bukanya menjawab. Yugyeom malah balik bertanya pada orang di hadapannya ini yang ternyata adalah Dokyeom.

"Aku baru saja dari ruangan Ayah ku. Karena ATM ku kemaren di sita gara-gara nilai ku jelek. Ini baru boleh di ambil lagi." Ucap Dokyeom menunjukkan ATM miliknya.

"Oh, kalau aku mau mengambil kunci rumah. Ayah dan juga Ibu ku sedang tidak ada di rumah. Jadi kunci rumah terpaksa Aku bawa. Tapi malah tertinggal di loker. Sial! Mau tidak mau aku harus kembali ke sini".

Dokyeom tertawa mendengar itu.

"Ada asap!!! Woy..."

"Kebakaran di gudang penyimpanan alat-alat olahraga".

Dokyeom dan Yugyeom membulat kan matanya. Sebagian murid yang memang belum pulang ke rumah berlari menuju gudang tersebut.
Dokyeom dan Yugyeom juga ikut berlari untuk melihat.